JAKARTA, KOMPAS.com - Masih terjadinya penularan virus corona di tengah masyarakat, membuat para tenaga medis yang berjibaku di garis depan penanganan Covid-19 belum bisa bernapas lega.
Bukan hanya soal jumlah pasien positif yang kian meningkat, kurangnya kejujuran pasien dalam memberikan informasi riwayat perjalanan sebelum sakit juga menjadi persoalan yang harus dihadapi mereka.
Sebagai pihak yang paling dekat dengan pasien ketika melaksanakan perawatan, mereka rentan terpapar virus corona yang disebarkan oleh pasien terutama yang tidak memiliki gejala atau bergejala ringan.
"Sudah mulai banyak kasus-kasus yang terjadi dengan kita. Beberapa teman ada yang dirawat. Teman-teman yang tertular dari pasien. Ada yang tertular karena mungkin ketidakjujuran (pasien)," kata salah seorang perawat Rumah Sakit Pusat Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso Nurdiansyah seperti dikutip dari keterangan tertulis BNPB, Minggu (19/4/2020).
Baca juga: Duka Perawat Pasien Covid-19, Diusir dari Kontrakan hingga Gugur dalam Tugas
Sekalipun upaya pencegahan itu telah dilakukan secara ketat, ia menambahkan, potensi untuk terpapar virus ini masih cukup tinggi.
"Bulan ini kita penuh duka, angka positif dari teman-teman kita semakin banyak, yang meninggal juga," ucapnya.
Tak hanya perawat, di kalangan dokter pun tak sedikit yang juga telah terpapar dan bahkan dinyatakan meninggal dunia akibat Covid-19.
Kasus terbaru, 46 dokter yang bertugas di Rumah Sakit Umum Pusat Kariadi Semarang dinyatakan positif Covid-19. Mereka diduga tertular dari pasien yang tidak jujur saat berobat.
Pasien itu tidak mengatakan bahwa mereka baru saja bepergian dari daerah yang telah ditetapkan sebagai zona merah sebelumnya.
"Ini pembelajaran bagi kita bahwa seorang dokter, perawat, dan tenaga medis lainnya sangat rentan. Edukasi kita perlu ditambah. Mereka terkena Covid-19 dari pasien yang tidak jujur," ucap Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di Semarang, Jumat (17/4/2020).
Baca juga: Ganjar Pranowo: Mereka Terkena Covid-19 karena Pasien Tidak Jujur
Direktur Utama RSUP Kariadi Semarang Agus Suryanto mengungkapkan, tertularnya para tenaga medis itu lantaran mereka sebelumnya menangani pasien di sejumlah lokus, antara lain bedah saraf dan obstetri, serta ada pula yang tertular dari rekan sejawat.
"Ini kita sedang melakukan mapping, pemetaan, kemungkinan-kemungkinan terjadi penyebaran yang agak luar biasa ini," kata Agus.
Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) mengumumkan, tak kurang dari 21 dokter yang telah meninggal dunia sejak Covid-19 menjadi pandemi pada awal Maret lalu.
Baca juga: Cerita Siswi SD di Sikka Bongkar 3 Celengan untuk Beli APD Tenaga Medis