Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Covid-19 Terus Bertambah: Sulitnya Deteksi di Bandara dan Tracing Kontak

Kompas.com - 12/03/2020, 08:09 WIB
Ihsanuddin,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kasus positif corona Covid-19 di Indonesia terus bertambah. Hingga Rabu (12/3/2020) kemarin, sudah ada 34 kasus positif Corona yang diumumkan pemerintah.

Empat orang sudah dinyatakan sembuh, namun satu orang meninggal dunia.

Kasus imported case kini mendominasi dengan jumlah 19 kasus. Orang yang masuk kategori ini diduga kuat tertular covid-19 saat berada di luar negeri.

Baca juga: SERIAL INFOGRAFIK VIRUS CORONA: Apakah Covid-19 Sama seperti SARS?

Pemerintah pun mengakui bahwa para pasien imported case itu tak terdeteksi mengalami gejala virus Corona saat tiba di bandara.

Sulit deteksi

Menurut Juru Bicara pemerintah untuk penanganan virus corona Achmad Yurianto, hal ini terjadi karena mereka tidak mengalami demam tinggi sehingga lolos dari pemeriksaan thermal scanner.

"Beberapa waktu yang lalu sudah saya katakan bahwa dengan kemudian kondisi penyakit sebagian besar ringan sedang, maka dia masuk dalam kondisi tidak panas terlalu tinggi dan tidak akan terdetect oleh thermal scan," kata Yuri di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (11/3/2020).

Baca juga: Covid-19 Resmi Pandemi Global, Bagaimana Kabar Vaksin Virus Corona?

Menurut Yuri, para pasien tersebut hanya menerima health alert card saat tiba di Bandara di tanah air. Kartu peringatan itu diberikan kepada para pendatang yang berasal dari negara positif corona.

"Maka pada saat mereka merasakan tidak enak badan, mereka menandatangani beberapa rumah sakit dan kemudian menunjukan kartu itu. Itu menjadi upaya deteksi kita," ucap Yuri.

Yuri pun mengakui para pasien imported case ini sempat melakukan aktivitas sebelum akhirnya diisolasi di rumah sakit.

Misalnya, pasien nomor 25 yang meninggal pada Rabu dini hari, baru masuk rumah sakit tiga hari setelah ia tiba di Indonesia.

Baca juga: Duduk Perkara Pasien 25 Virus Corona Meninggal di Bali, WNA Perempuan, Pemprov Tak Tahu Positif Covid-19

Menurut Pemprov Bali, WNA berusia 53 tahun itu tiba di Bali bersama suaminya pada 29 Februari. Ia baru memeriksakan diri ke rumah sakit pada 3 Maret.

Namun Yuri memastikan bahwa pemerintah terus melakukan penelusuran kepada siapa saja pasien positif corona melakukan kontak dekat.

"Tracing terus dilakukan," katanya.

Meski kasus imported case mendominasi, Yuri menegaskan belum ada rencana pemerintah untuk menambah daftar negara yang dilarang melakukan penerbangan ke Indonesia.

Baca juga: Masih Ada 31 Pasien Covid-19 Dirawat di Rumah Sakit, Ini Rinciannya

Sejauh ini, Indonesia baru membatasi kedatangan dari empat negara episentrum corona, yakni China, Italia, Iran dan Korea Selatan.

"Tidak ada tambahan baru, tetap saja, yang sudah diumumkan Menlu," katanya.

Kendala Tracing

Selain kasus imported case, ada juga 11 kasus yang berasal dari kluster dan sub-kluster Jakarta. Tak hanya itu, ada juga 1 kasus misterius yang masih jadi tanda tanya.

Kasus itu terjadi pada pasien 27. Pasien tersebut dinyatakan positif corona tanpa riwayat perjalan ke luar negeri.

Baca juga: Seperti Ini Media-media Asing Beritakan Meninggalnya Pasien Covid-19 di Indonesia

Ia juga tidak melakukan kontak dengan orang yang lebih dulu dinyatakan positif.

Yurianto juga menegaskan bahwa pemerintah terus melakukan kontak tracing. Namun ia mengakui bahwa pemerintah mengalami kendala.

Sebab, beberapa pasien positif virus corona kerap kali lupa aktivitasnya selama 14 hari terakhir.

