JAKARTA, KOMPAS.com - Juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona Achmad Yurianto mengungkapkan Presiden Joko Widodo meminta masyarakat mengurangi kunjungan ke rumah sakit apabila tidak memiliki kepentingan terkait dengan Covid-19.
"Mengurangi kunjungan rumah sakit untuk kepentingan konsultasi medis, hal-hal yang tidak terkait Covid-19," ujar Yuri dalam konferensi pers di Graha BNPB, Jakarta, Minggu (26/4/2020).
Yuri mengatakan, masyarakat dapat menggunakan layanan telemedisin dari sejumlah aplikasi yang sudah bekerja sama dengan pemerintah sebagai pengganti konsultasi langsung.
Baca juga: KSP: Penerapan PSBB untuk Landaikan Kurva Tajam Kasus Covid-19
Selain itu, Yuri menuturkan Jokowi juga meminta supaya pengujian sampel harus dilaksanakan secara masif.
Termasuk pelacakan kasus positif Covid-19 di tengah masyarakat agar lebih agresif.
Begitu juga dengan dilakukan isolasi ketat terhadap kasus positif Covid-19 supaya tidak menjadi sumber penularan di tengah masyarakat.
Yuri mengatakan, Jokowi juga meminta adanya efektifitas komunikasi dalam rangka menyampaikan informasi mengenai Covid-19.
"Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 terus-menerus memperbaiki sistem terkait pendataan yang terintegrasi yang sejak primer data di rumah sakit demikian seterusnya sampai tingkat pusat," katanya.
Yuri menambahkan, Jokowi juga meminta supaya adanya penegakan hukum dari aparat dalam penyelenggaraan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
Selain itu, Jokowi juga mengarahkan supaya ada jaminan dari semua pihak terhadap arus logistik.
Termasuk beberapa kebijakan stimulus ekonomi yang harus tepat sasaran.
"Harus tepat sasaran sebagai bagian jaring pengaman sosial yang memang harus dibuat agar fokus pemutusan rantai Covid-19 bisa dilaksanakan semua pihak," terang dia.
Berdasarkan data Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 per pukul 12.00 WIB pada Minggu (27/4/2020), sebanyak 72.000 lebih spesimen dari 56.974 orang yang telah diperiksa.
Dari pemeriksaan itu jumlah kasus yang terkonfirmasi positif Covid-19 adalah 8.882 orang.
Baca juga: Kasus Positif Covid-19 Bertambah 275 Orang, Tersebar di 24 Provinsi
Sementara itu, pasien sembuh dari Covid-19 sebanyak 1.107 orang. Sedangkan pasien meninggal dunia akibat sebanyak 743 orang.
Selain itu, hingga kini pasien berstatus orang dalam pemantauan (ODP) sebanyak 202.040 orang.
Sementara pasien berstatus pasien dalam pengawasan (PDP) sebanyak 19.648 orang. Adapun dampak Covid-19 telah menjalar ke 34 provinsi dan 282 kabupaten/kota.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.