JAKARTA, KOMPAS.com - Empat anak buah kapal (ABK) Indonesia yang meninggal dunia di kapal asal China baru-baru ini, tidak diketahui penyakitnya hingga saat ini.
Keempat ABK malang tersebut bernama Sepri, Muh Alfatah, Ari dan Effendi.
Kuasa hukum para ABK Pahrur Dalimunthe mengatakan, sebelum meninggal dunia, mereka mengalami gejala yang serupa. Antara lain terjadi pembengkakan pada tubuh.
"(Meninggal dunia) disebabkan oleh penyakit misterius yang memiliki ciri-ciri sama, yakni badan membengkak, sakit pada bagian dada dan sesak nafas," ujar Pahrud dalam keterangan pers, Minggu (10/5/2020).
Baca juga: Kemenaker Sebut Peristiwa Pelarungan ABK Pernah Terjadi Sebelumnya
ABK yang meninggal dunia pertama, yakni Sepri dan Alfatah. Tepatnya pada Desember 2019.
Sepri meninggal dunia di Kapal Long Xing 629.
Sementara, Alfatah meninggal dunia di Kapal Long Xing 802. Sebab, sebelum meninggal, kapten kapal memindahkannya dari kapal tempat Sepri meninggal dunia.
"Sepri dan Alfatah mengalami sakit selama sekitar 45 hari sebelum meninggal dunia," lanjut Pahrur.
Baca juga: Greenpeace dan SBMI Kritisi Rencana Pemerintah Perketat Aturan ABK
Kapten kapal itu pun melarung jenazah mereka di tengah laut tepat di hari meninggal dunia.
Rekan ABK sesama WNI pernah meminta kapten kapal untuk bersandar di Samoa agar Sepri dan Alfatah dirawat di rumah sakit setempat. Namun, permintaan itu ditolak.
Kapten kapal justru memberikan obat-obatan dengan label bahasa China kepada mereka. Pahrur menduga, obat yang diberikan sudah kadaluwarsa.
Hal yang lebih ironis, rekan Sepri dan Alfatah juga sempat meminta ke kapten kapal untuk menyimpan jenazah rekannya di ruangan pendingin agar dapat dibawa pulang ke Indonesia. Tapi permintaan itu kembali ditolak.
Baca juga: Meninggal Dunia, ABK yang Kerja di Kapal Long Xing 629 Idap Pneumonia
"Para ABK Indonesia telah meminta jenazah rekan mereka disimpan di tempat pendingin dulu agar dapat dibawa pulang ke Indonesia. Namun, kapten kapal menolak dan justru melarung jenazah tersebut ke tengah laut," tutur Pahrur.
ABK Indonesia yang meninggal dunia setelahnya, yakni Ari. Namun, ia meninggal dunia di Kapal Tian Yu 8.
"Ari ini mengalami sakit yang sama selama 17 hari sebelum akhirnya meninggal pada 30 Maret 2020," ujar Pahrur.