JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang perantau asal Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah yang bernama Achmad Toha membagikan kisahnya yang gagal mudik Lebaran akibat pandemi Covid-19.
Toha yang saat ini bekerja sebagai staf marketing salah satu perusahaan penerbitan di kawasan Jakarta Selatan mengaku tak mudik karena mengikuti imbauan dari pemerintah.
Selain itu, orangtua Toha yang tinggal di Desa Giri Tirto, Karanggayam, Kebumen, juga melarangnya untuk mudik tahun ini.
Baca juga: Istana: Mudik Tetap Dilarang!
"Selain dari larangan atau anjuran dari pemerintah untuk memutus rantai penularan Covid-19, saya juga ada larangan dari orangtua saya terutama ibu saya," kata Toha di Graha BNPB, Jakarta Timur, Jumat (7/5/2020).
"Karena saya ada di daerah Jakarta di mana Jakarta masuk ke zona merah (Covid-19) dan penularannya sangat berbahaya," tuturnya.
Toha mengatakan, baik dia maupun orang tuanya khawatir mudik justru akan berakibat pada penyebaran virus corona.
Meskipun mengaku sedih tak dapat berjumpa dengan orangtua di Lebaran tahun ini, namun Toha merasa cukup senang karena teknologi dapat memudahkan ia berkomunikasi dengan orangtua dan keluarga.
"Saya masih bisa berkomunikasi karena media sekarang bisa video call, telpon, bisa digunakan untuk silaturahim bareng keluarga," ujarnya.
Baca juga: Ini Aturan dan Syarat untuk Berpergian Saat Ada Larangan Mudik
Toha pun mengimbau supaya masyarakat juga mematuhi larangan pemerintah untuk tak mudik tahun ini.
Ia yakin, dengan tidak mudik, penyebaran Covid-19 dapat ditekan sehingga mempercepat selesainya pandemi ini.
"Buat temen-temen yang enggak bisa mudik janganlah kalian menganggap bahwa ini sebuah bencana atau gimana, tapi kalau misalnya kalian mudik belum tentu juga kalian diterima di kampung," ujar Toha.
"Daripada kalian jumpa fisik terus membawa bencana buat keluarga lebih baik untuk saat ini bertahan dulu," kata dia.
Baca juga: BPTJ: Pembatasan Mudik Antarwilayah PSBB Bisa Dilakukan dengan Aturan Pemda
Diberitakan sebelumnya, Presiden Jokowi menetapkan larangan mudik bagi seluruh masyarakat perantauan ke kampung halaman masing-masing.
Keputusan itu disampaikan Jokowi saat membuka rapat terbatas di Istana Merdeka, Jakarta, melalui konferensi video, Selasa (21/4/2020).
Jokowi beralasan masih banyak masyarakat perantauan yang bersikeras untuk mudik.
Baca juga: Beda dengan Jokowi, Menhub Sebut Pulang Kampung dan Mudik Sama Saja
Dari data Kementerian Perhubungan, sebanyak 24 persen masyarakat memutuskan tetap mudik.
Hal ini dikhawatirkan akan menjadi medium penularan Covid-19 di desa-desa sebab para perantau dianggap merupakan orang yang tinggal di episentrum virus corona di Indonesia.
"Artinya masih ada angka yang sangat besar yaitu 24 persen tadi," ujar Jokowi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.