Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Prediksi Pakar soal Covid-19: Capai 1,3 Juta Kasus, Puncak Pandemi, hingga Gelombang Kedua

Kompas.com - 15/04/2020, 06:37 WIB
Sania Mashabi,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tim Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) membuat model skenario untuk memprediksi jumlah kasus virus corona di Indonesia.

Adapun tim tersebut terdiri dari empat orang pakar epidemiologi yakni Pandu Riono, Iwan Ariawan, Muhammad N Farid, dan Hafizah Jusril.

Mereka membuat berbagai macam prediksi, mulai dari prediksi jumlah kasus terinfeksi, kasus meninggal dunia, hingga prediksi jumlah kasus jika mudik Lebaran tetap dilakukan.

Diprediksi capai 1,3 juta orang

Tim FKM UI membuat prediksi jumlah kasus yang diukur berdasarkan tingkat intervensi pemerintah.

Tingkat intervensi yang digunakan mulai dari ukuran tanpa intervensi, intervensi ringan, moderat, hingga tinggi.

Baca juga: Pakar: 1,3 Juta Jiwa di Indonesia Bisa Terinfeksi Covid-19, Jika...

Salah satu pakar epidemiologi yang membuat model tersebut, Pandu Riono mengatakan, apabila pemerintah menerapkan intervensi moderat, jumlah pasien yang terjangkit Covid-19 di Indonesia bisa mencapai 1,3 juta orang.

"Sekitar 1,3 juta total prediksi kasus yang butuh perawatan rumah sakit," kata Pandu pada Kompas.com, Senin (13/4/2020).

Intervensi moderat yang dimaksud yakni keadaan saat pemerintah telah melaksanakan tes massal, tetapi dengan cakupan yang rendah.

Bentuk intervensi moderat lain yakni menerapkan jaga jarak fisik dan sosial di masyarakat dengan menutup sementara tempat-tempat yang menimbulkan kerumunan, misalnya sekolah atau pusat bisnis.

Namun, apabila pemerintah melaksanakan intervensi skala rendah atau mild intensity, jumlah pasien yang terjangkit Covid-19 di Indonesia diprediksi melonjak mencapai 2,5 juta jiwa.

Intervensi rendah yang dimaksud misalnya mengedepankan sukarela masyarakat dalam penerapan jaga jarak fisik dan sosial serta membatasi kerumunan.

Sementara itu, apabila pemerintah menerapkan intervensi skala tinggi atau high intensity, jumlah pasien Covid-19 di Indonesia diprediksi mencapai 600.000 jiwa.

Intervensi skala tinggi yang dimaksud yakni tes massal virus corona dilakukan secara masif dengan jumlah peserta yang banyak dan cakupan yang luas.

Selain itu, pemerintah menerapkan aturan yang bersifat wajib dan mengikat terkait jaga jarak fisik dan sosial.

Tingkat kematian bisa fatal

Masih dalam model yang sama, Pandu mengatakan, jumlah kematian juga bisa menjadi sangat tinggi.

Angka fatal tersebut bisa mencapai lebih dari 40.000 jiwa jika tidak ditangani serius.

Baca juga: Pakar Epidemiologi Ragukan Dugaan WN Jepang Tularkan Covid-19 ke Kasus Pasien 1 dan 2

Menurut Pandu, angka ini bisa terjadi jika pemerintah hanya melakukan intervensi penanganan kasus dengan tingkat sedang seperti sekarang ini.

"Jika intervensi sedang, prediksi kematian total menjadi 47.984 jiwa," ujar dia. 

Pandu dan rekannya juga membuat prediksi kematian berdasarkan empat skenario intervensi pemerintah.

Skenario pertama, apabila pemerintah tidak melakukan intervensi apa pun dalam penanganan Covid-19, jumlah kematian diprediksi mencapai 240.244 jiwa.

Skenario kedua, dengan intervensi ringan yakni pemerintah masih menggunakan kebijakan menjaga jarak sosial secara sukarela dan hanya membatasi kerumunan massal, jumlah kematian bisa mencapai 144.266 jiwa.

