Kebetulan pula sepasang putra-putri mereka juga mencalonkan diri sebagai calon legislatif dari Partai Gerindra. Andika Pandu Puragabaya dan Ardya Pratiwi Setiowati, masing-masing mencalonkan di D.I. Yogyakarta dan Ciamis, Kuningan (Jawa Barat). Kini, keduanya telah duduk sebagai anggota DPR RI 2019-2024.
“Bila saya dan suami datang ke satu pelosok di tanah air, maka kedatangan kita disambut ribuan orang di luar ekspektasi. Sepertinya yang datang betul-betul Pak Prabowo atau Pak Sandi. Dengan semangat dan muka yang cerah, mereka hadir berduyun-duyun di lapangan. Dan itu pun kadang membuat kita yang datang terkaget-kaget... Pak Djoko Santoso akan menutup rangkaian kampanye ini dengan berada di wilayah Indonesia Timur. Kami sudah berjanji dengan masyarakat di sana, karena Bapak dulu pernah menjadi Panglima Kodam XVI Pattimura (2002-2003) dan waktu itu ikut menjadi juru damai konflik Ambon. Banyak yang kangen ingin bertemu,” demikian tuturan Bu Angky di buku itu.
Pak Djoko Santoso adalah adik angkatan Pak Prabowo Subianto d AKABRI. Beda angkatannya hanya satu tahun, sehingga sampai saat ini kedekatan bagai saudara sedarah itu masih sering terlihat.
“Itu yang saya ketahui sejak dulu (1988) ketika suami saya menjadi Wakil Komandan Batalyon Infanteri Linud 328 Kostrad di Cilodong dan Pak Prabowo adalah komandannya. Kami menjadi dekat sejak saat itu,” demikian ditulis Ibu Angky dalam buku itu.
Jasmin K. Setiawan (65), Ketua Harian Koperasi Garudayaksa Nusantara (KGN) dan salah satu pengurus dalam DPP Partai GERINDRA, mengenang almarhum Pak Djoksan sebagai jenderal yang rendah hati, mau berdiskusi dengan siapa saja dan cinta pada perkembangan olahraga tanah air.
“Pak Djoksan beberapa kali berdiskusi dengan saya tentang ini. Serius. Mungkin karena tahu saya mantan atlet,” kenang Ibu Jasmin.
Sedangkan dalam kenangan Sjamsiah Achmad (87) mantan anggota Komisi Kebenaran dan Persahabatan (KKP) Indonesia-Timor Leste (2005-2008), jenderal yang terkenal apik menyelesaikan konflik Ambon ini adalah orang yang tulus dan ikhlas.
“Banyak kenangan, terutama ketika kami semua harus melaporkan hasil temuan terkait Indonesia-Timor Leste kepada almarhum yang ketika itu adalah Panglima TNI,” kata Ibu Sjam.
Dalam usia Ibu Sjam sekarang dan tapak kehidupan panjang yang dilalui, ia mengaku bisa segera menilai apakah seseorang menjalankan jabatannya dengan tulus atau tidak.
“Dalam pertemuan pertama kami dan sampai selanjutnya, saya segera tahu Pak Djoko Santoso orang yang tulus dan ikhlas. Semoga Allah lapangkan jalan dan menjaga beliau selalu dalam perlindunganNya,” kata Ibu Sjam yang pernah menjadi Asisten Menteri Peranan Wanita di masa pemerintahan Presiden Soeharto.
***
Apa yang bisa menjaga manusia di dalam kehidupan setelah ia berpulang? Amal baik, pengabdian, kejujuran dan ketulusannya. Jenderal Djoko Santoso dicatat banyak orang untuk semua itu.
Selamat jalan, Jenderal...
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.