JAKARTA, KOMPAS.com - Istana mengakui, komunikasi sejumlah menteri Kabinet Indonesia Maju terkait penanganan wabah virus corona (Covid-19) di Indonesia, belum optimal.
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengatakan, masih ada pembantu presiden yang tidak bisa memilah-milah, mana informasi yang masih dalam tahap kajian dan mana informasi yang sudah merupakan keputusan final.
"Ada yang padahal (informasi) itu untuk diskusi di dalam. Tapi keluar," ujar Moeldoko saat berbincang dengan Kompas.com di Kantor KSP Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (12/5/2020).
Baca juga: Warga 45 Tahun ke Bawah Boleh Bekerja, tapi Hanya untuk 11 Bidang Ini
Akibatnya, informasi tersebut menjadi narasi publik sehingga seolah-olah itu menjadi keputusan pemerintah. Padahal, belum tentu menjadi keputusan karena mesti dikaji terlebih dahulu.
Selain itu, ada pula pembantu presiden yang tidak mampu menjelaskan programnya secara komprehensif dan lugas. Hal itu seringkali terjadi dan menyebabkan mispersepsi di publik.
Mantan Panglima TNI itu juga menyinggung beberapa menteri yang dinilai sempat offside dalam menyampaikan pernyataan. Bahkan berbeda dengan pernyataan Presiden Jokowi.
Misalnya soal istilah mudik dan pulang kampung serta soal pebisnis yang diperbolehkan menggunakan pesawat terbang.
"Beliau kan sempat mengatakan bahwa (pesawat komersial diperbolehkan) untuk pebisnis. Nah, kata-kata itu tidak ada sama sekali di sidang kabinet sebelumnya," ujar Moeldoko.
Baca juga: Menhub Budi Karya Bolehkan Pesawat Komersial Beroperasi untuk Pebisnis
"Yang ada itu adalah orang dengan kepentingan khusus, kebutuhan khusus. Ada syaratnya itu lengkap dan jelas," lanjut dia.
Ketika ditanya, apakah menteri yang dimaksud Moeldoko adalah Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Moeldoko enggan menjawab.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.