JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyatakan, banyak kurva prediksi Covid-19 di Indonesia yang tak sesuai dengan kondisi riil di lapangan.
Rata-rata kurva yang ada memprediksi jumlah kasus Covid-19 di Indonesia mencapai lebih dari yang terdata saat ini, yaitu 16.006 kasus positif.
Hal itu disampaikan Wiku dalam konferensi pers melalui konferensi video, Kamis (14/5/2020).
"Pemodelan itu tak memperhitungkan perubahan yang terjadi di lapangan. Misalnya hari ini terjadi penurunan tingkat okupansi bed di rumah sakit khusus Covid-19," kata Wiku.
Baca juga: Dampak Covid-19, Pemerintah Prediksi Jumlah Penduduk Miskin Meningkat Jadi 12 Persen
Menurut Wiku, penurunan tingkat okupansi tempat tidur di rumah sakit menunjukkan perkembangan positif dalam penanganan Covid-19.
Kendati demikian, ia mengatakan, pemerintah tetap mewaspadai peningkatan kasus harian seiring meningkatnya jumlah tes Covid-19 dengan metode polymerase chain reaction (PCR) yang dilakukan.
"Kami harus tetap waspada, tetutama atas kemungkinan datangnya gelombang kedua Covid-19 di Indonesia," ujar Wiku.
Adapun, berdasarkan data pemerintah hingga Kamis (14/5/2020) pukul 12.00 WIB, diketahui ada penambahan 568 kasus Covid-19 dalam 24 jam terakhir.
Dengan demikian, hingga saat ini total ada 16.006 kasus Covid-19 di Indonesia, terhitung sejak kasus pertama diumumkan pada 2 Maret 2020.
Baca juga: Prediksi Puncak Pandemi dan Waspada Gelombang Kedua Virus Corona di Indonesia
Hal ini diumumkan Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto dalam konferensi pers di Graha BNPB pada Kamis sore.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan