JAKARTA, KOMPAS.com - Program Manager Union Migrant (UNIMIG) Indonesia di Taiwan, Yuherina Gusman mengkritik respons pemerintah RI dalam menangani persoalan yang dihadapi para pekerja migran Indonesia (PMI) di Taiwan.
Yuherina menilai respons pemerintah Indonesia lebih lambat dibandingkan Departemen Tenaga Kerja dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Taiwan.
"Dari pengalaman kami sejauh ini yang responsnya cepat dan yang banyak memberikan bantuan itu kalau enggak dari Depnaker Taiwan, dari LSM Taiwan, nah jadi dari pemerintah sendiri kami merasakan responsnya kurang cepat," kata Yuherina dalam sebuah diskusi, Sabtu (9/5/2020).
Baca juga: 34.000 Pekerja Migran Akan Pulang ke Indonesia, Ini Langkah Pemerintah
"Walaupun pada akhirnya direspons, tetapi biasanya lebih ke hal-hal yang sifatnya birokratik," sambung dia.
Yuherina mencontohkan, pihaknya bersama LSM lokal pernah menyelamatkan anak buah kapal (ABK) di suatu daerah di Taiwan.
Sama dengan yang terjadi di kapal China baru-baru ini, ABK asal Indonesia itu juga diduga mengalami pelanggaran HAM seperti kelebihan jam kerja, gaji tak layak dan sebagainya.
Menurut Yuherina, saat itu ia sudah menghubungi Kantor Dagang Ekonomi Indonesia (KDEI) di Taipei selaku kantor perwakilan resmi pemerintah Indonesia di Taiwan.
Namun respons KDEI justru sangat lambat.
Baca juga: Pemerintah China Diminta Pastikan Pemilik Kapal Penuhi Hak-hak Pekerja Migran Indonesia
"Yang langsung turun ke lapangan itu justru LSM lokal karena mereka lebih paham situasi di lapangan seperti apa," katanya.
Yuherina berharap ke depannya pemerintah RI bisa lebih responsif dalam menanggapi dan membantu para pekerja migran.
Apalagi di masa pandemi virus corona Covid-19 ini, menurut dia banyak pekerja migran yang terdampak dan membutuhkan bantuan.
"Saya ingin di sini mengimbau terutama kepada Pemerintah Indonesia untuk lebih perhatian lagi dengan pahlawan devisa kita yang tersebar di berbagai tempat di luar negeri," ujar Yuherina.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.