Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rapid Test di Indonesia Berdasarkan Tracing, Beda dengan Korea Selatan

Kompas.com - 03/04/2020, 12:53 WIB
Dani Prabowo,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Jumlah warga yang terkonfirmasi positif Covid-19 hingga saat ini masih bertambah. Pemerintah pun didesak agar dapat melakukan tes massal secara cepat seperti Korea Selatan yang hingga 12.000 hingga 15.000 tes per hari.

Namun, menurut Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Corona Achmad Yurianto, pelaksanaan tes massal atau rapid test di Indonesia berbeda dengan Korea Selatan.

Pasalnya, rapid test yang dilakukan di Indonesia berdasarkan contact tracing atau penelusuran kontak dari pasien yang telah dinyatakan positif sebelumnya.

"Jadi, rapid test ini adalah rapid test penjaringan, screening. Jadi jangan disamakan dengan di Korea," ucap Achmad Yurianto dalam dialog di Kompas TV, Jumat (3/4/2020).

"Ini adalah tindak lanjut menggiring setelah ditemukan kasus positif," kata Yuri.

Baca juga: Mencermati Tes Covid-19, Uji Spesimen yang Sedikit hingga Tingkat Positif yang Tinggi

Meski banyak masyarakat ingin mengikuti rapid test tersebut, namun pemerintah telah menetapkan tiga prioritas masyarakat yang bisa mengikutinya.

Prioritas pertama adalah masyarakat yang memiliki kontak dekat dengan pasien yang dinyatakan positif Covid-19.

Sementara, prioritas kedua adalah tenaga kesehatan yang setiap hari melakukan kontak dengan kasus Covid-19.

Sementara, prioritas kedua berbasis kewilayahan.

Misalnya, jika di dalam suatu wilayah terdapat puskesmas yang menangani pasien Covid-19 dalam jumlah cukup banyak, maka masyarakat yang melakukan kunjungan ke puskesmas tersebut akan ditelusuri untuk kemudian menjalani rapid test.

Baca juga: Kadin Bantu 100.000 Rapid Test, 105.000 Masker, dan 300 APD untuk Pemprov DKI

Adapun dari segi metode pengetesan, Yuri menambahkan, yang diperiksa di Indonesia adalah antibodi seseorang berbasis virologi.

"Sementara yang dipakai di Korea itu antigennya," kata dia.

"Kalau kita pakai respons dari tubuh terhadap keberadaan virus yang ditandai dengan munculnya imunoglobulin. Sehingga, butuh proses dan waktu," ujarnya.

Kendati pada suatu rapid test hasil pemeriksaan menyatakan negatif, namun hal itu belum tentu seseorang tidak terjangkit virus corona.

Sebab, bisa jadi antibodi seseorang belum terbentuk, sehingga hasil masih dinyatakan negatif.

Ini yang menyebabkan pemerintah masih menyatakan kasus positif di Indonesia berdasarkan hasil test PCR.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan 'Amicus Curiae' seperti Megawati

Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan "Amicus Curiae" seperti Megawati

Nasional
Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah 'Nyapres' Tidak Jadi Gubernur Jabar

Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah "Nyapres" Tidak Jadi Gubernur Jabar

Nasional
Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Nasional
Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Nasional
Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

Nasional
Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com