JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Institute, Amin Soebandrio mengatakan, pihaknya bekerja sama dengan Palang Merah Indonesia (PMI) untuk mengembangkan pengobatan bagi pasien Covid-19.
Kedua lembaga ini nantinya akan merekrut para pasien Covid-19 yang telah sembuh untuk diambil plasma darahnya.
"Jadi ide ini bersama dengan PMI kami akan merekrut yang sudah sembuh atau penyintas Covid-19," ujar Amin dalam diskusi berjaya "Ikhtiar Melawan Corona" yang digelar secara daring pada Sabtu (18/4/2020).
Baca juga: Pasien Sembuh dari Corona Terus Bertambah, hingga 17 April Jadi 607 Orang
Menurut Amin, pasien yang telah sembuh juga akan dipastikan tetap aman dan sehat setelah diambil plasma darahnya.
"Ärtinya dalam darahnya mengandung antibodi cukup baik dan tidak ada virus atau bakteri lain, itu sudah kami anggap aman. Kami minta kesediaan mereka untuk mendonasikan plasma darahnya," lanjut Amin.
Tindakan ini dikakukan karena para penyintas Covid-19 yang telah sembuh memiliki antibodi.
Antibodi inilah yang nanti bisa diberikan untuk pengobatan pasien Covid-19.
"Jadi yang kita butuhkan adalah plasma darah, sebab antibodi itu ada di dalam plasma," ucap Amin.
Baca juga: Gunakan Plasma Darah Pasien Sembuh, PMI Gandeng Eijkman Kembangkan Pengobatan Covid-19
Lebih lanjut, Amin menjelaskan proses mendapatkan plasma para penyintas Covid-19 itu.
Pertama, PMI akan mengambil plasma para donor dengan peralatan yang sudah ada. Kemudian, plasma darah dipisahkan dengan sel darah merahnya.
Adapun, plasma yang diambil sekitar 200 hingga 300 cc.
Baca juga: Eijkman Periksa 3.000 Sampel Diduga Covid-19, 10 Persennya Positif
Setelah diambil, plasma darah lalu diuji di laboratorium untuk memastikan adanya antibodi di dalamnya.
Menurut Amin, pengujian hanya bisa dilakukan di laboratorium dengan standar keamanan yang sangat tinggi.
"Lalu, antibodi yang didapat akan dihadapkan langsung dengan virus corona, ketika virus itu akan ditanam di sel hidup. Jadi kita punya sel hidup kita berikan virus. Kita lalu bandingkan yang tanpa dan dengan antibodi," ucap Amin.
Setelah itu, akan dilihat apakah ada pengaruh di dua sel hidup tersebut.
"Kita nanti juga akan mengukur kadar atibodi. Ini cara paling pasti bahwa antibodi dalam plasma tadi apakah mampu mengeliminasi virus atau tidak?" tutur Amin.
Setelah pengujian selesai, pihaknya kembali akan melakukan serangkaian tes. Salah satunya, mencocokkan golongan darah donor dan pasien.
"Kalau semua sudah aman, maka kami akan mengirimkan plasma yang telah dibekukan ini ke rumah sakit yang membutuhkan. Jadi kalau ada pasien sudah ada indikasi membutuhkan plasma, nanti akan diberikan oleh tenaga kesehatan," kata Amin.
"Jadi dalam hal ini Lembaga Eijkman dan PMI menyediakan bagian hulunya dan memastikan plasma yang diambil dari donor aman dan resipiennya juga aman," tuturnya.
Baca juga: Terima Rp 10 Miliar dari Tempo Scan Pacific, Gugus Tugas Covid-19 Akan Serahkan ke Eijkman
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.