Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 27/03/2020, 07:01 WIB
|
Editor Krisiandi

JAKARTA, KOMPAS.com - Angka pasien Covid-19 di dalam negeri terus bertambah. Hingga Kamis (26/3/2020), pemerintah mengonfirmasi ada 893 pasien positif Covid-19.

"Ada penambahan pasien positif 103 orang, sehingga total kasus menjadi 893," kata Yurianto dalam konferensi pers di gedung BNPB, Jakarta.

Sementara itu, pasien meninggal dunia dilaporkan menjadi 78 orang dan pasien sembuh berjumlah 35 orang.

Berdasarkan data pemerintah, saat ini kasus di DKI Jakarta masih mendominasi, dengan penambahan 53 pasien baru Covid-19.

Angka tersebut menambah jumlah pasien Covid-19 di DKI Jakarta menjadi 515 kasus.

"Masih didominasi banyak di DKI Jakarta," kata Yuri.

Berdasarkan data pemerintah ini, jumlah tambahan pasien positif Covid-19 diketahui tersebar di 12 provinsi.

Baca juga: UPDATE: Tambah 103 Pasien, Total Ada 893 Kasus Covid-19 di Indonesia

Adapun dari 12 provinsi tersebut, penambahan kasus di DKI Jakarta disusul Sulawesi Selatan yang mencatat ada 14 kasus baru positif Covid-19.

Kemudian, Jawa Timur yang mencatat penambahan 8 kasus baru positif Covid-19.

Selain itu, data pemerintah juga memperlihatkan ada tiga provinsi lagi yang mencatat kasus perdana Covid-19.

Tiga provinsi itu adalah Aceh, Sumatera Barat, dan Sulawesi Tengah. Aceh mengonfirmasi satu kasus perdana, Sumbar mengonfirmasi tiga kasus perdana, dan Sulteng mengonfirmasi satu kasus perdana.

Terus ingatkan jaga jarak

Yuri mengingatkan masyarakat soal pentingnya menjaga jarak atau social distancing untuk mencegah penyebaran virus corona.

Dia mengatakan, tindakan pencegahan ini harus dilakukan oleh semua orang tanpa kecuali.

Ia menegaskan, semua pihak harus bekerja sama dan saling mengingatkan agar penyebaran virus corona tidak terus meluas.

"Kita harus upaya keras menjaga yang sehat tetap sehat, tidak menjadi sakit. Upaya ini bisa dilakukan kalau kita bekerja sama dengan baik, apabila kita mau jaga jarak, mau cuci tangan dengan sabun, dan saling mengingatkan satu sama lain," kata Yuri.

"Ini menjadi kunci kita dalam pencegahan dan pengendalian Covid-19," tutur dia.

Dia mengatakan penyebaran virus corona disebabkan adanya kontak dekat antara orang yang sehat dan yang terinfeksi.

Penularannya melalui droplets atau cairan tubuh, seperti ludah, yang biasanya menyebar saat seseorang yang terinfeksi batuk atau bersin.

"Droplets atau percikan ludah atau lendir pada saat orang sakit ini bersin atau batuk itu bisa menyebar merata sampai radius 1,5 meter. Jarak itulah yang harus jaga lebih dari 1,5 meter atau dua meter harus kita pertahankan," ujar Yuri.

Yuri mengimbau agar masyarakat menjaga kewaspadaan dan kesadaran diri mengenai Covid-19. Sebab, pembawa virus ini pun belum tentu tampak seperti orang sakit.

Maka, ia menegaskan, upaya pencegahan seperti social distancing merupakan langkah yang diyakini paling efektif untuk saat ini.

Baca juga: Pemerintah: Kunci Pencegahan Penularan Covid-19, Jaga Jarak dan Cuci Tangan Pakai Sabun

Beberapa kebijakan terkait social distancing yang telah diimbau pemerintah di antaranya, penerapan bekerja dari rumah, belajar di rumah, dan beribadah di rumah.

"Tidak ada satu garansi meski bukan berasal dari daerah yang terjangkit Covid-19 tidak membawa virus ini. Ini menjadi dasar untuk kita menjaga jarak," tuturnya.

"Tidak di kerumunan, tidak melakukan salaman sementara, ini adalah upaya paling efektif. Saya yakin masyarakat mampu melakukan itu," imbuh Yuri.

Mencari relawan

Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 membuka pendaftaran relawan untuk membantu pemerintah menangani penyebaran wabah virus corona.

Pemerintah membutuhkan sekitar 1.500 dokter dan 2.500 perawat untuk menjadi garda terdepan dalam penanganan pasien Covid-19.

Selain itu juga dibutuhkan petugas pranata laboratorium, administrasi rumah sakit, dan sopir ambulans.

