Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penjelasan Achmad Yurianto soal Status Pandemi Virus Corona

Kompas.com - 12/03/2020, 20:26 WIB
Dani Prabowo,
Rakhmat Nur Hakim,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah angkat bicara soal status pandemi penyebaran virus corona yang dinyatakan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Menurut Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona, Achmad Yurianto, status yang disematkan WHO harus diartikan bahwa penyakit ini dapat menyerang siapa saja dan negara mana saja.

"Ini ditandai dengan satu, ini penyakit baru yang kita belum tahu betul karakternya. Kedua, menjangkiti banyak negara dalam waktu bersamaan dan ada jejak epidemiologinya," kata Yuri di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (12/3/2020).

Baca juga: WHO Tetapkan Corona Sebagai Pandemi Global, Kalla Minta Pemerintah Ambil Tindakan

Dengan jejak tersebut, menurut dia, tidak ada satu pun penyebaran penyakit ini di suatu negara terjadi tanpa ada kaitannya dengan negara lainnya.

"Pasti terkait semua," ujar Achmad Yurianto.

Saat ini, Covid-19 telah menyebar di 114 negara serta menimbulkan kematian yang cukup banyak.

Berdasarkan data Coronavirus COVID-19 Global Case, dari 127.749 kasus yang dinyatakan positif, 4.717 di antaranya meninggal dunia dan 68.307 dinyatakan sembuh.

Baca juga: WHO Tetapkan Corona Sebagai Pandemi Global, Ini Kata Istana

"Oleh data seperti itulah kenapa semua negara harus melaporkan data jumlah kasus, adalah dalam rangka untuk mengidentifikasi itu sebuah kasus atau bukan," ujar Yuri.

"Artinya, tidak ada satu negara pun di dunia ini yang tidak mengantisipasi, semua antisipasi dan memberikan respon," kata dia.

Menurut Yuri, ada dua keuntungan yang bisa diperoleh dengan penetapan status ini.

Pertama, kewaspadaan seluruh negara meningkat. Bahkan, tidak sedikit negara yang meninjau kembali kebijakan bebas visanya.

"Kami sedang menunggu kebijakan Kemenlu untuk kita. Sekarang tidak lagi memberikan kemudahan-kemudahan. Tujuannya satu, untuk mengurangi penyebaran," ujarnya.

Baca juga: Virus Corona Pandemi Global, Ini Saran WHO untuk Mencegah Terinfeksi

Kedua, penetapan ini memberikan konsekwensi agar seluruh negara bersiap-siap. Antara lain, mempersiapkan sarana dan prasarana kesehatan untuk kepentingannya, beserta segala perangkat yang dibutuhkan.

"Misalnya mereka akan amankan stok masker, APD, Google. Masing-masing negara akan mengamankan jumlah yang dianggap cukup, termasuk jumlah kebutuhan kit laboratorium pemeriksaan yang pasti akan dibutuhkan," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dudung Abdurahman Datangi Rumah Prabowo Malam-malam, Mengaku Hanya Makan Bareng

Dudung Abdurahman Datangi Rumah Prabowo Malam-malam, Mengaku Hanya Makan Bareng

Nasional
Idrus Marham Sebut Jokowi-Gibran ke Golkar Tinggal Tunggu Peresmian

Idrus Marham Sebut Jokowi-Gibran ke Golkar Tinggal Tunggu Peresmian

Nasional
Logo dan Tema Hardiknas 2024

Logo dan Tema Hardiknas 2024

Nasional
Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Nasib Koalisi Perubahan di Ujung Tanduk

Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Nasib Koalisi Perubahan di Ujung Tanduk

Nasional
PKS Undang Prabowo ke Markasnya, Siap Beri Karpet Merah

PKS Undang Prabowo ke Markasnya, Siap Beri Karpet Merah

Nasional
Selain Nasdem, PKB Juga Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Selain Nasdem, PKB Juga Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

Nasional
Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

Nasional
GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

Nasional
Kumpulkan 777 Komandan Satuan, KSAD: Jangan Hanya 'Copy Paste', Harus Bisa Berinovasi

Kumpulkan 777 Komandan Satuan, KSAD: Jangan Hanya "Copy Paste", Harus Bisa Berinovasi

Nasional
Bertemu Pratikno, Ketua Komisi II DPR Sempat Bahas Penyempurnaan Sistem Politik

Bertemu Pratikno, Ketua Komisi II DPR Sempat Bahas Penyempurnaan Sistem Politik

Nasional
Waketum Nasdem Mengaku Dapat Respons Positif Prabowo soal Rencana Maju Pilkada Sulteng

Waketum Nasdem Mengaku Dapat Respons Positif Prabowo soal Rencana Maju Pilkada Sulteng

Nasional
Bertemu Komandan Jenderal Angkatan Darat AS, Panglima TNI Ingin Hindari Ketegangan Kawasan

Bertemu Komandan Jenderal Angkatan Darat AS, Panglima TNI Ingin Hindari Ketegangan Kawasan

Nasional
5.791 Personel Polri Dikerahkan Amankan World Water Forum Ke-10 di Bali

5.791 Personel Polri Dikerahkan Amankan World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Golkar Buka Suara soal Atalia Praratya Mundur dari Bursa Calon Walkot Bandung

Golkar Buka Suara soal Atalia Praratya Mundur dari Bursa Calon Walkot Bandung

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com