Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah yang Mencla-mencle dan Penjelasan Istana...

Kompas.com - 14/05/2020, 05:00 WIB
Fabian Januarius Kuwado,
Rakhmat Nur Hakim

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Istana mengakui, komunikasi sejumlah menteri Kabinet Indonesia Maju terkait penanganan wabah virus corona (Covid-19) di Indonesia, belum optimal.

Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengatakan, masih ada pembantu presiden yang tidak bisa memilah-milah, mana informasi yang masih dalam tahap kajian dan mana informasi yang sudah merupakan keputusan final.

"Ada yang padahal (informasi) itu untuk diskusi di dalam. Tapi keluar," ujar Moeldoko saat berbincang dengan Kompas.com di Kantor KSP Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (12/5/2020).

Baca juga: Warga 45 Tahun ke Bawah Boleh Bekerja, tapi Hanya untuk 11 Bidang Ini

Akibatnya, informasi tersebut menjadi narasi publik sehingga seolah-olah itu menjadi keputusan pemerintah. Padahal, belum tentu menjadi keputusan karena mesti dikaji terlebih dahulu.

Selain itu, ada pula pembantu presiden yang tidak mampu menjelaskan programnya secara komprehensif dan lugas. Hal itu seringkali terjadi dan menyebabkan mispersepsi di publik.

Mantan Panglima TNI itu juga menyinggung beberapa menteri yang dinilai sempat offside dalam menyampaikan pernyataan. Bahkan berbeda dengan pernyataan Presiden Jokowi.

Misalnya soal istilah mudik dan pulang kampung serta soal pebisnis yang diperbolehkan menggunakan pesawat terbang.

"Beliau kan sempat mengatakan bahwa (pesawat komersial diperbolehkan) untuk pebisnis. Nah, kata-kata itu tidak ada sama sekali di sidang kabinet sebelumnya," ujar Moeldoko.

Baca juga: Menhub Budi Karya Bolehkan Pesawat Komersial Beroperasi untuk Pebisnis

"Yang ada itu adalah orang dengan kepentingan khusus, kebutuhan khusus. Ada syaratnya itu lengkap dan jelas," lanjut dia.

Ketika ditanya, apakah menteri yang dimaksud Moeldoko adalah Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Moeldoko enggan menjawab.

Ia hanya menyebut, Budi Karya memang baru saja sembuh dari penyakit Covid-19.

"Jadi begitu sembuh, masuk, aktif langsung situasinya seperti ini. Nah, beliau enggak mengikuti proses panjang sebelumnya," ujar Moeldoko.

Pola komunikasi publik para pembantu presiden ini semakin ruwet karena belum seluruh dari mereka memiliki tim internal yang mapan, terutama tim komunikasi publik.

Baca juga: Ahli Psikologi Politik: Penanganan Covid-19 di Indonesia Sama dengan Negara Lain, tetapi...

Pemerintahan Joko Widodo-Ma'ruf Amin periode 2019-2024 ini diketahui baru berjalan sekitar enam bulan sebelum wabah virus corona menerjang pada Maret 2020. Konsolidasi internal kementerian belum sepenuhnya optimal.

"Sehingga seolah-olah, ini piye toh karepnya pemerintah? Mencla-mencle, enggak konsisten. Satu sisi menyelenggarakan PSBB, pada sisi yang lain membuka transportasi. Padahal tidak begitu," ujar Moeldoko.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

TPN Ganjar-Mahfud Sebut 'Amicus Curiae' Bukan untuk Intervensi MK

TPN Ganjar-Mahfud Sebut "Amicus Curiae" Bukan untuk Intervensi MK

Nasional
Percepat Kinerja Pembangunan Infrastruktur, Menpan-RB Setujui 26.319 Formasi ASN Kementerian PUPR

Percepat Kinerja Pembangunan Infrastruktur, Menpan-RB Setujui 26.319 Formasi ASN Kementerian PUPR

Nasional
Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

Nasional
TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

Nasional
Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

Nasional
Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Nasional
Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Nasional
Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

Nasional
Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan 'Amicus Curiae' seperti Megawati

Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan "Amicus Curiae" seperti Megawati

Nasional
Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah 'Nyapres' Tidak Jadi Gubernur Jabar

Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah "Nyapres" Tidak Jadi Gubernur Jabar

Nasional
Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Nasional
Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Nasional
Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com