Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 02/04/2020, 06:23 WIB
Sania Mashabi,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Beberapa waktu lalu masyarakat berbondong-bondong memborong masker untuk disimpan dan digunakan sebagai upaya pencegahan wabah virus corona.

Hal tersebut menjadi salah satu penyebab kelangkaan masker di Indonesia.

Kelangkaan membuat masyarakat yang membutuhkan masker seperti orang sakit, orang yang merawat orang sakit dan tenaga kesehatan kesulitan untuk mendapatkan alat pelindung hidung serta mulut itu.

Meski demikian, dalam situasi seperti ini muncul opsi baru penggunaan masker kain untuk menggantikan masker bedah.

Baca juga: Yuri: Masker Kain Bisa Jadi Alternatif Cegah Virus Corona

Menurut juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona Achmad Yurianto, masker berbahan dasar kain dapat dijadikan alternatif untuk mencegah penularan virus.

Yuri mengatakan, di tengah kondisi kelangkaan surgical mask seperti sekarang ini, masker kain dapat menjadi pilihan ketimbang tak menggunakan masker sama sekali.

"(Penggunaan masker berbahan dasar kain) ini lebih baik dibanding tanpa pakai masker," kata Yuri kepada Kompas.com, Rabu (25/3/2020).

Walau jadi salah satu alternatif, apakah masker kain benar-benar ampuh untuk mencegah penularan virus melalui percikan ludah yang keluar dari mulut atau droplet?

Dokter dari Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi FKUI RSUP Persahabatan Erlina Burhan memberi penjelasan terkait efektivitas masker kain sebagai pencegah penularan virus.

Kurang efektif cegah penularan virus

Menurut Erlina, masker kain kurang efektif untuk mencegah penularan virus.

Sebab, kata dia, masker tersebut tidak bisa menahan percikan yang keluar dari mulut atau droplet sepenuhnya.

"Jadi pencegahan keluarnya droplet dari batuk atau bersin itu pada pemakai kalau yang dropletnya, beratnya besar ia bisa, tapi kalau dropletnya kecil tidak bisa tidak masker kain ini ya," kata Erlina saat konferensi pers di Graha BNPB, Jakarta, Rabu (1/4/2020).

Baca juga: Apakah Masker Kain Buatan Sendiri Bisa Mencegah Infeksi Corona?

Erlina menjelaskan, kemampuan filtrasi masker kain hanya mampu menahan 10 sampai 60 persen partikel dengan ukuran tiga mikron.

Masker kain, lanjut dia, juga tidak mampu menahan partikel aerosol dan airborne atau partikel yang ada di udara.

"Masker kain ini bila dalam keadaan terpaksa bisa dipakai, tapi memang tidak sebaik seefektif masker bedah," ujar dia.

Namun, penggunaan masker kain tetap memiliki beberapa keuntungan, yakni bisa dipakai secara berulang.

Ia mengingatkan sebelum dipakai berulang, masker kain harus dicuci terlebih dahulu.

"Perlu dicuci dengan deterjen dan bila perlu memakai air panas. Karena deterjen dan air yang hangat itu bisa mematikan virus," ucap Erlina.

Masker bedah tiga kali lebih efektif

Dibanding masker kain, masker bedah tiga kali lipat lebih efektif untuk mencegah penularan virus termasuk Covid-19.

Erlina mengacu pada penelitian ilmiah di Inggris terkait efektivitas masker kain.

"Kesimpulan dari penelitian ini, intinya adalah bahwa penggunaan masker bedah ternyata lebih efektif tiga kali lipat dibandingkan masker kain atau masker buatan rumah," ungkapnya.

Baca juga: Yurianto: Masker Tak Bisa Membunuh Virus Corona, Sebaiknya Tetap Cuci Tangan Pakai Sabun

Erlina menjelaskan, kemampuan filtrasi masker bedah mencapai 30 sampai 95 persen partikel dengan ukuran 0,1 mikron.

Namun, bisa saja fungsi filtrasi masker bedah tidak berjalan dengan baik apabila ada kebocoran penggunaan.

"Terutama dari samping kiri kanan karena tidak sepenuhnya sempurna bisa menutupi wajah," ungkapnya.

