JAKARTA, KOMPAS.com - Raja Belanda Willem-Alexander dan Ratu Maxima Zorreguieta Cerruti melakukan kunjungan kenegaraan ke Indonesia.
Keduanya beserta rombongan tiba di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, pada Senin (9/3/2020).
Selama lima hari terhitung 9 sampai 13 Maret, Raja dan Ratu Belanda bakal melakukan sejumlah kegiatan kenegaraan di Jakarta, Yogyakarta, Palangkaraya, hingga Danau Toba.
Pada hari kedua kunjungan mereka, terjadi sejumlah hal menarik, mulai dari permintaan maaf Raja Willem-Alexander, hingga pengembalian keris Pangeran Diponegoro dari Raja Belanda ke Presiden Joko Widodo.
1. Karangan bunga
Mengawali hari keduanya di Indonesia, Raja Belanda Willem-Alexander dan Ratu Maxima Zorreguieta Cerruti berkunjung ke Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta Selatan.
Raja Willem-Alexander dan Ratu Maxima tiba bersama rombongan sekitar pukul 09.15 WIB.
Baca juga: Raja Belanda Minta Maaf di Hadapan Jokowi, Ahli: Kemajuan
Tampak Raja Willem-Alexander mengenakan setelan jas berwarna hitam dengan dasi warna merah, sedangkan Ratu Maxima memakai gaun berwarna hijau muda.
Tiba di TMP Kalibata, Raja Willem-Alexander dan Ratu Maxima bersama rombongan disambut oleh jajaran pejabat Kementerian Luar Negeri (Kemenlu). Mereka langsung berjalan di karpet merah menuju tugu monumen TMP.
Di depan tugu monumen TMP, Brigjen TNI Syafruddin yang kini menjabat sebagai Kasgertab 1 Jakarta memimpin penghormatan.
Selama satu menit, dilakukan hening cipta diiringi instrumen lagu "Gugur Bunga".
Raja Willem-Alexander dan Ratu Maxima lantas menaruh karangan bunga di depan tugu monumen TMP.
Baca juga: Raja Belanda Merasa Empat Hari di Indonesia Terlalu Singkat
Setelah itu, keduanya langsung menuju ke pintu keluar TMP untuk mengisi buku tamu pengunjung.
Tak lama, rombongan Raja dan Ratu pun meninggalkan TMP Kalibata.
2. Minta maaf
Usai menyambangi TMP Kalibata, rombongan Raja dan Ratu Belanda langsung bertolak ke Istana Kepresidenan di Bogor, Jawa Barat, untuk bertemu dengan Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana Jokowi.
Di hadapan Jokowi, Raja Willem-Alexander menyampaikan permohonan maaf atas kekerasan yang dilakukan Belanda setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaan 17 Agustus 1945.
"Di tahun-tahun setelah diumumkannya proklamasi, terjadi sebuah perpecahan yang menyakitkan dan mengakibatkan banyak korban jiwa," kata Raja Willem.
Baca juga: Cerita Sejarawan UGM yang Ikut Verifikasi Keris Pangeran Diponegoro di Belanda
Sejarah mencatat, beberapa peristiwa kekerasan militer terjadi pasca-proklamasi.