JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengaku belum mengetahui pasti soal kabar pemerintah Singapura menagih warga negara asing positif Covid-19 yang dirawat di negara tersebut.
Indonesia disebut menjadi salah satu negara yang jadi sasaran tagihan pemerintah Singapura karena ada beberapa warga negara Indonesia positif terjangkit virus corona dan dirawat di Negeri Singa.
"Kami belum tahu yang dimaksud itu," ujar Wapres Ma'ruf Amin di Kantor Wakil Presiden pada Jumat (13/3/2020).
Baca juga: Sudah 7 WNI Positif Covid-19 di Singapura
Sepengetahuan Wapres Ma'ruf Amin, Singapura menerbitkan izin tinggal kepada warga negara lain dengan syarat tertentu.
Mereka yang mendapatkan izin tinggal itu pun mendapatkan fasilitas pembiayaan perawatan di rumah sakit negara itu.
Sementara bagi mereka yang tidak mendapatkan izin tinggal membayar sendiri untuk fasilitas kesehatan.
Wapres Ma'ruf Amin pun berjanji akan mencari tahu kepastian kabar tersebut.
"Kami akan membicarakannya nanti. Tapi yang tidak punya izin tinggal memang harus bayar," kata dia.
Baca juga: Usai Kasus Impor dari Indonesia, Singapura Pungut Biaya Pengobatan Virus Corona ke WNA
Diberitakan, pemerintah Singapura mulai memungut biaya bagi para pasien warga asing yang ingin melakukan perawatan terkait virus corona di negara tersebut.
Melansir dari Reuters, hal tersebut disampaikan usai Singapura melaporkan kasus impor baru yang melibatkan orang-orang yang datang usai melakukan perjalanan dari Indonesia.
Langkah baru Singapura ini diumumkan pada Senin malam dan mulai berlaku pada 7 Maret 2020 saat pihak berwenang mengumumkan adanya dua pelancong Indonesia yang menunjukkan gejala saat baru saja tiba di Singapura.
Kedua pasien tersebut melaporkan telah mengalami gejala virus corona saat di di Indonesia sebelum tiba di Singapura.
Salah satu pasien sebelumnya sempat mencari perawatan di rumah sakit Jakarta.
Baca juga: Cegah Corona, 70 Masjid di Singapura Resmi Ditutup Sementara
Sementara, kasus lain, yakni seorang warga Singapura yang mengunjungi saudara perempuannya di Indonesia yang kemudian menderita pneumonia.
Kementerian Kesehatan tidak menyebut apakah sikap pemerintah Singapura tentang pembayaran ini untuk perawatan terkait dengan kasus-kasus tertentu.
"Mengingat meningkatnya jumlah infeksi COVID-19 secara global, dan peningkatan yang diharapkan dalam jumlah kasus yang dikonfirmasi di Singapura, kita perlu memprioritaskan sumber daya di rumah sakit umum kami," kata kementerian kesehatan dalam sebuah pernyataan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.