Meski cukup efektif, Erlina menegaskan, penggunaan makser bedah hanya untuk petugas medis, orang yang sedang sakit, orang yang merawat orang sakit atau orang yang berada dalam kerumunan.

Selain masker bedah, masker N95 juga bisa menangkal penularan virus lewat droplet. Masker N95 mampu melakukan filtrasi pada partikel 0,1 mencapai lebih 95 persen.

Masker itu juga tidak akan bocor apabila digunakan dengan benar.

Masker N95 juga bisa dipakai berulang. Namun tata cara khusus tetap diperlukan apabila ingin memakai masker N95 secara berulang.

"Seperti misalnya setelah dipakai, dijemur di bawah sinar matahari untuk tiga sampai empat hari sehingga virus yang ada sudah mati," ujar dia.

Baca juga: Masker: Cara Menggunakan yang Benar

Namun, Erlina menegaskan, masker tersebut hanya untuk petugas kesehatan yang kontak langsung dengan pasien yang terinfeksi virus.

Kemudian, makser full face respirator juga bisa melindungi manusia dari paparan virus melalui droplet.

Tetapi masker tersebut hanya untuk pekerja di industri yang rawan terhadap zat-zat berbahaya.

"Face respirator ini untuk para pekerja yang memiliki risiko tinggi terpapar gas-gas yang berbahaya. Ini biasanya dipakai di industri,"

Menurut Erlina Burhan, masker face respirator ini memiliki efek perlindungan terhadap droplet, aerosol, dan airborne.

Kemampuan filtrasinya, lanjut Erlina, bisa mencapai 99 persen dengan partikel 0,1 mikron.

"Tidak ada kebocoran. Dapat dipakai berulang tapi tentu saja harus dibersihkan dengan disinfektan secara benar," tuturnya.

Masker kain opsi terakhir

Kendati demikian, lanjut Erlina, masker kain tetap bisa dijadikan opsi untuk mencegah penularan virus apabila ada kelangkaan masker bedah.

"Kalau masker kain itu menjadi pilihan terakhir bila tidak ada lagi masker maka masker kain menjadikan pilihan terakhir untuk mencegah penularan virus ini," kata Erlina.

Baca juga: Pakar: Masker Kain Jadi Pilihan Terakhir untuk Cegah Penularan Covid-19

Namun, Erlina mengingatkan pengguna masker kain tetap harus menjaga jarak satu hingga dua meter dengan orang lain.

Alasannya, karena masker kain hanya memiliki kemampuan filtrasi sebesar 10 sampai 60 persen partikel dengan ukuran tiga mikron.

Masker kain, menurut dia, juga tidak mampu menahan partikel aerosol dan airborne.

Jangan panic buying

Erlina juga mengingatkan masyarakat untuk tidak memborong masker secara berlebihan.

Sebab, kata dia, masker hanya untuk tenaga medis, orang sakit, orang yang sedang menjaga orang sakit atau orang dalam kerumunan.

"Oleh sebab itu saya minta kepada masyarakat jangan panic buying. Karena masker ini diperlukan terutama untuk tenaga kesehatan dan orang-orang yang sakit," ungkapnya.

"Jadi kalau orang sehat yang menborongnya, memakainya, maka ketersediaan masker ini tidak ada lagi untuk tenaga kesehatan maupun orang yang sakit," sambungnya.

Baca juga: Masyarakat Kembali Diingatkan Tak Panic Buying Beli Masker

Menurut Erlina, berbahaya jika tenaga kesehatan dan orang sakit tidak bisa mendapatkan masker.

Ia mengatakan, bisa saja penularan akan terus terjadi jika orang sakit tidak menggunakan masker.

"Dan ini berbahaya kalau orang sakit tidak ada akses terhadap masker, maka bisa jadi orang sakit ini akan terus menjadi sumber penularan untuk kita semua," ujar Erlina.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Nasional
Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Nasional
Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

Nasional
Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan 'Amicus Curiae' seperti Megawati

Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan "Amicus Curiae" seperti Megawati

Nasional
Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah 'Nyapres' Tidak Jadi Gubernur Jabar

Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah "Nyapres" Tidak Jadi Gubernur Jabar

Nasional
Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Nasional
Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Nasional
Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

Nasional
Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com