Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Santoso, SH
Sekretaris FSP RTMM Jatim

Sekretaris Federasi Serikat Pekerja Rokok, Tembakau, Makanan, dan Minuman Jawa Timur

Empati untuk Buruh di Tengah Pandemi

Kompas.com - 08/05/2020, 12:36 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

SUASANA Hari Buruh Internasional yang jatuh pada 1 Mei 2020 terasa berbeda. Tahun ini, buruh sedang berada dalam tekanan karena banyak perusahaan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) akibat terimbas pandemi Corona Virus Disease (Covid-19).

Mengutip pernyataan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, di provinsi ini saja ada 5.348 pekerja dari 210 perusahaan terkena PHK dan 32.365 dari 555 perusahaan dirumahkan.

Jumlah ini baru sampai April dan buruh yang akan terkena PHK boleh jadi akan bertambah andai pandemi Covid-19 berlarut-larut.

Kalaupun pandemi berhenti, roda bisnis perusahaan belum tentu berputar kembali. Artinya, PHK sudah pasti bakal berlanjut.

Tak cuma mereka yang kena PHK, buruh yang masih bekerja juga rentan terpapar Covid-19.

Hal ini bukan karena perusahaan yang lalai menerapkan protokol kesehatan seperti yang sudah diatur pemerintah dan Organisasi Kesehatan Dunia.

Namun, ada banyak faktor yang bisa membuat seorang buruh terkena Covid-19, mulai dari lingkungan, atau kontak dengan orang di luar pabrik, atau perilaku yang tidak menaati anjuran pemerintah, seperti mengenakan masker dan menjaga jarak fisik.

Sayang, nasib buruh yang masih bekerja tak kalah tragis dibanding mereka yang kena PHK atau dirumahkan.

Buruh yang berada pada situasi ini acapkali dikucilkan dan dijauhkan dari komunitasnya.

Kita bisa melihat, mendengar, dan membaca informasi bahwa tak cuma yang positif, buruh-buruh yang bekerja pada pabrik di mana terdapat kawannya yang terpapar Covid-19 mulai dari Banten, Jawa Barat, hingga Jawa Timur (terutama Surabaya dan Mojokerto) turut dikucilkan seolah mereka adalah pesakitan atau berbuat kejahatan.

Kita seolah tak mau tahu dan tak mau peduli dengan perasaan para buruh tersebut. Padahal, mereka juga tertekan dan anggota keluarganya terimbas hingga bisa kehilangan pekerjaan serta penghasilan.

Beberapa di antara buruh bahkan ada yang meninggal dunia, bukan karena semata Covid-19, namun akibat stres berkepanjangan yang terus menggerus daya tahan tubuhnya.

Seperti halnya kelompok masyarakat lain, seluruh buruh yang bekerja di pabrik yang beberapa karyawannya pernah terpapar Covid-19 butuh empati.

Mereka adalah korban pandemi yang perlu dukungan, perhatian dan semangat. Bukan semata materi, bantuan juga bisa berupa hal-hal yang bisa menguatkan perasaan.

Terpapar Covid-19 bukanlah sebuah aib karena buruh melakukan hal-hal tercela yang dilarang. Ini adalah sebuah musibah yang harus dihadapi bersama dengan cara gotong-royong dan kekeluargaan, serta saling membantu.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPU Tetapkan Prabowo-Gibran Presiden dan Wakil Presiden Terpilih, Tepuk Tangan Bergema

KPU Tetapkan Prabowo-Gibran Presiden dan Wakil Presiden Terpilih, Tepuk Tangan Bergema

Nasional
Singgung Persoalan Kesehatan, Jokowi: Kematian akibat Stroke Capai 330.000

Singgung Persoalan Kesehatan, Jokowi: Kematian akibat Stroke Capai 330.000

Nasional
Terima Kunjungan Menlu Singapura, Prabowo Bahas Kerja Sama Pertahanan dan Maritim

Terima Kunjungan Menlu Singapura, Prabowo Bahas Kerja Sama Pertahanan dan Maritim

Nasional
KPU Resmi Tetapkan Prabowo-Gibran Presiden dan Wapres Terpilih 2024-2029

KPU Resmi Tetapkan Prabowo-Gibran Presiden dan Wapres Terpilih 2024-2029

Nasional
PKS Datangi Markas Nasdem dan PKB Usai Penetapan KPU, Salam Perpisahan?

PKS Datangi Markas Nasdem dan PKB Usai Penetapan KPU, Salam Perpisahan?

Nasional
Jokowi Tegaskan Tak Bentuk Tim Transisi untuk Prabowo-Gibran

Jokowi Tegaskan Tak Bentuk Tim Transisi untuk Prabowo-Gibran

Nasional
AHY: Mari “Move On” dan “Move Forward”, Pilkada di Depan Mata

AHY: Mari “Move On” dan “Move Forward”, Pilkada di Depan Mata

Nasional
Cak Imin: Sebetulnya PKB Masih Ingin Hak Angket DPR

Cak Imin: Sebetulnya PKB Masih Ingin Hak Angket DPR

Nasional
Pesan Jokowi untuk Prabowo-Gibran: Persiapkan Diri, Setelah Pelantikan Langsung Kerja ...

Pesan Jokowi untuk Prabowo-Gibran: Persiapkan Diri, Setelah Pelantikan Langsung Kerja ...

Nasional
Ganjar-Mahfud dan Puan Maharani Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran

Ganjar-Mahfud dan Puan Maharani Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran

Nasional
Titiek Soeharto-Didiet Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran di KPU

Titiek Soeharto-Didiet Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran di KPU

Nasional
PKS Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran: Kita Ucapkan Selamat Bertugas

PKS Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran: Kita Ucapkan Selamat Bertugas

Nasional
Disebut Sudah Bukan Kader PDI-P Lagi, Jokowi: Ya Terima Kasih

Disebut Sudah Bukan Kader PDI-P Lagi, Jokowi: Ya Terima Kasih

Nasional
Soal Kabinet, AHY: Jangan Bebankan Pak Prabowo dengan Tuntutan Berlebihan

Soal Kabinet, AHY: Jangan Bebankan Pak Prabowo dengan Tuntutan Berlebihan

Nasional
Jelang Ditetapkan sebagai Presiden Terpilih, Prabowo: Rakyat Menuntut Pimpinan Politik Kerja Sama

Jelang Ditetapkan sebagai Presiden Terpilih, Prabowo: Rakyat Menuntut Pimpinan Politik Kerja Sama

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com