Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tips Chef Degan: Kurangi Makanan Berlemak, Terlalu Manis, Terlalu Asin

Kompas.com - 22/04/2020, 13:05 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Selama melaksanakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dengan berdiam diri di rumah, makan seimbang dan bervariasi tetap dibutuhkan agar tetap sehat dan terhindar dari Covid-19.

Chef Degan Septoaji mengatakan, makan seimbang dan bervariasi yang paling mudah dilakukan adalah mengkonsumsi buah-buahan dan sayuran segar.

"Itu penting. Kalau kita makan buah dan sayur segar harus dicuci sebelum dimakan," kata Chef Degan dalam konferensi pers di BNPB, Rabu (22/4/2020).

Kemudian, kata dia, mengkonsumsi gandum hitam, nasi, atau harvermout juga sangat penting.

Baca juga: 6 Hal yang Harus Diperhatikan soal Makan dan Minum di Masa Pandemi Corona

Namun, bagi mereka yang tidak boleh banyak mengkonsumsi nasi putih seperti penderita diabetes, nasi yang berasal dari beras merah bisa menjadi pengganti.

Selain itu, havermout juga bisa dikonsumsi karena memiliki serat yang tinggi dan sangat bagus untuk pencernaan.

"Protein hewani kita butuhkan juga, penting. Tapi ada juga yang misalnya tidak bisa makan protein daging merah karena jantung atau darah tinggi bisa dengan yang lain, ikan atau telur," kata dia.

Telur, kata dia, merupakan salah satu variasi protein hewani yang tidak terlalu mahal untuk dikonsumsi. Termasuk juga ayam, keju, atau susu.

Baca juga: Sederet Potret Kemiskinan di Tengah Pandemi, Tak Makan 2 Hari, Jual HP Rp 10.000, dan Nekat Mencuri

"Yang jelas, kurangi makanan yang berlemak, terlalu manis, dan terlalu asin. Itu kurang sehat," ucap dia.

Dari semua yang dikonsumsi, kata dia, porsi juga menjadi bagian penting yang harus diperhatikan.

Oleh karena itu, ia menyarankan agar saat mengkonsumsi makanan dengan porsi yang kecil tetapi lebih sering.

Menurutnya, apabila makan terlalu banyak justru hal tersebut juga akan membuat lemas.

Baca juga: Kena PHK, Bapak 4 Anak Curi Tabung Gas demi Makan hingga Dihajar Massa

"Kalau makan jangan ambil gigitan besar, kunyah secukupnya paling tidak 30 kali, meski tak perlu dihitung tapi paling tidak supaya pas masuk ke perut dicerna dengan baik," kata dia.

Selain itu, agar porsinya bisa terlihat, maka makanan harus ditempatkan ke piring.

Saat makan juga harus berkonsentrasi dan tidak melakukannya sembari melakukan aktivitas lain, misalnya mengetik di depan laptop ataupun menonton.

Hal tersebut, kata dia, akan membahayakan karena makan bukan menjadi prioritas.

"Makan tepat waktu. Makan saat kita harus makan karena makan adalah kebutuhan. Jangan makan karena bosan Kita juga harus memperhatikan tempatnya. Jangan makan sambil jalan, makan harus duduk," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menjelang Putusan Sengketa Pilpres di MK, Kubu Ganjar-Mahfud Harap Tak Berakhir Antiklimaks

Menjelang Putusan Sengketa Pilpres di MK, Kubu Ganjar-Mahfud Harap Tak Berakhir Antiklimaks

Nasional
Optimistis MK Diskualifikasi Gibran, Kubu Anies: Tak Ada Alasan untuk Tidak Pemungutan Suara Ulang

Optimistis MK Diskualifikasi Gibran, Kubu Anies: Tak Ada Alasan untuk Tidak Pemungutan Suara Ulang

Nasional
MK Diperkirakan Tak Akan Diskualifikasi Prabowo-Gibran

MK Diperkirakan Tak Akan Diskualifikasi Prabowo-Gibran

Nasional
Jadwal Terbaru Pelaksanaan UTBK-SNBT 2024

Jadwal Terbaru Pelaksanaan UTBK-SNBT 2024

Nasional
Dana Zizwaf Selama Ramadhan 2024 Meningkat, Dompet Dhuafa: Kedermawanan Masyarakat Meningkat

Dana Zizwaf Selama Ramadhan 2024 Meningkat, Dompet Dhuafa: Kedermawanan Masyarakat Meningkat

Nasional
MK Diprediksi Bikin Kejutan, Perintahkan Pemungutan Suara Ulang di Sejumlah Daerah

MK Diprediksi Bikin Kejutan, Perintahkan Pemungutan Suara Ulang di Sejumlah Daerah

Nasional
Menakar Nasib Ketua KPU Usai Diadukan Lagi ke DKPP Terkait Dugaan Asusila

Menakar Nasib Ketua KPU Usai Diadukan Lagi ke DKPP Terkait Dugaan Asusila

Nasional
Tak Lagi Solid, Koalisi Perubahan Kini dalam Bayang-bayang Perpecahan

Tak Lagi Solid, Koalisi Perubahan Kini dalam Bayang-bayang Perpecahan

Nasional
TPN Ganjar-Mahfud Sebut 'Amicus Curiae' Bukan untuk Intervensi MK

TPN Ganjar-Mahfud Sebut "Amicus Curiae" Bukan untuk Intervensi MK

Nasional
Percepat Kinerja Pembangunan Infrastruktur, Menpan-RB Setujui 26.319 Formasi ASN Kementerian PUPR

Percepat Kinerja Pembangunan Infrastruktur, Menpan-RB Setujui 26.319 Formasi ASN Kementerian PUPR

Nasional
Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

Nasional
TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

Nasional
Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

Nasional
Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com