Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Meski Oposisi, PKS Tetap Kawal dan Jaga Pemerintahan Presiden Jokowi

Kompas.com - 04/05/2020, 12:08 WIB
Anggara Wikan Prasetya,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.comPartai Keadilan Sejahtera (PKS) saat ini merupakan partai oposisi dari pemerintahan Presiden Joko Widodo.

Meski demikian PKS tetap akan selalu mengawal dan menjaga pemerintahan Presiden Jokowi agar suses, amanah, dan adil dalam menyejahterakan bangsa dan negara.

Pernyataan tersebut disampaikan salah satu anggota DPR RI Fraksi PKS Achmad Dimyati Natakusumah.

“Tidak ada sedikit pun kami mau menjatuhkan atau benci kepada Pak Jokowi sebagai Presiden RI. Malah, kami mengawalnya secara konstitusional sampai habis masa jabatannya,” ujar dia dalam keterangan tertulis, Senin (4/5/2020).

Baca juga: Ketua DPP PKS Desak Pemerintah Hentikan PHK Buruh Akibat Covid-19

Ia melanjutkan, hal itu juga ditujukan agar tidak ada masalah hukum dan sosial yang menerpa Jokowi, baik saat menjabat atau setelah penisun.

PKS pun akan tetap mengapresiasi kinerja pemerintah yang sudah bagus. Sebaliknya, kritik dan masukan akan disampaikan jika ada kinerja yang kurang baik.

Oposisi sebagai penyeimbang

Achmad melanjutkan, oposisi yang berada di luar pemerintahan memang berfungsi sebagai penyeimbang.

“Bukan untuk menjatuhkan. Kami juga bukan yes man atau ABS (asal bapak senang). Kami mendukung, menguatkan, dan mengapresiasi jika rencana, program, dan aksi presiden bagus,” kata dia.

Meski demikian, pihaknya akan menegur jika ada sesuatu yang salah dan merugikan bangsa dan negara.

“Intinya, kami mengawal agar Pak Jokowi sebagai kepala pemerintahan dan kepala negara dalam memimpin negeri ini tidak korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN),” ujar anggota DPR RI fraksi PKS itu.

Baca juga: Politisi PKS Minta Pemprov DKI Tingkatkan Pengawasan Selama PSBB di Kawasan Padat Penduduk

Semua itu murni sebagai bentuk kawalan oposisi terhadap pemerintah agar bisa melakukan cheks and balance.

Menurut Achmad, kekuasaan presiden sebagai kepala negara sangat kuat, sehingga ada kemungkinan terjadinya abuse of power dan misleading saat menjabat.

Oleh karena itu, imbuh dia, PKS perlu membantu Presiden Jokowi dari luar pemerintahan sebagai oposisi.

“Bila NKRI rusak dan hancur, semua akan rugi dan menyesal, baik koalisi atau oposisi. Bila itu terjadi, sangat sulit dan lama untuk comeback,” kata Achmad.

Itulah yang membuat PKS sebagai oposisi sangat wajib untuk terus mengawal pemerintah yang sedang berkuasa saat ini.

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

Soal Sengketa Pilpres, Pengamat Nilai MK Tak Bisa Hanya Diskualifikasi Gibran

Soal Sengketa Pilpres, Pengamat Nilai MK Tak Bisa Hanya Diskualifikasi Gibran

Nasional
Profil Marsda Arif Widianto, Pati AU yang Kini Jabat Dansesko TNI

Profil Marsda Arif Widianto, Pati AU yang Kini Jabat Dansesko TNI

Nasional
Sudirman Said Sebut Pertemuan JK dan Megawati Kemungkinan Terjadi Setelah Putusan MK

Sudirman Said Sebut Pertemuan JK dan Megawati Kemungkinan Terjadi Setelah Putusan MK

Nasional
Kaesang Ingin Pileg 2029 Proporsional Tertutup: Pilih Partai, Bukan Caleg

Kaesang Ingin Pileg 2029 Proporsional Tertutup: Pilih Partai, Bukan Caleg

Nasional
KSAU Temui KSAL, Bahas Peningkatan Interoperabilitas dan Penyamaan Prosedur Komunikasi KRI-Pesud

KSAU Temui KSAL, Bahas Peningkatan Interoperabilitas dan Penyamaan Prosedur Komunikasi KRI-Pesud

Nasional
Pengamat Heran 'Amicus Curiae' Megawati Dianggap Konflik Kepentingan, Singgung Kasus Anwar Usman

Pengamat Heran "Amicus Curiae" Megawati Dianggap Konflik Kepentingan, Singgung Kasus Anwar Usman

Nasional
Sudirman Said Berharap Anies dan Prabowo Bisa Bertemu

Sudirman Said Berharap Anies dan Prabowo Bisa Bertemu

Nasional
Marak 'Amicus Curiae', Pakar: Jadi Pertimbangan Hakim MK untuk Gali Rasa Keadilan dalam Masyarakat

Marak "Amicus Curiae", Pakar: Jadi Pertimbangan Hakim MK untuk Gali Rasa Keadilan dalam Masyarakat

Nasional
Menpan-RB Setujui 40.839 Formasi CASN Kemensos demi Kuatkan Layanan Sosial Nasional

Menpan-RB Setujui 40.839 Formasi CASN Kemensos demi Kuatkan Layanan Sosial Nasional

Nasional
Prabowo Disebut Sudah Minta AHY Berikan Nama Kader Demokrat untuk Masuk Kabinet Mendatang

Prabowo Disebut Sudah Minta AHY Berikan Nama Kader Demokrat untuk Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Pangkoarmada I Akan Buat Kajian agar Kapal Patroli yang Dibeli dari Italia Ditempatkan di Wilayahnya

Pangkoarmada I Akan Buat Kajian agar Kapal Patroli yang Dibeli dari Italia Ditempatkan di Wilayahnya

Nasional
Pakar: 'Amicus Curiae' untuk Sengketa Pilpres Fenomena Baru

Pakar: "Amicus Curiae" untuk Sengketa Pilpres Fenomena Baru

Nasional
Densus 88 Polri Kembali Tangkap 1 Teroris Jaringan JI di Sulteng, Totalnya Jadi 8

Densus 88 Polri Kembali Tangkap 1 Teroris Jaringan JI di Sulteng, Totalnya Jadi 8

Nasional
Yusril Tertawa Ceritakan Saksi Ganjar-Mahfud Bawa Beras 5 Kg untuk Buktikan Politisasi Bansos

Yusril Tertawa Ceritakan Saksi Ganjar-Mahfud Bawa Beras 5 Kg untuk Buktikan Politisasi Bansos

Nasional
Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Karangan Bunga Bernada Sindiran Muncul di MK

Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Karangan Bunga Bernada Sindiran Muncul di MK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com