JAKARTA, KOMPAS.com - Sejak diumumkan pertama kali pada 2 Maret 2020, jumlah kasus positif Covid-19 di Tanah Air semakin bertambah.
Berdasarkan data terbaru hingga Senin (4/5/2020) sore, pemerintah menyatakan ada penambahan 395 kasus Covid-19.
Penambahan tersebut menyebabkan total pasien Covid-19 menjadi 11.587 orang.
"Kasus positif terkonfirmasi bertambah 395 orang, sehingga totalnya menjadi 11.587 orang," kata juru bicara pemerintah untuk penanganan Covid-19 Achmad Yurianto, di Graha BNPB, Senin, (4/4/2020).
Baca juga: 11.587 Kasus Positif Covid-19, Ini 10 Daerah di Indonesia dengan Kasus Tertinggi
Yuri mengatakan, terdapat penambahan pasien sembuh setelah dua kali pemeriksaan dengan metode polymerase chain reaction (PCR) sebanyak 78 orang
Sehingga, total pasien sembuh dalam 24 jam terakhir mencapai 1.954 orang.
Selain itu, terdapat penambahan 19 pasien Covid-19 yang meninggal dunia sejak 24 jam terakhir.
Dengan demikian, total pasien Covid-19 yang meninggal dunia hingga saat ini ada 864 orang.
Baca juga: Dosen Asal Indonesia yang Mengajar di Malaysia Meninggal karena Covid-19
Dalam periode yang sama, jumlah orang dalam pemantauan (ODP) dan pasien dalam pengawasan (PDP) terkait Covid-19 bertambah dari data sebelumnya.
Yuri mengatakan, jumlah ODP di Indonesia berjumlah 238.178 orang. Sementara itu, jumlah PDP sebanyak 24.020 orang.
Adapun hingga saat ini, jumlah kabupaten/ kota terdampak Covid-19 menjadi 331 wilayah di 34 provinsi.
Sementara itu, ada sebanyak 116.861 spesimen sudah diperiksa dari 86.061 orang.
Baca juga: Datangkan 1.500 Cartridge, Pemerintah: Untuk Percepat Penentuan Status PDP Covid-19
"Sampai dengan saat ini sebanyak 116.861 spesimen ini berasal dari 86.061 orang," kata Yuri.
Menurut Yuri, dari pemeriksaa tersebut sebanyak 11.857 orang dinyatakan positif Covid-19.
Sedangkan 74.474 dinyatakan negatif setelah diperiksa melalui laboratorium dengan metode polymerase chain reaction (PCR).
Kasus baru masih bertambah
Berdasarkan data yang disampaikan Yuri, jumlah kasus baru positif Covid-19 tersebar di 16 provinsi.
Jawa Barat mengalami penambahan kasus Covid-19 terbanyak dengan 193 kasus baru.
Setelah itu menyusul, DKI Jakarta mencatat penambahan kasus dengan 79 pasien.
Baca juga: Khofifah Sediakan Kolam Ikan Lele untuk Pemulihan Psikososial Warga yang Dikarantina karena Covid-19
Kemudian, Kalimantan Tengah dengan 23 kasus baru, dan Jawa Tengah dengan 22 kasus baru.
Adapun, jumlah pasien yang sembuh dari Covid-19 juga bertambah. Secara akumulasi, jumlah pasien sembuh terdapat di lima provinsi.
DKI Jakarta masih mendominasi dengan total 632 orang, Sulawesi Selatan sebanyak 199 orang.
Berikutnya, Jawa Timur sebanyak 178 orang, Jawa Barat sebanyak 159 orang dan Bali sebanyak 159 orang.
1.500 Cartridge TCM-TB
Di samping itu, Yuri mengatakan, pemerintah mendatangkan 1.500 alat konversi berupa cartridge yang akan digunakan pada mesin tes cepat molekuler (TCM) TBC resisten obat.
Yuri menjelaskan, ribuan cartridge tersebut diharapkan dapat mempercepat penentuan kepastian status pasien dalam pengawasan (PDP).
Baca juga: Ini Sebaran 11.587 Kasus Covid-19 Indonesia, Jakarta Ada 4.539
"Tujuan dari pemeriksaan ini adalah dalam rangka memprioritaskan pada kasus-kasus PDP. Terutama agar bisa dengan cepat kita tentukan statusnya apakah yang bersangkutan konfirmasi positif atau bukan dari Covid-19 ini," ujar Yuri.
Ribuan cartridge tersebut, lanjut Yuri, sudah didistribusikan ke beberapa kota di Indonesia untuk segera digunakan.
Di antaranya yakni Sukabumi, Banyumas, Kediri, Lumajang, Palangkaraya, Balikpapan, Kendari, Sumbawa, Mimika, Merauke, Yapen Sorong, Ternate, Tarakan dan Nunukan.
"Sehingga diharapkan di kota-kota tersebut bisa melakukan pemeriksaan sendiri," ucapnya.
Jangan mudik
Lebih lanjut, masyarakat diminta tidak melakukan mudik Lebaran selama masa pandemi Covid-19.
Langkah tersebut harus dilakukan untuk mencegah penularan Covid-19 di kampung halaman.
"Tidak (usah) mudik. Tidak ada pilihan yang lain. Tidak mudik," kata Yuri.
Baca juga: 864 Pasien Covid-19 Meninggal, Ini Data Sebaran Kasus di 30 Provinsi
Yuri mengatakan, tidak ada yang bisa memberikan jaminan keamanan apabila melakukan mudik di tengah wabah Covid-19.
Sebab, Covid-19 bisa terjangkit dari orang tanpa gejala (OTG).
"Bisa saat berada di kendaraan umum, di terminal, di stasiun, di rest area. Di sepanjang perjalanan kita berpotensi tertular. Perjalanan kita tidak aman (dari Covid-19)," ujarnya.
Yuri menjelaskan, apabila masyarakat yang mudik tertular Covid-19, mereka bisa menular penyakit tersebut kepada kerabat di kampung halaman.
Oleh karenanya, masyarakat harus memahami dan menaati larangan mudik.
"Inilah bentuk dari disiplin kita yang diuji. Ini pula bentuk dari komitmen kita untuk secara bersama-sama memutuskan, penularan Covid-19. Mari kita sama-sama berperan," pungkasnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.