JAKARTA, KOMPAS.com - Virus corona yang menyebabkan Covid-19 mewabah di Indonesia. Kondisi ini berdampak pada pertumbuhan ekonomi.
Tak sedikit pihak yang ragu pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa mencapai target 5 persen jika wabah Covid-19 tak kunjung mereda.
Oleh karena itu, berbagai macam cara dilakukan pemerintah untuk menjaga perekonomian nasional. Mulai dari menjaga daya beli hingga menjaga ketersediaan pangan.
Berikut beberapa upaya yang dilakukan pemerintah untuk menjaga perekonomian Indonesia di tengah wabah Covid-19.
Sekretaris Kementerian Koordinator (Sesemenko) Perekonomian, Susiwijono mengatakan, pemerintah berencana memberikan BLT untuk menjaga daya beli masyarakat di tengah pandemi Covid-19.
BLT rencananya tidak hanya diberikan pada masyarakat miskin tetapi juga untuk masyarakat yang merasakan dampak Covid-19.
Baca juga: Pemerintah Akan Berikan BLT ke Pedagang Kecil hingga Pengemudi Online
"Daya beli melalui BLT untuk kelompok komunitas terdampak. Seperti kita ketahui wabah Covid-19 ini yang paling terdampak adalah masyarakat perkotaan. Kita lihat DKI Jakarta dan sekitarnya yang paling terdampak," kata Susi saat konferensi pers di Graha BNPB, Jakarta, Kamis (26/3/2020).
"Karena itu kami menyiapkan bentuk bantuan sosial melalui BLT untuk meningkatkan daya beli kelompok terdampak," lanjutnya.
Susi menjelaskan, BLT tersebut akan diberikan pada pekerja sektor informal, antara lain pengusaha warung, pedagang kecil serta pengemudi transportasi online.
Baca juga: Wabah Corona, Jokowi Diharapkan Buat Kebijakan Tambahan selain BLT
Pemerintah, lanjut Susi, sudah mulai meminta data calon penerima bantuan dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, asosiasi perdagangan hingga pihak Gojek dan Grab.
"Kami sudah diskusi dan minta data dari Gojek, minta data dari Grab dan juga sebenarnya beberapa yang terkait dengan transportasi online lain," ungkapnya.
Ia menambahkan, para pekerja harian di pusat perbelanjaan juga akan mendapat bantuan.
"Kita akan data para pekerja informal harian untuk mendapatkan bantuan langsung tunai dalam rangka meningkatkan daya beli. Jadi itu yang pertama program stimulus lanjutan dalam konteks peningkatan daya beli," ucap Susi.
Susi juga menuturkan, pemerintah bakal menerbitkan obligasi baru sebagai salah satu langkah untuk menginjeksi likuditas dan aliran modal ke dunia usaha.
Menurutnya, obligasi pemerintah yang bakal diberi nama Recovery Bond tersebut nantinya bakal dibeli Bank Indonesia (BI) atau pihak swasta yang mampu.
Baca juga: 9 Kebijakan Ekonomi Jokowi di Tengah Pandemi Covid-19: Penangguhan Cicilan hingga Relaksasi Pajak