JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Wiendra Waworuntu mengingatkan tentang bahaya terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di masa pandemi Covid-19.
Menurut Wiendra, tingginya indeks standar pencemar udara (ISPU) di suatu daerah berbanding lurus dengan kasus kematian Covid-19.
Hal ini disampaikan Wiendra merespons Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) yang menyampaikan prediksi karhutla akibat puncak kemarau.
"Kalau terjadi kebakaran hutan maka risiko (Covid-19)-nya pasti lebih tinggi. Dan besarnya angka kematian bahwa ini berbanding lurus dengan meningkatnya ISPU," kata Wiendra dalam konferensi pers online bersama BNPB, Jumat (8/5/2020).
"Artinya, kalau bener-bener karhutla itu kemungkinan orang yang ada Covid-19 di situ pasti tinggi juga kasusnya," ujar dia.
Baca juga: Kebijakan PSBB Dinilai Belum Berdampak Cegah Penularan Covid-19
Wiendra mengatakan, yang sangat berbahaya dari kebakaran hutan dan lahan adalah asap yang mengandung udara tercemar.
Hal itu dapat menyebabkan seseorang terserang penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA).
Di masa pandemi Covid-19, keberadaan asap yang mengandung udara tercemar akan berdampak lebih buruk lagi. Sebab, udara tercemar akan memperberat kondisi pasien Covid-19.
"Kalau di masa Covid-19 tentu akan lebih sangat berbahaya," ujar Wiendra.
Baca juga: UPDATE 8 Mei: ODP Covid-19 Kini Berjumlah 244.480 Orang, PDP 29.087
Untuk mengatasi hal tersebut, Wiendra meminta fasilitas kesehatan lebih dipersiapkan, dan para petugas kesehatan ia sarankan untuk lebih mempersiapkan diri.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.