Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Angka Penularan dan Pengakuan Pemerintah Belum Bisa Kendalikan Covid-19

Kompas.com - 19/05/2020, 07:05 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto menyatakan, masih ada penularan virus corona di masyarakat yang menyebabkan kasus Covid-19 di Indonesia kembali bertambah.

Berdasarkan data pemerintah hingga Senin (18/5/2020) pukul 12.00 WIB, ada penambahan 496 kasus Covid-19 dalam 24 jam terakhir.

Penambahan itu kini menyebabkan secara akumulatif ada 18.010 kasus Covid-19 di Indonesia, terhitung sejak kasus pertama diumumkan pada 2 Maret 2020.

Baca juga: UPDATE 18 Mei: Ada 18.010 Kasus Covid-19 di Indonesia, Bertambah 496

Hal ini diungkapkan Achmad Yurianto dalam konferensi pers di Graha BNPB pada Senin sore.

"Untuk konfirmasi Covid-19 positif naik 496 orang, sehingga menjadi 18.010 orang," ujar Yurianto.

Data pemerintah memperlihatkan, dari 18.010 kasus positif, terdapat 17.764 yang diperiksa dengan menggunakan metode polymerase chain reaction (PCR).

Selain itu, sebanyak 246 kasus positif lainnya dipastikan berdasarkan pemeriksaan tes cepat molekuler (TCM).

Pasien Sembuh dan Meninggal Dunia

Data yang sama memperlihatkan bahwa ada penambahan 195 pasien Covid-19 yang dinyatakan sembuh dalam sehari.

Baca juga: Perawat Hamil 4 Bulan Berstatus PDP Covid-19, Meninggal Dunia

Mereka sudah diperiksa dengan metode PCR dan hasilnya memperlihatkan dua kali negatif virus corona.

Dengan demikian, total ada 4.324 pasien yang sembuh setelah sempat dinyatakan mengidap Covid-19.

Akan tetapi, kabar duka masih melanda Indonesia dengan masih adanya penambahan pasien Covid-19 yang tutup usia.

Ada penambahan 43 pasien Covid-19 yang meninggal dalam periode 17-18 Mei 2020.

"Sehingga, (totalnya) menjadi 1.191 orang," ujar Yurianto.

Data Spesimen

Yurianto menuturkan, sejauh ini Indonesia sudah melakukan pemeriksaan 190.660 spesimen dari 143.035 orang yang diambil sampelnya.

Baca juga: 90 Pasien di DIY Sembuh dari Covid-19, Positif Tembus 200 Kasus

Dari 190.660, ada 189.575 spesimen yang diambil dengan metode real time PCR dan 1.085 dengan TCM.

Adapun, dari 143.035 orang yang diperiksa, hasilnya ada 18.010 orang yang positif dan 125.025 orang yang negatif virus corona.

Yurianto juga mengungkapkan, pemerintah juga terus berupaya meningkatkan kapasitas tes Covid-19 dengan menambah laboratorium.

Saat ini, sudah ada 66 laboratorium yang digunakan untuk pemeriksaan berbasis PCR.

Selain itu, ada juga 10 laboratorium yang menggunakan metode TCM.

Pasien ODP dan PDP

Menurut Yurianto, hingga saat ini kasus Covid-19 sudah tercatat di 389 kabupaten/kota dari seluruh provinsi di Indonesia.

Baca juga: UPDATE 18 Mei: 190.660 Spesimen dari 143.035 Orang Diperiksa

Data pemerintah juga memperlihatkan bahwa hingga saat ini ada 45.047 orang dalam pemantauan (ODP).

Selain itu, ada 11.422 orang yang berstatus pasien dalam pengawasan (PDP).

Namun, kali ini data pemerintah tidak memperlihatkan penambahan jumlah ODP dan PDP dalam sehari.

Belum Sepenuhnya Bisa Dikendalikan

Dalam kesempatan yang sama, Yurianto mengakui pemerintah saat ini belum sepenuhnya bisa mengendalikan wabah Covid-19.

"Kita masih belum sepenuhnya bisa mengendalikan (wabah) Covid-19 ini. Oleh karena itu, kita jangan mengambil risiko tertular," ujar dia.

Juru Bicara Pemerintah untuk COVID-19 Achmad Yurianto saat memberikan keterangan di Graha BNPB Jakarta pada Senin (11/5/2020).DOKUMENTASI BNPB Juru Bicara Pemerintah untuk COVID-19 Achmad Yurianto saat memberikan keterangan di Graha BNPB Jakarta pada Senin (11/5/2020).
Baca juga: Cemas karena Pandemi Itu Wajar, tapi Perlu Dikendalikan

Karenanya, menerapkan langkah pencegahan penularan adalah hal yang paling tepat dilakukan masyarakat.

Pertama, Yuri mengimbau masyarakat tidak mudik Lebaran atau bepergian ke daerah lain.

Kedua, apabila berada di luar rumah, masyarakat diharapkan lebih berhati-hati, membatasi waktu dan rajin mencuci tangan.

"Mulai sekarang rajin cuci tangan pakai sabun dan air mengalir. Mulai hilangkan kebiasaan menyentuh mulut, hidung, wajah dan sebagainya pada saat kita belum mencuci tangan," kata Yuri.

Kemudian, memakai masker harus menjadi kebiasaan saat individu bepergian ke luar rumah.

Baca juga: WHO: Virus Corona Unik, Bisa Dikendalikan Agar Tidak Menyebar

"Setelah kembali ke rumah, pastikan masker kita ganti dengan masker baru dan segera cuci masker yang telah dipakai," lanjut dia.

Yuri pun mengingatkan masyarakat menghindari kerumunan dan tidak membuat kerumunan di tempat umum.

Terakhir, Yuri meminta masyarakat tidak melakukan kontak dalam jarak sangat dekat dengan orang lain. Jarak yang aman untuk berkontak sosial disarankan lebih dari satu meter.

"Kita sudah memahami betul bahwa penyakit ini tak bisa diselesaikan oleh peran orang lain. Tapi peran kita sendiri. Jika masing-masing sudah bisa berperan dalam suatu sistem, dengan gotong royong maka kita yakin, persoalan ini akan kita bosa selesaikan," tambah Yuri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

Nasional
Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Nasional
KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

Nasional
Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Nasional
Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com