Setelah mengenali tanda-tanda tersebut, seseorang harus menstabilkan kondisi emosi diri dengan manajemen waktu, beraktivitas, dan berbagi dengan orang lain.
“Olahraga, istirahat, ibadah, melakukan relaksasi pernapasan, mandi air hangat, mendengar musik, menonton film, dan aktivitas hobi lain dapat menstabilkan stres negatif,” kata Mayasita.
Pernapasan perut dan butterfly hug dapat dilakukan untuk relaksasi sederhana. Caranya duduk nyaman, bernapas perlahan, lakukan tepukan lambat sambil membayangkan suatu kejadian yang menyenangkan.
Baca juga: Anak Stres Belajar di Rumah? Ini Tips dari Sekolah Lawan Corona
Butterfly hug itu dapat dilakukan selama 5-10 menit setiap pagi atau malam, hingga merasa tenang.
Mayasita menambahkan, permasalahan yang bisa dikontrol dapat diselesaikan dengan prinsip problem solving based.
“Misalnya, stres akibat skripsi yang tidak kunjung selesai karena kekurangan sumber buku. Masalah itu dapat diatasi dengan aksi membeli atau meminjam buku,” kata dia.
Sementara itu untuk masalah yang berada di luar kendali, penyelesaian dapat dilakukan dengan prinsip emotion based focus.
Baca juga: Psikolog soal Psikosomatis Saat Pandemi Covid-19: Bisa Jadi Sesak Itu karena Cemas
“Misal stres akibat berkonflik dengan rekan kerja yang selalu memancing keributan, maka reaksi emosi Anda yang diubah karena tidak semua orang harus merasa cocok dengan pribadi kita,” kata Mayasita.
Ia pun mengatakan bahwa hidup adalah bagaimana seseorang merespons sesuatu di sekitarnya.
“Life is 10 percent what happens to you and 90 percent how you react to it,” kata Mayasita.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.