JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Wiendra Waworuntu memprediksi, kelangkaan masker bedah dan N95 akan kembali terjadi jelang puncak kemarau tahun ini.
Pasalnya, puncak kemarau bisa menyebabkan pada kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di sejumlah wilayah.
Masyarakat yang berada di wilayah terdampak karhutla pun akan lebih membutuhkan masker.
Padahal, saat ini masker sangat dibutuhkan petugas medis dalam menghadapi pasien Covid-19, sehingga ketersediannya masih terbatas.
Baca juga: PSBB Jabar Banyak Dilanggar, Pedagang dan Pejalan Kaki Enggan Kenakan Masker
"Asap itu kan (butuh masker) N95, tapi sekarang di masa Covid hanya untuk petugas. Masker bedah juga untuk petugas," kata Wiendra dalam konferensi pers online bersama BNPB, Jumat (8/5/2020).
"Ini akan terjadi kelangkaan," lanjutnya.
Sebagaimana yang disampaikan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), puncak kemarau diprediksi terjadi pada Agustus.
Sementara itu, kata Wiendra, pandemi Covid-19 saat ini masih belum mencapai puncaknya.
Oleh karenanya, bukan tidak mungkin jika ke depan masker menjadi kembali langka karena puncak Covid-19 dan karhutla.
Baca juga: Tanpa Masker, Kemungkinan Pasien Covid-19 Tularkan Orang Lain 75 Persen
"Akan banyak yang menggunakan masker sementara seluru dunia juga berebut masker," kata Wiendra.
Untuk itu, Wiendra mengimbau masyarakat untuk terus berperilaku hidup sehat demi mencegah terjadinya penularan Covid-19.
Ia juga mengingatkan publik untuk tetap menerapkan physical distancing dan rajin mencuci tangan.
Sebelumnya, BMKG memprediksi sejumlah daerah akan mengalami kemarau lebih kering karena kondisi hujan di bawah normal pada musim kemarau 2020.
Kepala Bidang Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca BMKG Miming Saepudin mengatakan, kondisi yang relatif lebih kering itu terjadi di sebagian Pulau Sumatera dan Pulau Kalimantan.
Karena kondisi tersebut, beberapa daerah di Pulau Sumatera, seperti Riau, Jambi, dan Sumatera Selatan rawan mengalami kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
"Daerah rawan karhutla di wilayah Sumatera, yang relatif curah hujannya menengah sampai rendah itu dimulai dari Juni hingga September," kata Saepudin dalam konferensi pers online bersama BNPB, Jumat (8/5/2020).
Sementara itu, Saepudin menyebutkan, daerah di Pulau Kalimantan yang rawan karhutla yaitu Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan.
Baca juga: Tak Pakai Masker, Belasan Warga Banyumas Didenda Rp 10.000
"Untuk wilayah Kalimantan yang perlu diwaspadai antara kisaran Agustus dan September itu curah hujan menengah sampai rendahnya signifikan," kata dia.
Secara umum, ia menyatakan bahwa BMKG memprediksi puncak musim kemarau tahun ini terjadi pada Agustus.
Dia menyebutkan, awan musim kemarau sudah mulai tampak sejak awal Mei.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.