JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Komisi III DPR RI Herman Hery meminta Kapolri Jenderal Idham Azis mengevaluasi jajaran Polda Sulawesi Tenggara.
Permintaan itu terkait kesalahan informasi yang disampaikan Kepala Polda Sulawesi Tenggara Brigjen (Pol) Merdisyam soal kedatangan warga negara China di Bandar Udara Haluoleo Kendari, beberapa waktu lalu.
"Misinformasi seperti ini jelas tidak dibutuhkan di tengah keseriusan pemerintah dalam menghadapi perang melawan penyebaran virus corona dan bisa mengakibatkan kepanikan baru di masyarakat," ujar Herman melalui keterangan tertulis, Rabu (18/3/2020).
"Kapolri harus melakukan evaluasi menyeluruh, terutama di Polda Sulawesi Tenggara," lanjut dia.
Baca juga: Ini Klarifikasi Kemenkumham soal Rombongan WN China di Bandara Kendari
Komisi III DPR RI sendiri menyoroti kedatangan tenaga kerja asal China ke Kendari.
Pasalnya, berdasarkan informasi yang didapat, seluruh WN China itu tidak dikarantina saat tiba di Indonesia.
Semestinya, sesuai dengan Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor 7 Tahun 2020, WN China itu menjalani karantina selama 14 hari terlebih dahulu untuk memastikan mereka tak terinfeksi Covid-19.
"Harus juga diingat bahwa pada Pasal 3 Ayat 2 Peraturan Menkumham Nomor 7 Tahun 2020 mewajibkan seluruh TKA (tenaga kerja asing) yang tiba di Indonesia menjalani karantina 14 hari," lanjut dia.
Komisi III DPR pun meminta pimpinan Polri berkoordinasi dengan Dirjen Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM di seluruh wilayah di Indonesia agar peristiwa serupa tidak terjadi lagi.
Baca juga: Penyebar Video TKA China Tiba di Bandara Haluole Kendari Dibebaskan
"Saya juga meminta Kapolri untuk segera membangun koordinasi dan sinergi yang baik dengan jajaran imigrasi pada Kementrian Hukum dan HAM di semua wilayah Republik Indonesia agar kejadian serupa tidak terjadi lagi, lanjut dia.
Diberitakan sebelumnya, sebanyak 49 WN China tiba di Bandar Udara Haluoleo Kendari, Minggu (15/3/2020).
Video kedatangan WN China tersebut pun viral di media sosial.
Kapolda Sultra Brigjen (Pol) Merdisyam kemudian merespons video itu. Ia mengatakan puluhan WN China itu bukan tiba dari China, melainkan dari Jakarta lantaran usai mengurus perpanjangan visa.
Belakangan terungkap 49 TKA asal China itu memang baru datang ke Indonesia. Mereka berasal dari Provinsi Henan.
Mereka merupakan tenaga kerja asing yang akan bekerja di salah satu proyek pembangunan di Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara.
Baca juga: Puluhan TKA dari China Tiba di Kendari, Gubernur Sultra: Jelas Kita Khawatir