Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Al Makin
Guru Besar UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Prof. Dr. phil. Al Makin, S.Ag. MA, kelahiran Bojonegoro Jawa Timur 1972 adalah Profesor UIN Sunan Kalijaga. Penulis dikenal sebagai ilmuwan serta pakar di bidang filsafat, sejarah Islam awal, sosiologi masyarakat Muslim, keragaman, multikulturalisme, studi minoritas, agama-agama asli Indonesia, dialog antar iman, dan studi Gerakan Keagamaan Baru. Saat ini tercatat sebagai Ketua Editor Jurnal Internasional Al-Jami’ah, salah satu pendiri portal jurnal Kementrian Agama Moraref, dan ketua LP2M (Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat) UIN Sunan Kalijaga periode 2016-2020. Makin juga tercatat sebagai anggota ALMI (Asosiasi Ilmuwan Muda Indonesia) sejak 2017. Selengkapnya di https://id.m.wikipedia.org/wiki/Al_Makin.

Harapan dan Kenyataaan dalam Pandemi, Cermin Sains dalam Masyarakat Agamis

Kompas.com - 17/04/2020, 11:53 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Sebelum pandemi pun pembicaraan juga sudah seperti itu. Masa virus corona menghangatkan wacana. Mungkin setelah corona tema akan menghilang lagi. Wacana seperti itu muncul lagi entah kapan.

Harapan publik terbesar yang terdengar adalah bagaimana Indonesia bisa mengikuti perkembangan pengetahuan, sains dan teknologi agar bisa bertahan dan bersaing dengan negara-negara lain.

Pelajaran untuk pemerintah dan masyarakat

 

Bayangannya, wabah Covid-19 ini memberi pelajaran agar pemerintah dan masyarakat mengutamakan pengetahuan, sains, dan teknologi. Dana pemerintah dan swasta supaya meningkat untuk penelitian.

Para ilmuwan agar bersemangat melakukan penelitian dan berusaha menemukan banyak solusi ilmiah dalam menghadapi berbagai persoalan bangsa.

Kenyataan yang kira-kira akan terjadi, kita semua akan kembali pada jati diri kita, karena merasa dilindungi dengan doa-doa dan yakin bahwa Tuhan selalu berpihak pada bangsa ini.

Tuhan telah menyelamatkan umat ini dan selalu berbeda dengan bangsa-bangsa lain yang maju tetapi “arogan.” Mereka diazab, kita dicoba. Mereka ingkar, kita beriman.

Apapun yang terjadi Tuhan mengistimewakan manusia pilihan-Nya. Masyarakat kita agamis, dan akan seperti itu. Asumsi itu akan menguatkan rasa aman, dan menghibur di saat pemulihan pasca-bencana.

Faktor agama tidak bisa disimpulkan hanya dari sisi negatifnya. Agama dalam masyarakat komunal Indonesia berarti juga kekuatan untuk bertahan dalam menghadapi hidup yang tidak pasti.

Hidup terlalu rumit, rasa nyaman bisa didapat dengan bersembahyang secara bersama-sama, yang berfungsi sebagai terapi gratis dan efektif. Sisi agamis kita telah menyelamatkan jiwa kita saat penuh cobaan, seperti krisis ekonomi pasca runtuhnya Orba dan tsunami yang menghantam Aceh.

Jika Eropa dan Amerika secara teori mengandalkan sains dan rasionalitas, karena memang mampu mendanainya. Penelitian berjalan terus atas dukungan pemerintah dan sponsor swasta.

Masyarakat juga memandang sains lebih utama dari faktor keagaman, yang sudah lama dikritisi dimasa Abad Pencerahan. Para peneliti merasa mampu hidup dengan penelitian dan temuannya.

Lembaga pengetahuan berjalan, walaupun sindiran juga sempat terlontar selama masa corona: bahwa para bintang bola dan tenis mendapatkan jutaan dollar, sementara para ilmuwan mendapatkan dana penelitian sekadarnya.

Mintalah pada Christiano Ronaldo atau Lionel Messi, jika masyarakat menuntut obat dan vaksin. Para selebritis olahraga mendapatkan dana yang cukup membiayai ratusan laboratorium mereka.

Sains di Tanah Air tidak akan berjalan sendiri, tanpa legitimasi agama, karena ukuran kemanusiaan kita masih berbahasa teologis. Lembaga yang ditopang dana mandiri masyarakat hanya organisasi keagamaan, bukan lembaga keilmuan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Alasan Prabowo Larang Pendukungnya Aksi Damai di Depan MK

Alasan Prabowo Larang Pendukungnya Aksi Damai di Depan MK

Nasional
TKN Prabowo Sosialisasikan Pembatalan Aksi di MK, Klaim 75.000 Pendukung Sudah Konfirmasi Hadir

TKN Prabowo Sosialisasikan Pembatalan Aksi di MK, Klaim 75.000 Pendukung Sudah Konfirmasi Hadir

Nasional
Tak Berniat Percepat, MK Putus Sengketa Pilpres 22 April

Tak Berniat Percepat, MK Putus Sengketa Pilpres 22 April

Nasional
Prabowo Klaim Perolehan Suaranya yang Capai 58,6 Persen Buah dari Proses Demokrasi

Prabowo Klaim Perolehan Suaranya yang Capai 58,6 Persen Buah dari Proses Demokrasi

Nasional
Hakim MK Hanya Dalami 14 dari 33 'Amicus Curiae'

Hakim MK Hanya Dalami 14 dari 33 "Amicus Curiae"

Nasional
Dituduh Pakai Bansos dan Aparat untuk Menangkan Pemilu, Prabowo: Sangat Kejam!

Dituduh Pakai Bansos dan Aparat untuk Menangkan Pemilu, Prabowo: Sangat Kejam!

Nasional
Sebut Pemilih 02 Terganggu dengan Tuduhan Curang, Prabowo: Jangan Terprovokasi

Sebut Pemilih 02 Terganggu dengan Tuduhan Curang, Prabowo: Jangan Terprovokasi

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anggaran Kementan untuk Bayar Dokter Kecantikan Anak SYL | 'Amicus Curiae' Pendukung Prabowo

[POPULER NASIONAL] Anggaran Kementan untuk Bayar Dokter Kecantikan Anak SYL | "Amicus Curiae" Pendukung Prabowo

Nasional
Tanggal 21 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Batalkan Aksi di MK

Prabowo Minta Pendukung Batalkan Aksi di MK

Nasional
Gagal ke DPR, PPP Curigai Sirekap KPU yang Tiba-tiba Mati Saat Suara Capai 4 Persen

Gagal ke DPR, PPP Curigai Sirekap KPU yang Tiba-tiba Mati Saat Suara Capai 4 Persen

Nasional
Respons PDI-P soal Gibran Berharap Jokowi dan Megawati Bisa Bertemu

Respons PDI-P soal Gibran Berharap Jokowi dan Megawati Bisa Bertemu

Nasional
GASPOL! Hari Ini: Keyakinan Yusril, Tinta Merah Megawati Tak Pengaruhi MK

GASPOL! Hari Ini: Keyakinan Yusril, Tinta Merah Megawati Tak Pengaruhi MK

Nasional
Tak Banyak Terima Permintaan Wawancara Khusus, AHY: 100 Hari Pertama Fokus Kerja

Tak Banyak Terima Permintaan Wawancara Khusus, AHY: 100 Hari Pertama Fokus Kerja

Nasional
Jadi Saksi Kasus Gereja Kingmi Mile 32, Prngusaha Sirajudin Machmud Dicecar soal Transfer Uang

Jadi Saksi Kasus Gereja Kingmi Mile 32, Prngusaha Sirajudin Machmud Dicecar soal Transfer Uang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com