JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Pusat Pengendalian Operasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Bambang Surya Putra mengakui bahwa masih terjadi egosektoral di internal Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19.
Egosektoral itu salah satunya terjadi dalam hal pengumpulan data pasien yang terkait Covid-19, baik pasien positif, sembuh, meninggal dunia, maupun orang dalam pemantauan (ODP) dan pasien dalam pengawasan (PDP).
"Yang paling sulit (bagi) kami ini adalah adanya egosektoral," kata Bambang di Graha BNPB, Jakarta Timur, Rabu (13/5/2020).
Baca juga: Antara Janji DPR Fokuskan Kinerja Tangani Covid-19 dan Realitanya...
Bambang mengatakan bahwa para tenaga medis di internal Gugus Tugas berupaya untuk melindungi data pasien Covid-19.
Hal itu dilakukan demi mematuhi amanat yang tertuang dalam Undang-undang Kesehatan.
Namun, di sisi lain, Gugus Tugas juga perlu menghimpun update data pasien Covid-19 secara cepat setiap harinya.
Untuk menghasilkan data yang akurat diperlukan informasi mendasar mengenai data pasien, dan apakah pasien tersebut masuk kategori positif, sembuh, meninggal dunia, ODP atau PDP.
Baca juga: Sebaran Pasien Covid-19 Meninggal hingga 12 Mei, Terbanyak Masih di DKI Jakarta dan Jawa Timur
Di situlah, kata Bambang, terjadi negosiasi data yang tidak mudah.
"Dengan posisi seperti itu tidak mudah untuk kita melakukan negosiasi pengiriman data supaya kita bisa membantu untuk merekap," ujar dia.
Bambang mengatakan, tersebarnya informasi mengenai pasien positif Covid-19 pertama yang tinggal di Depok, Jawa Barat, saat itu, menyebabkan trauma bagi tenaga medis dan non medis di Gugus Tugas.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.