"Kemudian dari data-data yang dari lab, spesimen dan sebagainya kemudian dikoordinasi oleh teman-teman yang ada di Badan Litbangkes. Dan semua kompilasi, compare di sana," ungkapnya.
Setelah itu, Balitbangkes akan melakukan validasi dan verifikasi data yang diterima dari laboratorium lainnya.
Validasi diperlukan karena ada orang yang diperiksa lebih dari satu kali.
Begitu selesai diverifikasi dan divalidasi, data tersebut akan dikirim ke Public Health Emergency Operation Center (PHEOC) milik Kementerian Kesehatan.
"Di sana (PHEOC) itu pun juga di verifikasi dan validasi," ujarnya.
Ia menjelaskan, PHEOC tidak hanya menerima data dari Balitbangkes, tetapi juga data lainnya dari Dinas Kesehatan.
Data tersebut berupa jumlah orang dalam pemantauan (ODP), pasien dalam pengawasan (PDP) hingga jumlah pasien sembuh dan diverifikasi.
"Kemudian setelah diverifikasi masuk ke dalam data warehouse di pusat data dan informasi Kementerian Kesehatan. Ini secara sistem sudah langsung mengalir," ungkapnya.
Didik mengatakan, data yang masuk di warehouse data akan diverifikasi kembali.
Sehingga, lanjut dia, tidak ada kesalahan saat juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona menyampaikan ke masyarakat.
"Dan satu lagi adalah kita (data di warehouse) terintegrasi dengan Gugus Tugas ya," ucap Didik.
Manfaat keterbukaan data
Menurut Didik, keterbukaan data terkait penanganan Covid-19 memiliki manfaat bagi masyarakat.
Salah satunya, meningkatkan kewaspadaan masyarakat dalam menghadapi wabah yang disebabkan virus corona itu.
Baca juga: Ini Manfaat Keterbukaan Data Penanganan Covid-19 untuk Masyarakat
"Jadi sangat sangat bermanfaat sekali. Pertama, bisa mengetahui sebaran-sebaran misalnya, seperti itu," tutur Didik.
"Sebaran-sebaran itu tentu saja akan memberikan warning kepada masyarakat di daerah," lanjut dia.
Dengan demikian, lanjut Didik, saat mengetahui sebaran kasus masyarakat lebih masif melakukan langkah pencegahan.
"Sehingga dengan data-data itu para masyarakat semua bisa bisa preventif, bisa meningkatkan ketahanan tubuh, dan lain sebagainya seperti itu," ujarnya.
Ia menambahkan, keterbukaan data juga berpengaruh bagi pemerintah untuk mengambil kebijakan terkait penanganan Covid-19.