Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Corona Jadi Pandemik, Pemerintah Diminta Cerdaskan Masyarakat agar Terhindar

Kompas.com - 12/03/2020, 17:54 WIB
Dani Prabowo,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Guru Besar Sosiologi Universitas Indonesia Paulus Wirutomo menyarankan pemerintah agar pencegahan penyebaran virus corona dapat dilakukan lebih masif.

Salah satunya dengan mencerdaskan masyarakat tentang bagaimana cara mengantisipasi agar mereka dapat terhindar dari penularan virus ini.

"Saat ada virus corona, masyarakat diajarkan bagaimana cara menjaga imunitas tubuh," kata Paulus kepada Kompas.com, Kamis (12/3/2020).

Baca juga: Cegah Corona, Mendagri Imbau Kepala Daerah Susun Strategi Khusus

Selama ini, ia mengatakan, pemberitaan di media massa lebih banyak mengulas tentang sejauh apa jumlah pasien yang dinyatakan positif virus corona.

Informasi lain yang banyak beredar, tentang berapa banyak yang telah dinyatakan sembuh atau meninggal dunia.

Namun, edukasi tentang apa yang dimaksud dengan virus, bagaimana virus itu menginfeksi manusia, perilaku virus seperti apa, bagaimana proses hingga akhirnya virus itu hilang atau mungkin membuat seseorang meninggal dunia, justru tidak banyak dijelaskan.

"Sekarang virus ini sudah menjadi pandemi, dan semua bangsa terkena. Tentu dengan perbedaan jumlah dan segala macamnya. Semua negara dituntut pemerintahnya bisa menyiapkan masyarakatnya itu untuk menjadi cerdas di dalam menghadapi penyakit ini," ujar Paulus.

Baca juga: Pasien 01 dan 02 Masih Positif Virus Corona, RSPI: Tak Mudah Konversi Jadi Negatif

Edukasi yang bisa dilakukan, menurut dia, seperti mengajarkan bagaimana pola hidup sehat secara teratur, cara mencuci tangan yang baik, mengonsumsi makanan yang mengandung empat sehat lima sempurna, hingga berolahraga.

Selain itu, ia berharap, agar juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona Achmad Yurianto menggunakan bahasa yang lebih mudah dicerna publik dalam menjelaskan perkembangan informasi.

Menurut dia, tidak semua orang di Indonesia memahami istilah dalam bahasa Inggris yang digunakan, seperti imported case, local transmission hingga suspect, atau penggunaan istilah yang mahfum digunakan dalam bahasa medis.

"Kalau orang enggak mengerti bahasa Inggris apa itu? Kalau menerangkan itu jangan pernah gunakan bahasa Inggris. Terangkan persoalan penyakkitnya seperti apa dan kita harus melakukan apa," ujar Paulus.

Sebelumnya, WHO resmi mengumumkan wabah Covid-19 sebagai pandemi global. Hal ini diumumkan Rabu (11/3/2020) malam.

Baca juga: KBRI Pastikan 1.403 WNI di Daegu Aman, Tak Terdampak Covid-19

Dalam waktu kurang dari tiga bulan, Covid-19 telah menginfeksi lebih dari 126.000 orang di 123 negara, dari Asia, Eropa, AS, hingga Afrika Selatan.

"Dalam dua minggu terakhir jumlah kasus di luar China telah meningkat tiga belas kali lipat dan jumlah negara yang terkena dampak meningkat tiga kali lipat," kata Direktur Jenderal WHO Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesusus dalam konferensi pers di kantor pusat WHO di Jenewa.

"Dalam beberapa hari hingga minggu ke depan, kami melihat kemungkinan jumlah kasus, jumlah kematian, dan jumlah negara terdampak akan melonjak lebih tinggi," imbuhnya dilansir CNBC, Kamis (12/3/2020).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Percepat Kinerja Pembangunan Infrastruktur, Menpan-RB Setujui 26.319 Formasi ASN Kementerian PUPR

Percepat Kinerja Pembangunan Infrastruktur, Menpan-RB Setujui 26.319 Formasi ASN Kementerian PUPR

Nasional
Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

Nasional
TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

Nasional
Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

Nasional
Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Nasional
Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Nasional
Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

Nasional
Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan 'Amicus Curiae' seperti Megawati

Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan "Amicus Curiae" seperti Megawati

Nasional
Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah 'Nyapres' Tidak Jadi Gubernur Jabar

Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah "Nyapres" Tidak Jadi Gubernur Jabar

Nasional
Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Nasional
Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Nasional
Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

Nasional
Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com