JAKARTA, KOMPAS.com - Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar mengimbau masyarakat, khususnya umat Islam, untuk tidak mudik Lebaran pada tahun ini.
Sebab, kata dia, mudik berpotensi meluaskan penyebaran virus corona yang menyebabkan wabah Covid-19.
"Jadi kalau kita mencintai keluarga kita, tahanlah dirimu untuk pulang kampung. Karena siapa tahu kita termasuk orang yang membawa penyakit kalau pulang," kata Nasaruddin dalam konferensi persnya, Kamis (23/4/2020).
Baca juga: Ketua DPR: Tunjukkan Sayang Keluarga di Kampung Halaman dengan Tunda Mudik
Nasaruddin melanjutkan, pulang ke kampung halaman dalam kondisi seperti ini akan membuat orangtua dikucilkan masyarakat.
Sebab, masyarakat bisa saja khawatir anak yang pulang kampung tersebut membawa virus.
Oleh karena itu, ia mengimbau umat Islam untuk sementara tidak pulang kampung.
"Saya kira kita paling bagus untuk menunda kepulangan kita di kampung dengan alasan ini," ucapnya.
Baca juga: Penjelasan Istana soal Pernyataan Jokowi yang Bedakan Mudik dan Pulang Kampung
Sebelumnya diberitakan, Presiden Joko Widodo akhirnya melarang seluruh warga mudik ke kampung halaman.
Warga yang dilarang mudik ialah mereka yang berasal dari daerah yang menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) serta daerah zona merah Covid-19 lainnya.
Larangan tersebut berlaku mulai 24 April. Adapun sanksi akan diberlakukan pada 7 Mei bagi mereka yang bersikeras untuk mudik.
Baca juga: Pemerintah Terapkan Sanksi Denda bagi Masyarakat yang Mudik
Mulanya Jokowi hanya melarang para ASN, pegawai BUMN, dan personel TNI-Polri untuk mudik Lebaran. Pemerintah lantas mengiming-imingi perantau yang tak mudik dengan bantuan sosial (Bansos) berupa sembako dan bantuan langsung tunai.
Rupanya tak semua masyarakat menggubris iming-iming pemerintah berupa Bansos dan bantuan langsung tunai tersebut.
Jokowi beralasan masih banyak masyarakat perantauan yang bersikeras untuk mudik. Dari data Kementerian Perhubungan, sebanyak 24 persen masyarakat memutuskan tetap mudik.
Hal ini dikhawatirkan akan menjadi medium penularan Covid-19 di desa-desa sebab para perantau dianggap merupakan orang yang tinggal di episentrum virus corona di Indonesia.
"Artinya masih ada angka yang sangat besar yaitu 24 persen tadi," ujar Jokowi.
Baca juga: Ini Batas Waktu Larangan Mudik untuk Tiap Moda Transportasi
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.