JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Institute Amin Soebandrio menjelaskan cara kerja pengobatan Covid-19 dengan plasma darah.
Menurut Amin, ada dua poin penting dalam pengobatan dengan menggunakan plasma darah para penyintas itu.
"Plasma ini akan diberikan secara intravena. Diambil dari intravena, diberikan secara intravena. Jadi akan langung masuk ke peredaran darah dan langsung tersebar ke seluruh tubuh tentunya," ujar Amin ketika dikonfirmasi Kompas.com, Senin (20/4/2020).
Baca juga: BPOM dan Kemenkes Dukung Pengobatan Pasien Covid-19 dengan Plasma Darah
Setelah itu, Amin menyebut plasma darah yang mengandung antibodi itu akan menemui musuhnya atau virus corona yang sudah menginfeksi tubuh individu.
"Antibodi itu sifatnya sangat spesifik. Dia tidak akan berikatan dengan antigen-antigen lain. Dia hanya berikatan dengan antigen yang sama dengan yang membangkitkan dia," lanjut Amin.
Sehingga, nantinya obat antibodi itu akan mencari ke seluruh tubuh di mana virus corona berada.
Baca juga: Lembaga Eijkman dan PMI Akan Ambil Plasma Darah Pasien Covid-19 yang Sembuh
"Mungkin virus yang sudah telanjur menempel di sel mungkin tak akan sempat dikenali. Tapi yang masih berkeliaran itu yang akan dikenali, kemudian diikat oleh antibodi itu. Dengan diikatnya virus tadi, diharapkan virus tidak menempel di individu lagi," ungkap Amin.
Dengan kata lain, kinerja antibodi bersifat memblokir virus corona di dalam tubuh individu yang tertular.
Poin kedua, lanjut Amin, antibodi ini berasal dari manusia.
Oleh karena itu, antibodi tersebut bisa membangkitkan respons imun pasien itu sendiri.
Baca juga: Gunakan Plasma Darah Pasien Sembuh, PMI Gandeng Eijkman Kembangkan Pengobatan Covid-19
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.