JAKARTA, KOMPAS.com - Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Washington DC, Amerika Serikat (AS) menyiapkan kegiatan pemantauan kesehatan para warga negara Indonesia (WNI), terutama lansia, secara daring atau online di tengah pandemi Covid-19.
Para lansia mendapat prioritas karena merupakan kelompok rentan terpapar virus corona.
Untuk mengikuti kegiatan tersebut, para lansia harus mendaftarkan diri terlebih dahulu melalui e-mail atau Whatsapp KBRI Washington DC.
Dalam pelaksanaannya, para WNI itu harus mengecek suhu tubuh mereka selama dua kali dalam sehari, pada pukul 09.00 dan 19.00 waktu setempat.
Baca juga: Lima WNI di New York Positif Covid-19, Satu Orang Meninggal
Koordinator Fungsi Protokol dan Konsuler sekaligus Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanggulangan Covid-19 KBRI Washington DC Theodorus S. Nugroho memastikan kerahasiaan data para WNI yang diterima.
“Data-data yang masuk baik lewat formulir daring, email, pesan singkat, dan WhatsApp tersebut akan kami buat database sebarannya, dijaga kerahasiaannya,” ungkap Theodorus melalui keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Minggu (6/4/2020) malam.
Nantinya, kegiatan tersebut akan diawasi oleh tenaga medis diaspora Indonesia yang tergabung dalam program Pos Kesehatan KBRI Washington DC.
Saat ini, alat pengukur suhu tubuh menjadi salah satu barang yang langka di AS imbas Covid-19.
Baca juga: KBRI di Washington Imbau Turis Indonesia di AS Cepat Pulang ke Tanah Air
Maka dari itu, KBRI berencana memberikan alat tersebut kepada lansia yang belum memiliki.
“Bagi para lansia yang belum mempunyai termometer, untuk tahap pertama ini, KBRI akan membantu penyediaan sekitar 50 buah dikarenakan keterbatasan ketersediaan barang saat ini,” ujarnya.
Tak hanya sekadar langkah antisipasi Covid-19, kegiatan tersebut diklaim sebagai wujud hadirnya negara bagi WNI serta upaya untuk meningkatkan solidaritas.
Adapun melansir data real time yang dikumpulkan oleh John Hopkins University, AS mencatatkan kasus sebanyak 337.072 pasien positif Covid-19 per Senin (6/4/2020) pagi.
Dari jumlah tersebut, ada 9.619 kasus kematian yang terjadi dengan 17.448 pasien telah dinyatakan sembuh.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.