Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Diminta Tak Sampaikan Narasi yang Kontraproduktif dengan Penanganan Covid-19

Kompas.com - 14/05/2020, 16:29 WIB
Tsarina Maharani,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Protokol komunikasi publik pemerintah dalam penanganan dan pengendalian Covid-19 diharapkan memiliki pesan kunci yang jelas.

Direktur Eksekutif The Political Literacy Institute, Gun Gun Heryanto, meminta pemerintah tidak mengeluarkan narasi yang saling bertentangan dan menimbulkan distorsi di publik.

Menurut Gun Gun, saat ini pemerintah semestinya mengutamakan narasi tentang pembatasan, pengendalian, larangan mudik, dan bantuan.

Baca juga: Pemerintah Putuskan Kapan Relaksasi PSBB Setelah Dapat Gambaran Puncak Covid-19

"Ada empat pesan kunci atau narasi yang jangan diabaikan atau betul-betul menjadi top of mind public dan jangan diganggu dengan bahasa polisemi. Bahasa yang multitafsir," kata Gun Gun dalam diskusi online bertajuk Narasi Komunikasi Publik Pemerintah dalam Penanganan Covid-19 yang digelar FISIP UMJ, Kamis (14/5/2020).

Ia menyarankan pemerintah saat ini fokus menyampaikan empat narasi tersebut kepada publik.

Jika hal tersebut dilakukan secara serius, Gun Gun yakin pemerintah tak perlu menunggu waktu lama untuk kemudian mewacanakan perihal relaksasi atau "the new normal".

"Empat pesan kunci ini saja, kalau benar-benar diresonansikan dan tidak diganggu dengan narasi kontraproduktif, kita bisa optimstis Juni-Juli pemerintah bisa mulai menarasikan the new normal dan relaksasi," ujarnya.

Baca juga: Doni Monardo: Jika Kurva Tak Menurun, Tak Mungkin PSBB Dilonggarkan

Menurut Gun Gun, belum tepat jika pemerintah saat ini sudah berbicara tentang relaksasi. Padahal, di saat bersamaan, kurva penularan kasus Covid-19 masih menanjak.

Ia menilai narasi tentang relaksasi malah melemahkan kebijakan-kebijakan yang sudah dikeluarkan pemerintah sendiri.

Gun Gun mencontohkan soal keputusan pemerintah mengizinkan moda transportasi kembali beroperasi yang dinilai menganggu kebijakan pengendalian dan pembatasan masyarakat.

"Narasi itu terganggu di situ. Pembatasan dan pengendalian harus berujung pada pesan kunci ketiga, yang berkaitan dengan akhir Ramadhan ini, yaitu larangan mudik. Harusnya jadi pesan kunci utama, jangan diganggu dengan narasi-narasi pemerintah yang lain," ucap Gun Gun.

Baca juga: Ini Kriteria Warga yang Dapat Kelonggaran Gunakan Moda Transportasi

Ia pun menegaskan bahwa April hingga Mei ini merupakan fase yang sangat krusial, sehingga pemerintah perlu melaksanakan komunikasi publik secara cermat.

Gun Gun mengatakan narasi dalam komunikasi publik dapat menjadi "senjata penting", sehingga harus dikelola dengan baik.

"Narasi jadi sangat penting, karena menjadi senjata yang luar biasa. Karena itu, harus di-manage. Jika akhirnya bermuara pada public trust, akan menjadi manfaat bagi bersama," kata dia.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ganjar Bilang PDI-P Bakal Oposisi, Gerindra Tetap Ajak Semua Kekuatan

Ganjar Bilang PDI-P Bakal Oposisi, Gerindra Tetap Ajak Semua Kekuatan

Nasional
Nasdem Resmi Dukung Prabowo-Gibran, Elite PKS dan PKB Bertemu

Nasdem Resmi Dukung Prabowo-Gibran, Elite PKS dan PKB Bertemu

Nasional
Ahmad Ali Akui Temui Prabowo untuk Cari Dukungan Maju Pilkada Sulteng

Ahmad Ali Akui Temui Prabowo untuk Cari Dukungan Maju Pilkada Sulteng

Nasional
PSI Daftarkan 10 Sengketa Pileg ke MK, Anwar Usman Dilarang Mengadili

PSI Daftarkan 10 Sengketa Pileg ke MK, Anwar Usman Dilarang Mengadili

Nasional
Golkar Lebih Ingin Ridwan Kamil Maju Pilkada Jabar

Golkar Lebih Ingin Ridwan Kamil Maju Pilkada Jabar

Nasional
Polri Lanjutkan Tugas Satgas Pengamanan untuk Prabowo

Polri Lanjutkan Tugas Satgas Pengamanan untuk Prabowo

Nasional
Menhan AS Telepon Prabowo Usai Penetapan KPU, Sampaikan Pesan Biden dan Apresiasi Bantuan Udara di Gaza

Menhan AS Telepon Prabowo Usai Penetapan KPU, Sampaikan Pesan Biden dan Apresiasi Bantuan Udara di Gaza

Nasional
Terima Nasdem, Prabowo: Surya Paloh Termasuk yang Paling Pertama Beri Selamat

Terima Nasdem, Prabowo: Surya Paloh Termasuk yang Paling Pertama Beri Selamat

Nasional
Partai Pendukung Prabowo-Gibran Syukuran Mei 2024, Nasdem dan PKB Diundang

Partai Pendukung Prabowo-Gibran Syukuran Mei 2024, Nasdem dan PKB Diundang

Nasional
MKMK: Hakim MK Guntur Hamzah Tak Terbukti Langgar Etik

MKMK: Hakim MK Guntur Hamzah Tak Terbukti Langgar Etik

Nasional
Ratusan Bidan Pendidik Tuntut Kejelasan, Lulus Tes PPPK tapi Dibatalkan

Ratusan Bidan Pendidik Tuntut Kejelasan, Lulus Tes PPPK tapi Dibatalkan

Nasional
Surya Paloh Ungkap Alasan Nasdem Tak Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo

Surya Paloh Ungkap Alasan Nasdem Tak Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo

Nasional
Golkar: Belum Ada Pernyataan Resmi Pak Jokowi Keluar dari PDI-P, Kami Enggak Mau 'Ge-er'

Golkar: Belum Ada Pernyataan Resmi Pak Jokowi Keluar dari PDI-P, Kami Enggak Mau "Ge-er"

Nasional
Politeknik KP Sidoarjo Buka Pendaftaran, Kuota Masyarakat Umum 80 Persen

Politeknik KP Sidoarjo Buka Pendaftaran, Kuota Masyarakat Umum 80 Persen

Nasional
Surya Paloh: Nasdem Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Surya Paloh: Nasdem Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com