Selanjutnya, Kabupaten Lampung Timur (378 kasus), Lampung Utara 270, Kota Bandar Lampung (270 kasus), Kabupaten Belitung (256 kasus), Kota Bandung (218 kasus), dan Malang (218 kasus).
Baca juga: Sumba Tengah Disebut Satu-satunya Daerah di NTT Bebas DBD, Ternyata Ada 12 Kasus
Sebabkan 104 kematian, mayoritas di NTT
Siti mengungkapkan, ada 104 kematian yang disebabkan penularan DBD, berdasarkan pantauan Kemenkes sejak Januari hingga 11 Maret 2020.
"Angka kematian (akibat DBD) tercatat 104 kejadian. Untuk angka kematian di NTT tertinggi, yakni dengan 32 orang meninggal," ujar Siti di Kantor Kemenkes, Kuningan, Jakarta Pusat, Rabu (11/3/2020).
Dari 32 kematian itu, lanjut dia, sebanyak 14 kasus kematian di antaranya terjadi di Kabupaten Sikka.
Adapun mayoritas warga yang meninggal adalah anak-anak berusia di bawah 14 tahun.
Siti mengungkapkan, karena itulah, Kabupaten Sikka menjadi perhatian khusus pemerintah dalam hal penularan DBD.
Baca juga: Fakta KLB DBD di Sikka, 14 Pasien Meninggal, Bupati Tuding Sampah Penyebabnya
Hingga saat ini, Kabupaten Sikka masih berstatus kejadian luar biasa (KLB) DBD.
Dia melanjutkan, angka kematian di NTT tinggi karena sejumlah hal.
Pertama, faktor lingkungan, yang mana banyak terdapat lokasi tempat bertelur nyamuk Aedes aegypti.
"Lalu, tidak dilakukan pencegahan sebelum masa penularan DBD. Kemudian, tempat perindukan nyamuk tidak dibersihkan," tutur Siti.
Lebih lanjut, Siti mengungkapkan, ada empat provinsi lain dengan kasus kematian akibat DBD yang juga tinggi.
Keempatnya yakni Jawa Barat (15 kematian), Jawa Timur (13 kematian), Lampung (11 kematian), dan Jawa Tengah (4 kematian).
Baca juga: Antisipasi Lonjakan Pasien DBD, RSUD Kota Bekasi Siapkan Kamar dan Kasur Tambahan
Adapun jika dibandingkan tahun 2019, jumlah kasus kematian saat ini tercatat lebih rendah.
Pada periode Januari-Maret 2019, jumlah kasus pasien meninggal akibat DBD mencapai 439 kejadian.