JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal Partai Amanat Nasional (PAN) Eddy Soeparno menghormati keputusan putra sulung Amien Rais, Hanafi Rais, yang mengajukan pengunduran diri dari anggota DPR dan kepengurusan partai.
"Kita hormati keputusan Hanafi untuk mengundurkan diri dari DPR dan kepengurusan harian," kata Eddy ketika dihubungi Kompas.com, Rabu (6/5/2020).
Eddy mengatakan, Hanafi bisa melakukan pengabdian kepada masyarakat baik di dalam dan di luar struktur kepengurusan partai, bahkan di luar parlemen.
Baca juga: Ketua DPP PAN: Insya Allah Mas Hanafi Akan Tetap Ada di PAN
Ia juga meyakini, Hanafi bisa berprestasi di jalur politik dan sosial karena memiliki wawasan luas dan memiliki jaringan yang baik.
"Saya yakin, adinda saya Hanafi mampu mencetak prestasi baik di masa mendatang, baik di jalur politik, sosial dan lainnya, karena ia adalah anak muda yang cerdas, berwawasan luas dan memiliki jaringan yang baik kepada tokoh-tokoh nasional," ujarnya.
Diberitakan, Ketua Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) periode 2019-2024 Hanafi Rais menyatakan mundur dari jabatannya di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) sekaligus di kepengurusan PAN.
Baca juga: Hanafi Rais Mundur dari Kepengurusan PAN dan Keanggotaan DPR
Keputusan Hanafi terlampir dalam surat tertanggal 5 Mei 2020.
"Bersama surat ini, saya menyatakan mengundurkan diri dari kepengurusan DPP PAN 2020-2025, dari Ketua Fraksi PAN DPR RI, dan dari anggota DPR RI Fraksi PAN 2019-2024," tulis Hanafi dalam surat yang ia tanda tangani tersebut.
Hanafi mengatakan, pasca-Kongres PAN pada Februari lalu, ia berharap partainya dapat menegakkan prinsip keadilan untuk menjaga keutuhan dan kebersamaan antarkader.
Namun, ia menilai, Kongres V PAN justru sarat akan kekerasan dan mencoreng wajah partai.
Baca juga: Dua Kemungkinan yang Dihadapi PAN Tanpa Amien Rais dan Keluarga
Di sisi lain, Hanafi berpendapat, saat ini PAN cenderung bersikap konformitas terhadap kebijakan pemerintah.
Padahal, menurut dia, banyak kader dan simpatisan ingin PAN menjadi antitesis dari pemegang kekuasaan.
"Kecenderungan melakukan konformitas terhadap kekuasaan sekalipun didahului dengan kritik-kritik, bukan sikap yang adil di saat banyak kader dan simpatisan menaruh harapan PAN menjadi antitesis dari pemegang kekuasaan," tutur dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.