"Saat ini, Indonesia membutuhkan sekitar 1.500 dokter, terutama dokter spesialis paru, anestesi, dan dokter umum. Pranata lab, sekitar 2.500 perawat, dan juga bagian dari administrasi rumah sakit hingga sopir ambulans," ujar Koordinator Relawan Gugus Tugas Covid 19 Andre Rahadia.

Baca juga: Pemerintah Butuh Relawan Tenaga Medis Tangani Covid-19, Ini Cara Daftarnya

Andre mengatakan, mahasiswa tingkat akhir yang belajar di bidang ilmu terkait juga dapat ikut menjadi relawan penanganan Covid-19. Para mahasiswa akan fokus bertugas dalam fungsi pencegahan dan pengendalian Covid-19.

"Teman-teman mahasiswa tingkat akhir di lapis kedua sebagai bagian dari pencegahan. Teman-teman mahasiswa akan membantu konsultasi medis atau psikologis, yang dilakukan melakukan platform online," kata Andre.

Pendaftaran relawan dapat diakses melalui situs http://deskrelawanpb.bnpb.go.id/covid-19/.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Pengamat Nilai Jokowi-Megawati Sudah Sepaham soal Capres 2024

Pengamat Nilai Jokowi-Megawati Sudah Sepaham soal Capres 2024

Nasional
PKB: Kemesraan Prabowo-Ganjar Semu

PKB: Kemesraan Prabowo-Ganjar Semu

Nasional
Bandung Lautan Api: Saat Para Pejuang Membumihanguskan Kota buat Kemerdekaan Indonesia

Bandung Lautan Api: Saat Para Pejuang Membumihanguskan Kota buat Kemerdekaan Indonesia

Nasional
Selama Ramadhan, Tahanan KPK Tetap Bisa Dibesuk dan Dikirim Makanan

Selama Ramadhan, Tahanan KPK Tetap Bisa Dibesuk dan Dikirim Makanan

Nasional
Wacana Menduetkan Ganjar dan Prabowo Dinilai Terlalu Dini

Wacana Menduetkan Ganjar dan Prabowo Dinilai Terlalu Dini

Nasional
Pemprosesan Data Pribadi Menurut UU PDP dan Status Eksisting

Pemprosesan Data Pribadi Menurut UU PDP dan Status Eksisting

Nasional
Petakan Potensi Ancaman di IKN, TNI: Penyelundupan Narkoba, Radikalisme, dan Terorisme

Petakan Potensi Ancaman di IKN, TNI: Penyelundupan Narkoba, Radikalisme, dan Terorisme

Nasional
Nasdem Tampik Disebut Usulkan Khofifah Jadi Cawapres Anies

Nasdem Tampik Disebut Usulkan Khofifah Jadi Cawapres Anies

Nasional
Soal Pernyataan Budi Gunawan 'Aura Jokowi ke Prabowo', Hasto: Tugas Pemimpin Mentransformasikan...

Soal Pernyataan Budi Gunawan "Aura Jokowi ke Prabowo", Hasto: Tugas Pemimpin Mentransformasikan...

Nasional
Hasto: Bagi PDI-P, Bicara Capres-Cawapres Bukan soal Angka Elektoral

Hasto: Bagi PDI-P, Bicara Capres-Cawapres Bukan soal Angka Elektoral

Nasional
Alasan Jokowi Larang Pejabat hingga ASN Buka Puasa Bersama Selama Ramadhan

Alasan Jokowi Larang Pejabat hingga ASN Buka Puasa Bersama Selama Ramadhan

Nasional
Stafsus: Pertemuan Jokowi-Megawati di Istana Tak Sekadar Pertemuan Presiden-Ketum Partai

Stafsus: Pertemuan Jokowi-Megawati di Istana Tak Sekadar Pertemuan Presiden-Ketum Partai

Nasional
DPR Nilai Penegak Hukum Tak Serius Tanggapi PPATK, KPK: Kami Yakin Bukan untuk KPK

DPR Nilai Penegak Hukum Tak Serius Tanggapi PPATK, KPK: Kami Yakin Bukan untuk KPK

Nasional
Jokowi Dianggap Kian Dukung Prabowo untuk Pilpres, Gerindra: Tak Cuma Prabowo yang Disebut

Jokowi Dianggap Kian Dukung Prabowo untuk Pilpres, Gerindra: Tak Cuma Prabowo yang Disebut

Nasional
Soal Hari Baik Megawati Umumkan Capres, Sekjen PDI-P Singgung Sabtu Pahing 24 Juni

Soal Hari Baik Megawati Umumkan Capres, Sekjen PDI-P Singgung Sabtu Pahing 24 Juni

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke