Menurut dia, sampai Kamis (16/4/2020) jumlah spesimen yang diperiksa sebanyak 39.706 milik 34.975 orang. Artinya, satu orang bisa diperiksa lebih dari satu kali.
"Spesimen yang kita periksa sampai dengan saat ini sudah hampir 40.000 kasus," kata dia.
Baca juga: Pemerintah Targetkan Bisa Lakukan 10.000 Tes PCR dalam Sehari
Dari angka tersebut, berdasarkan pemeriksaan polymerase chain reaction (PCR), 5.516 orang telah dinyatakan positif Covid-19.
Adapun sebanyak 29.459 orang dinyatakan negatif. Pemeriksaan tersebut dilakukan di 32 laboratorium.
Sampai saat ini jumlah orang dalam pemantauan (ODP) sebanyak 169.446 orang. Kemudian, pasien dalam pengawasan (PDP) berjumlah 11.873 orang.
Pemerintah juga berupaya untuk meningkatkan kapasitas uji spesimen minimal 10.000 per hari sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo.
"Akan terus kami lakukan, sehingga target menguji minimal 10.000 sampel per hari bisa kami kerjakan," ujar dia.
Deteksi ribuan berita hoaks
Selain itu, menurut Yuri, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) juga telah mendeteksi lebih dari 1.125 berita hoaks terkait Covid-19.
"Kementerian Kominfo sudah mendeteksi lebih dari 1.125 berita hoaks atau informasi yang tidak benar (terkait Covid-19)," ujar Yuri.
Berita hoaks dan informasi-informasi yang tidak benar itu, kata dia, tersebar di berbagai media sosial melalui internet.
Baca juga: Kemenkominfo Sudah Deteksi Lebih dari 1.125 Berita Hoaks terkait Covid-19
Seluruh informasi tidak benar dan hoaks itu, kata dia, akan ditindak oleh aparat kepolisian.
"Semua ini akan ditangani secara tegas oleh aparat kepolisian sehingga tetap akses, tetap ikuti informasi yang benar dan resmi dari pemerintah," kata dia.
Ada beberapa platform yang bisa masyarakat gunakan untuk mendapatkan informasi akurat terkait Covid-19, termasuk siaran televisi dan radio milik pemerintah yang disebarluaskan oleh media-media swasta baik cetak, online, maupun elektronik.
"Tidak perlu kita tambah lagi dengan beban psikologis dari berita-berita atau informasi yang tidak benar yang justru nanti akan menyebabkan kita menjadi semakin susah," kata Yuri.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.