Skenario ketiga, intervensi sedang atau kondisi di mana pemerintah sudah melakukan tes massal tetapi dengan cakupan yang rendah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Minta MK Kabulkan Sengketa Hasil Pilpres, Kubu Anies: Kita Tidak Rela Pemimpin yang Terpilih Curang

Minta MK Kabulkan Sengketa Hasil Pilpres, Kubu Anies: Kita Tidak Rela Pemimpin yang Terpilih Curang

Nasional
Mardiono Jajaki Pertemuan dengan Prabowo Setelah Putusan MK

Mardiono Jajaki Pertemuan dengan Prabowo Setelah Putusan MK

Nasional
Mardiono Sebut Ada Ajakan Informal dari PAN dan Golkar Gabung ke Koalisi Prabowo-Gibran

Mardiono Sebut Ada Ajakan Informal dari PAN dan Golkar Gabung ke Koalisi Prabowo-Gibran

Nasional
Jokowi Bertemu Bos Apple di Istana Besok Pagi, Akan Bahas Investasi

Jokowi Bertemu Bos Apple di Istana Besok Pagi, Akan Bahas Investasi

Nasional
Otto Hasibuan Sebut Kubu Anies dan Ganjar Tak Mau Tahu dengan Hukum Acara MK

Otto Hasibuan Sebut Kubu Anies dan Ganjar Tak Mau Tahu dengan Hukum Acara MK

Nasional
Sekjen PDI-P Ungkap Bupati Banyuwangi Diintimidasi, Diperiksa Polisi 6 Jam

Sekjen PDI-P Ungkap Bupati Banyuwangi Diintimidasi, Diperiksa Polisi 6 Jam

Nasional
Menteri ESDM Jelaskan Dampak Konflik Iran-Israel ke Harga BBM, Bisa Naik Luar Biasa

Menteri ESDM Jelaskan Dampak Konflik Iran-Israel ke Harga BBM, Bisa Naik Luar Biasa

Nasional
Jawab PAN, Mardiono Bilang PPP Sudah Akui Kemenangan Prabowo-Gibran

Jawab PAN, Mardiono Bilang PPP Sudah Akui Kemenangan Prabowo-Gibran

Nasional
Kubu Anies-Muhaimin: Ada Fakta Tak Terbantahkan Terjadi Nepotisme Gunakan Lembaga Kepresidenan

Kubu Anies-Muhaimin: Ada Fakta Tak Terbantahkan Terjadi Nepotisme Gunakan Lembaga Kepresidenan

Nasional
Tim Hukum Anies-Muhaimin Sampaikan 7 Fakta Kecurangan Pilpres di Dalam Dokumen Kesimpulan

Tim Hukum Anies-Muhaimin Sampaikan 7 Fakta Kecurangan Pilpres di Dalam Dokumen Kesimpulan

Nasional
Pasca-serangan Iran ke Israel, Kemenlu Terus Pantau WNI di Timur Tengah

Pasca-serangan Iran ke Israel, Kemenlu Terus Pantau WNI di Timur Tengah

Nasional
Temui Megawati, Ganjar Mengaku Sempat Ditanya karena Tak Hadiri 'Open House' di Teuku Umar

Temui Megawati, Ganjar Mengaku Sempat Ditanya karena Tak Hadiri "Open House" di Teuku Umar

Nasional
Kubu Prabowo-Gibran Kritik Megawati Ajukan 'Amicus Curiae' ke MK

Kubu Prabowo-Gibran Kritik Megawati Ajukan "Amicus Curiae" ke MK

Nasional
Soal Gibran Ingin Bertemu, Ganjar: Pintu Saya Tidak Pernah Tertutup

Soal Gibran Ingin Bertemu, Ganjar: Pintu Saya Tidak Pernah Tertutup

Nasional
Telepon Wamenlu AS Pasca-serangan Iran ke Israel, Menlu Retno: Anda Punya Pengaruh Besar

Telepon Wamenlu AS Pasca-serangan Iran ke Israel, Menlu Retno: Anda Punya Pengaruh Besar

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com