"Beberapa kendala di dalam tracing adalah sering kali pasien yang sudah jelas-jelas positif tidak mampu mengingat dengan baik dalam 14 hari terakhir ketemu siapa, dimana," kata Yuri.

Yuri mencontohkan tracing pasien 27.

Baca juga: Terkena Covid-19, Pria di Jepang Datangi Dua Bar untuk Sebarkan Virus Corona

Yuri menyebut, pemerintah telah melakukan tes spesimen kepada seluruh keluarga dan kerabat yang melakukan kontak dekat dengan pasien tersebut

Namun dari seluruh spesimen yang diuji pemerintah di laboratorium, seluruhnya menunjukkan hasil negatif.

Kini pemerintah terus mencoba melakukan penelusuran kemana saja pasien 27 bepergian dan dengan siapa saja dia melakukan kontak dekat selama 14 hari terakhir.

"Masih kami cari. Anda bisa enggak inget-inget dalam 14 hari ketemu siapa dan di mana? Jadi tidak gampang," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Golkar: Belum Ada Pernyataan Resmi Pak Jokowi Keluar dari PDI-P, Kami Enggak Mau 'Ge-er'

Golkar: Belum Ada Pernyataan Resmi Pak Jokowi Keluar dari PDI-P, Kami Enggak Mau "Ge-er"

Nasional
Politeknik KP Sidoarjo Buka Pendaftaran, Kuota Masyarakat Umum 80 Persen

Politeknik KP Sidoarjo Buka Pendaftaran, Kuota Masyarakat Umum 80 Persen

Nasional
Surya Paloh: Nasdem Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Surya Paloh: Nasdem Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kenaikan Pangkat TNI: 8 Perwira Pecah Bintang, Kabais Resmi Berpangkat Letjen

Kenaikan Pangkat TNI: 8 Perwira Pecah Bintang, Kabais Resmi Berpangkat Letjen

Nasional
JK Nilai Konflik Papua terjadi karena Pemerintah Dianggap Ingin 'Merampok'

JK Nilai Konflik Papua terjadi karena Pemerintah Dianggap Ingin "Merampok"

Nasional
Biasa Koordinasi dengan PPATK, Dewas Nilai Laporan Wakil Ketua KPK Aneh

Biasa Koordinasi dengan PPATK, Dewas Nilai Laporan Wakil Ketua KPK Aneh

Nasional
Kementerian KP Luncurkan Pilot Project Budi Daya Udang Tradisional Plus di Sulsel

Kementerian KP Luncurkan Pilot Project Budi Daya Udang Tradisional Plus di Sulsel

Nasional
Soal PDI-P Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Djarot Bilang Tidak Tahu

Soal PDI-P Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Djarot Bilang Tidak Tahu

Nasional
Rencana Revisi, DPR Ingin Sirekap dan Digitalisasi Pemilu Diatur UU

Rencana Revisi, DPR Ingin Sirekap dan Digitalisasi Pemilu Diatur UU

Nasional
BKKBN Minta Bocah 7 Tahun Sudah Tunangan Tak Dianggap Biasa

BKKBN Minta Bocah 7 Tahun Sudah Tunangan Tak Dianggap Biasa

Nasional
Terungkap di Sidang, Biaya Ultah Cucu SYL Di-“reimburse” ke Kementan

Terungkap di Sidang, Biaya Ultah Cucu SYL Di-“reimburse” ke Kementan

Nasional
Tanggapi Jokowi, Djarot PDI-P: Konstitusi Dilanggar dan Direkayasa, Kekaderannya Patut Diragukan

Tanggapi Jokowi, Djarot PDI-P: Konstitusi Dilanggar dan Direkayasa, Kekaderannya Patut Diragukan

Nasional
Polri Akan Gelar Operasi Puri Agung 2024, Kawal World Water Forum Ke-10 di Bali

Polri Akan Gelar Operasi Puri Agung 2024, Kawal World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Prabowo Guncangkan Badan Surya Paloh, Sama seperti Anies Kemarin

Prabowo Guncangkan Badan Surya Paloh, Sama seperti Anies Kemarin

Nasional
Kasus Dana PEN, Eks Bupati Muna Divonis 3 Tahun Bui

Kasus Dana PEN, Eks Bupati Muna Divonis 3 Tahun Bui

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com