Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KBRI Washington Pantau Kesehatan WNI Kelompok Rentan Covid-19 Secara Online

Kompas.com - 07/04/2020, 05:51 WIB
Devina Halim,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Washington DC, Amerika Serikat (AS) menyiapkan kegiatan pemantauan kesehatan para warga negara Indonesia (WNI), terutama lansia, secara daring atau online di tengah pandemi Covid-19.

Para lansia mendapat prioritas karena merupakan kelompok rentan terpapar virus corona.

Untuk mengikuti kegiatan tersebut, para lansia harus mendaftarkan diri terlebih dahulu melalui e-mail atau Whatsapp KBRI Washington DC.

Dalam pelaksanaannya, para WNI itu harus mengecek suhu tubuh mereka selama dua kali dalam sehari, pada pukul 09.00 dan 19.00 waktu setempat.

Baca juga: Lima WNI di New York Positif Covid-19, Satu Orang Meninggal

Koordinator Fungsi Protokol dan Konsuler sekaligus Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanggulangan Covid-19 KBRI Washington DC Theodorus S. Nugroho memastikan kerahasiaan data para WNI yang diterima.

“Data-data yang masuk baik lewat formulir daring, email, pesan singkat, dan WhatsApp tersebut akan kami buat database sebarannya, dijaga kerahasiaannya,” ungkap Theodorus melalui keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Minggu (6/4/2020) malam.

Nantinya, kegiatan tersebut akan diawasi oleh tenaga medis diaspora Indonesia yang tergabung dalam program Pos Kesehatan KBRI Washington DC.

Saat ini, alat pengukur suhu tubuh menjadi salah satu barang yang langka di AS imbas Covid-19.

Baca juga: KBRI di Washington Imbau Turis Indonesia di AS Cepat Pulang ke Tanah Air

Maka dari itu, KBRI berencana memberikan alat tersebut kepada lansia yang belum memiliki.

“Bagi para lansia yang belum mempunyai termometer, untuk tahap pertama ini, KBRI akan membantu penyediaan sekitar 50 buah dikarenakan keterbatasan ketersediaan barang saat ini,” ujarnya.

Tak hanya sekadar langkah antisipasi Covid-19, kegiatan tersebut diklaim sebagai wujud hadirnya negara bagi WNI serta upaya untuk meningkatkan solidaritas.

Adapun melansir data real time yang dikumpulkan oleh John Hopkins University, AS mencatatkan kasus sebanyak 337.072 pasien positif Covid-19 per Senin (6/4/2020) pagi.

Dari jumlah tersebut, ada 9.619 kasus kematian yang terjadi dengan 17.448 pasien telah dinyatakan sembuh.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Teken Perpres, Wajibkan Pemda Bentuk Unit Perlindungan Perempuan dan Anak

Jokowi Teken Perpres, Wajibkan Pemda Bentuk Unit Perlindungan Perempuan dan Anak

Nasional
Politikus PPP Sebut Ada Kemungkinan Parpolnya Gabung Koalisi Prabowo-Gibran

Politikus PPP Sebut Ada Kemungkinan Parpolnya Gabung Koalisi Prabowo-Gibran

Nasional
Ini Status Perkawinan Prabowo dan Titiek Soeharto

Ini Status Perkawinan Prabowo dan Titiek Soeharto

Nasional
Bersikukuh Rampas Aset Rafael Alun, Jaksa KPK Ajukan Kasasi ke Mahkamah Agung

Bersikukuh Rampas Aset Rafael Alun, Jaksa KPK Ajukan Kasasi ke Mahkamah Agung

Nasional
Pengamat Sebut Kemungkinan Prabowo Gandeng PDI-P Masih Terbuka, Ganjalannya Hanya Jokowi

Pengamat Sebut Kemungkinan Prabowo Gandeng PDI-P Masih Terbuka, Ganjalannya Hanya Jokowi

Nasional
Obituari Tumbu Saraswati, Politikus Senior PDI-P Sekaligus Pendiri TPDI

Obituari Tumbu Saraswati, Politikus Senior PDI-P Sekaligus Pendiri TPDI

Nasional
Wakil Ketua KPK Bantah Serang Balik Dewas dengan Laporkan Albertina Ho

Wakil Ketua KPK Bantah Serang Balik Dewas dengan Laporkan Albertina Ho

Nasional
Nurul Ghufron Gugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta

Nurul Ghufron Gugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta

Nasional
JK Puji Prabowo Mau Rangkul Banyak Pihak, tapi Ingatkan Harus Ada Oposisi

JK Puji Prabowo Mau Rangkul Banyak Pihak, tapi Ingatkan Harus Ada Oposisi

Nasional
Mantan Anak Buah SYL Mengaku Dipecat Lantaran Tolak Bayar Kartu Kredit Pakai Dana Kementan

Mantan Anak Buah SYL Mengaku Dipecat Lantaran Tolak Bayar Kartu Kredit Pakai Dana Kementan

Nasional
Beri Selamat ke Prabowo-Gibran, JK: Kita Terima Kenyataan yang Ada

Beri Selamat ke Prabowo-Gibran, JK: Kita Terima Kenyataan yang Ada

Nasional
DPR Bakal Kaji Ulang Desain Pemilu Serentak karena Dianggap Tak Efisien

DPR Bakal Kaji Ulang Desain Pemilu Serentak karena Dianggap Tak Efisien

Nasional
Komisi II Sebut 'Presidential Threshold' Jadi Target Rencana Revisi UU Pemilu

Komisi II Sebut "Presidential Threshold" Jadi Target Rencana Revisi UU Pemilu

Nasional
Nyanyi 'Pertemuan' di Depan Titiek Soeharto, Prabowo: Sudah Presiden Terpilih, Harus Tepuk Tangan walau Suara Jelek

Nyanyi "Pertemuan" di Depan Titiek Soeharto, Prabowo: Sudah Presiden Terpilih, Harus Tepuk Tangan walau Suara Jelek

Nasional
Fraksi Golkar Bakal Dalami Usulan Hakim MK soal RUU Pemilu dan Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Fraksi Golkar Bakal Dalami Usulan Hakim MK soal RUU Pemilu dan Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com