Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 25/04/2020, 15:08 WIB
Sania Mashabi,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Duta Besar Indonesia untuk Turki Lalu Muhammad Iqbal mengatakan, ada beberapa hal yang bisa dipelajari Indonesia dari cara pemerintah Turki mengatasi pademi virus corona (Covid-19).

Hal pertama yang harus dipelajari adalah kebijakan pembatasan sosial atau social distancing yang sangat terstruktur.

"Minggu pertama ketika yang pertama kali positif kan tanggal 10 Maret. Minggu pertama mereka sudah bicara tentang apa yang akan mereka lakukan sebulan ke depan," kata Lalu dalam diksusi online, Sabtu (24/4/2020).

Baca juga: Tinggalkan Rapid Test, Turki Kini Masifkan Tes PCR

"Sehingga tidak ada kejutan-kejutan di masyarakat," lanjut dia.

Kemudian, setelah ada pengumunan kasus pertama positif Covid-19, seluruh universitas di Turki ditutup.

Seluruh mahasiwa yang ada di asrama yang berwarga negara Turki diimbau untuk pulang ke rumah masing-masing.

Asrama hanya digunakan untuk mahasiswa dari mancanegara dan lokasi karantina bagi orang yang baru datang dari luar negeri.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Turki Resmi Jadi Negara Republik

Saat ini, total ada kurang lebih 120.000 orang yang dikarantina di asrama yang dikelola universitas di Turki

"Sehingga semua kasus-kasus impor bisa di contain ke situ. Ini mungkin salah satunya. Kemudian kebijakannya terstruktur," lanjut dia.

Turki, kata Lalu, juga tidak mengimpor barang-barang terkait penanggulangan Covid-19, misal masker. Namun, setiap warga negara Turki mendapatkan bantuan lima masker per minggu.

Pemerintah Turki juga masih bisa membantu negara lain yang membutuhkan bantuan terkait penanganan Covid-19.

Baca juga: WNI Positif Covid-19 di Luar Negeri Capai 366, Turki Catat Kasus Perdana

"Dari 94 permintaan bantuan yang mereka terima, bahkan dari negara-negara Eropa Barat seperti Italia, Spanyol kemudian Inggris, Amerika, bahkan musuhnya Israel juga diberikan bantuan," kata Lalu.

Selanjutnya, sebelum ada kasus pertama Covid-19, partai-partai yang berkuasa di Turki juga sudah melakukan konsolidasi pada partai oposisi terkait kemungkinan masuknya wabah.

Konsolidasi itu dilakukan demi meminimalisasi perbedaan pendapat dalam penanganan Covid-19.

"Sebulan sebelumnya mereka sudah melakukan pendekatan kepada partai oposisi dan mereka sepakat, dalam hal menghadapi covid mereka akan solid secara politik," ungkap Lalu.

Baca juga: Mendagri Turki Mundur Buntut Kepanikan Saat Lockdown, Erdogan Menolak

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Hari Ketiga di IKN, Jokowi Akan Tinjau Pembangunan Jalan dan 'Ground Breaking' Hotel

Hari Ketiga di IKN, Jokowi Akan Tinjau Pembangunan Jalan dan "Ground Breaking" Hotel

Nasional
'Jangan-jangan Jokowi Mau Tebar Ancaman ke Partai Politik yang Tidak Sejalan...'

"Jangan-jangan Jokowi Mau Tebar Ancaman ke Partai Politik yang Tidak Sejalan..."

Nasional
Menerka Langkah Politik Kaesang: Diakui DPD PSI Solo, Direstui Jokowi, dan Tak Ditahan PDI-P

Menerka Langkah Politik Kaesang: Diakui DPD PSI Solo, Direstui Jokowi, dan Tak Ditahan PDI-P

Nasional
Saat Jokowi Sampaikan Terima Kasih untuk Warga dan Pekerja di IKN...

Saat Jokowi Sampaikan Terima Kasih untuk Warga dan Pekerja di IKN...

Nasional
Komisi I DPR Yakin Jokowi Tak Punya Niat Jahat meski Pegang Data Intelijen soal 'Daleman' Parpol

Komisi I DPR Yakin Jokowi Tak Punya Niat Jahat meski Pegang Data Intelijen soal "Daleman" Parpol

Nasional
Profil 9 Anggota Tim Pemenangan Anies-Cak Imin

Profil 9 Anggota Tim Pemenangan Anies-Cak Imin

Nasional
Komnas HAM Akan Panggil Kepala BKPM hingga Kapolri Bahas Masalah Pulau Rempang

Komnas HAM Akan Panggil Kepala BKPM hingga Kapolri Bahas Masalah Pulau Rempang

Nasional
Temuan Komnas HAM: Polisi Sebut Gas Air Mata sampai ke SD 24 dan SMP 22 Galang karena Angin

Temuan Komnas HAM: Polisi Sebut Gas Air Mata sampai ke SD 24 dan SMP 22 Galang karena Angin

Nasional
[POPULER NASIONAL] Wakil Ketua KPK Siap Mundur| Klarifikasi Prabowo soal Isu Tampar Wamen

[POPULER NASIONAL] Wakil Ketua KPK Siap Mundur| Klarifikasi Prabowo soal Isu Tampar Wamen

Nasional
Perbedaan Daerah Khusus dan Daerah Istimewa

Perbedaan Daerah Khusus dan Daerah Istimewa

Nasional
Tanggal 24 September Memperingati Hari Apa?

Tanggal 24 September Memperingati Hari Apa?

Nasional
KPK Kirim Penyidik Bareng BPK Ke AS, Kumpulkan Dokumen Pembelian LNG PT Pertamina

KPK Kirim Penyidik Bareng BPK Ke AS, Kumpulkan Dokumen Pembelian LNG PT Pertamina

Nasional
Komnas HAM: Konflik PSN Rempang Eco City Terindikasi Kuat Terjadi Pelanggaran HAM

Komnas HAM: Konflik PSN Rempang Eco City Terindikasi Kuat Terjadi Pelanggaran HAM

Nasional
Satgas TPPO Tangkap 1.014 Tersangka Periode 5 Juni-21 September 2023

Satgas TPPO Tangkap 1.014 Tersangka Periode 5 Juni-21 September 2023

Nasional
Eks Kepala BNPB Doni Monardo Dirawat di Rumah Sakit, Keluarga: Keadaannya Stabil

Eks Kepala BNPB Doni Monardo Dirawat di Rumah Sakit, Keluarga: Keadaannya Stabil

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com