Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Platform LaporCovid-19, Warga Bisa Berikan Informasi yang Belum Terdeteksi Pemerintah

Kompas.com - 06/04/2020, 14:21 WIB
Achmad Nasrudin Yahya,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Koalisi Warga untuk Covid-19 meluncurkan platform pelaporan mengenai informasi seputar virus corona. Platform yang menggunakan aplikasi Whatsapp dan Telegram itu diberi nama LaporCovid-19.

Platform LaporCOVID-19 ini bisa diakses melalui WA http://wa.me/6281293149546 atau Telegram http://t.me/laporcovid19bot.

Salah satu inisiator, Irma Hidayana mengatakan, platform ini dibuat untuk membuka kesempatan kepada warga memberikan informasi tentang situasi covid-19 yang belum terdeteksi oleh pemerintah.

Baca juga: Facebook Punya Halaman Khusus untuk Informasi Resmi Seputar Covid-19

“Misalnya memberi informasi tentang kondisi dirinya, keluarganya, atau tetangganya yang memiliki gejala serupa Covid-19, atau yang meninggal sebelum mendapat kesempatan tes Covid-19," ujar Irma dalam keterangan tertulis, Senin (6/4/2020).

Menurut Irma, platform LaporCovid-19 akan mengolah dan menganalisis informasi dari warga.

Kemudian, hasilnya akan ditampilkan secara berkala berupa peta sebaran dan data-data lain yang relevan melalui situs www.laporcovid19.org.

Ia menegaskan, para inisiator platform tersebut menjamin kerahasiaan pemberi informasi.

Baca juga: 19 Dokter Meninggal Selama Pandemi Covid-19, IDI Rekomendasikan Platform Telemedicine

Kendati demikian, mekanisme cek-silang antarsesama warga dimungkinkan oleh sistem platform untuk meminimalisasi kekeliruan.

Irma mengatakan, untuk memanfaatkan platform tersebut, masyarakat cukup mengakses nomor whatsapp dan telegram yang disediakan.

Di portal tersebut, masyarakat hanya diminta mengisi formulir pelaporan yang hanya perlu dijawab menggunakan pilihan tersedia.

"Untuk menyelesaikan semua pertanyaan, pengguna hanya memerlukan maksimal lima menit," kata dia.

Sementara itu, Sekretaris Jendral Transparancy International Indonesia Danang Widoyoko menuturkan, data dan informasi merupakan faktor terpenting dalam usaha menghentikan wabah corona.

"Dengan data yang disediakan sesama warga, diharapkan kecepatan, keterbukaan, dan akurasi data Covid-19 bisa lebih ditingkatkan dari pada versi resmi," tutur Danang.

Baca juga: RS Darurat Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran Tangani 524 Pasien

Selain itu, ahli teknologi informasi Rajawali menilai, kecepatan memprediksi klaster-klaster baru penyebaran Covid-19 sangat penting untuk menyelamatkan banyak nyawa manusia.

“Kita berkejaran dengan virus dan data menjadi hal yang sangat berguna," kata dia.

Koalisi Warga untuk Covid-19 terdiri dari tokoh organisasi masyarakat sipil, ahli teknologi informasi, praktisi kesehatan masyarakat, dan jurnalis.

Selain ketiganya, inisator gerakan ini antara lain Ahmad Arif, Ketua Jurnalis Bencana dan Krisis (JBK), Asfinawati (YLBHI), Budi Setyarso (Tempo), Cholil Mahmud (Efek Rumah Kaca), Eryanto Nugroho (Lokataru), Haris Azhar (Hakasasi.id), Hilman Arioaji (U-inspire), Inayah Assegaf (STH Jentera), dan Zen RS (NarasiTV).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

Nasional
Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Nasional
KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

Nasional
Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Nasional
Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com