Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pandemi Virus Corona, Jubir Presiden Minta Kritik Negatif Dihentikan

Kompas.com - 21/03/2020, 12:24 WIB
Ardito Ramadhan,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Juru Bicara Presiden, Fadjroel Rachman, meminta publik berhenti menyampaikan kritik negatif terkait upaya pemerintah dalam penanganan virus corona dan penyakit Covid-19.

"Lebih baik kritik-kritik yang sifatnya, menurut saya negatif, itu lebih baik ditahan dulu," kata Fadjroel dalam siaran diskusi Polemik, Sabtu (21/3/2020).

Menanggapi kritikan yang menilai pemerintah gagap dalam menangani virus Corona, Fadjroel menilai seluruh negara yang terpapar virus corona juga tidak melakukan persiapan yang maksimal dalam menghadapi virus baru tersebut.

Baca juga: Bermacam Kisah soal Sulitnya Dapat Penanganan dan Pemeriksaan Covid-19...

Fadjroel mengatakan,setiap negara yang terpapar Covid-19 kini justru sedang bekerja sama karena setiap negara itu tidak pernah membayangkan dampak dari pandemi virus corona ini.

"Jadi sekarang semua saling bekerja sama untuk menghadapi ini. Jadi tidak ada satu negara pun yang dianggap 'Anda salah melakukan ini', 'Anda salah melakukan ini', sekarang semuanya sedang bekerja sama," ujar Fadjroel.

Baca juga: Kasus Covid-19 Terus Bertambah: Sulitnya Deteksi di Bandara dan Tracing Kontak

Fadjroel pun mengimbau publik untuk berupaya meredam penyebaran virus itu dengan melakukan pembatasan sosial atau memberi dukungan kepada tenaga kesehatan dibanding menyampaikan kritik-kritik negatif.

"Kalau ada yang melakukan itu (kritik negatif), kita bertanya saja, Anda sudah melakukan pembatasan sosial, kah? Apakah anda sudah membantu para tenaga kerja kesehatan kah? Misalnya seperti itu daripada tertawa-tawa di media sosial, itu hal yang tidak membantu buat kita," kata Fadjroel.

Sejumlah kritik muncul karena pemerintah dinilai tidak siap melayani sejumlah orang atau pasien yang khawatir mengidap virus corona atau Covid-19.

Beragam kisah muncul terkait sulitnya mendapatkan pelayanan saat akan memeriksakan diri apakah mereka terpapar virus corona.

Baca juga: Bermacam Kisah soal Sulitnya Dapat Penanganan dan Pemeriksaan Covid-19...

Ada juga orang yang masuk kategori pasien dalam pengawasan (PDP), tetapi tidak dilayani secara optimal saat berada di rumah sakit rujukan.

Bahkan, satu ruang isolasi yang sempit, sekitar 3x4 meter digunakan oleh 6 orang yang masuk kategori PDP, dengan kerentanan yang sama. 

Baca juga: Satu Malam Berkerumun di Ruang Isolasi RSUD Pasar Minggu...

Seorang PDP bahkan mengaku khawatir jika cara ini malah menyebabkan seseorang yang awalnya negatif, kemudian malah berubah menjadi positif.

Tidak hanya itu, dia bahkan mengaku kesulitan mengetahui hasil tes yang telah dilakukan. Seorang pegawai rumah sakit ada juga yang menyatakan bahwa bisa saja pasien tidak dihubungi jika hasilnya negatif.

Hingga Jumat (20/3/2020) kemarin, Pemerintah mencatat terdapat 369 kasus virus Corona di wilayah Indonesia.

Sebanyak 32 pasien telah meninggal dunia sementara 17 orang pasien lainnya telah dinyatakan sembuh.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penetapan Prabowo-Gibran Besok, KPU Undang Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud

Penetapan Prabowo-Gibran Besok, KPU Undang Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud

Nasional
Amanat Majelis Syura Gulirkan Hak Angket di DPR, Presiden PKS Sebut Lihat Realitanya

Amanat Majelis Syura Gulirkan Hak Angket di DPR, Presiden PKS Sebut Lihat Realitanya

Nasional
Zulhas Sebut Tak Ada Tim Transisi, Prabowo Mulai Kerja sebagai Presiden Terpilih

Zulhas Sebut Tak Ada Tim Transisi, Prabowo Mulai Kerja sebagai Presiden Terpilih

Nasional
Menyoal Tindak Lanjut Pelanggaran Pemilu yang Formalistik ala Bawaslu

Menyoal Tindak Lanjut Pelanggaran Pemilu yang Formalistik ala Bawaslu

Nasional
PDI-P Sebut Jokowi dan Gibran Tak Lagi Kader, Zulhas: Sudah Ada Rumahnya, PAN ...

PDI-P Sebut Jokowi dan Gibran Tak Lagi Kader, Zulhas: Sudah Ada Rumahnya, PAN ...

Nasional
Saksi Sebut Pemenang Lelang Proyek Tol MBZ Sudah Diatur

Saksi Sebut Pemenang Lelang Proyek Tol MBZ Sudah Diatur

Nasional
PAN Prioritaskan Kader Sendiri untuk Maju Pilkada 2024

PAN Prioritaskan Kader Sendiri untuk Maju Pilkada 2024

Nasional
Jokowi Tinjau Pasar Tumpah Mamasa, Cek Harga dan Berencana Bangun Pasar Baru

Jokowi Tinjau Pasar Tumpah Mamasa, Cek Harga dan Berencana Bangun Pasar Baru

Nasional
PKS: Selamat Bertugas Prabowo-Gibran

PKS: Selamat Bertugas Prabowo-Gibran

Nasional
Pengamat: Prabowo-Gibran Punya PR Besar karena Kemenangannya Dibayangi Kontroversi

Pengamat: Prabowo-Gibran Punya PR Besar karena Kemenangannya Dibayangi Kontroversi

Nasional
Kementerian KP Gandeng Kejagung Implementasikan Tata Kelola Penangkapan dan Budi Daya Lobster 

Kementerian KP Gandeng Kejagung Implementasikan Tata Kelola Penangkapan dan Budi Daya Lobster 

Nasional
Respons Putusan MK, Zulhas: Mari Bersatu Kembali, Kita Akhiri Silang Sengketa

Respons Putusan MK, Zulhas: Mari Bersatu Kembali, Kita Akhiri Silang Sengketa

Nasional
Agenda Prabowo usai Putusan MK: 'Courtesy Call' dengan Menlu Singapura, Bertemu Tim Hukumnya

Agenda Prabowo usai Putusan MK: "Courtesy Call" dengan Menlu Singapura, Bertemu Tim Hukumnya

Nasional
Awali Kunker Hari Ke-2 di Sulbar, Jokowi Tinjau Kantor Gubernur

Awali Kunker Hari Ke-2 di Sulbar, Jokowi Tinjau Kantor Gubernur

Nasional
'MK yang Memulai dengan Putusan 90, Tentu Saja Mereka Pertahankan...'

"MK yang Memulai dengan Putusan 90, Tentu Saja Mereka Pertahankan..."

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com