JAKARTA, KOMPAS.com - Juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona Achmad Yurianto mengungkapkan penyebab bertambahnya kasus penularan virus corona yang terjadi secara imported case (penularan dari luar negeri).
Salah satunya, karena kondisi pasien yang tertular tidak terdeteksi alat pendeteksi suhu tubuh yang ada di bandara.
"Pasti kalau tidak terlacak oleh thermal scanner, berarti suhunya memang tidak panas. Ada dua (penyebab), satu apakah memang murni dalam masa inkubasi, artinya belum panas. Atau sebenarnya sudah muncul gejala yang ringan tetapi dalam pengaruh obat," ujar Yuri dalam konferensi pers di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Selasa (10/3/2020).
Baca juga: 19 Kasus Positif Virus Corona di Indonesia, Ini Arti Imported Case
Yuri mencontohkan, jika kondisi individu sedang flu kemudian dia minum obat flu.
Saat itu suhu tubuhnya pasti mengalami penurunan karena dalam obat flu terkandung penurun panas.
"Pasti panasnya akan turun sehingga tak terdeteksi. Tetapi kan tetap kita gunakan health alert card dan ini yang menjadi sangat berfungsi karena dia menyadari betul dari daerah yang berisiko dan dia datang ke Tanah Air dan merasakan sakit, maka dia membawa kartunya ini datang ke RS dan kami lakukan tracing," tambah Yuri.
Diberitakan, pasien positif Covid-19 yang terpapar virus corona dari luar negeri atau imported case bertambah menjadi 12 orang.
Sebelumnya, pemerintah mengidentifikasi ada tujuh pasien positif yang tertular setelah melakukan perjalanan dari luar negeri.
Baca juga: Pemerintah Umumkan Satu Kasus Penularan Covid-19 lewat Transmisi Lokal, ini Penjelasannya
Kemudian, lima kasus imported case baru diidentifikasi sebagai pasien 22, 23, 24, 25, dan 26.
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Corona Achmad Yurianto menjelaskan, pasien kasus 22 merupakan seorang perempuan berusia 36 tahun.
Berikutnya, pasien kasus 23 merupakan seorang perempuan berusia 73 tahun. Saat ini kondisinya sedang menggunakan alat bantu pernapasan atau ventilator karena memiliki comorbid atau penyakit pendahulu yang cukup banyak.
"Selanjutnya nomor kode 24, laki-laki 46 tahun, WNI, ini imported case," kata Yuri di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (10/3/2020).
Dua kasus terakhir imported case merupakan warga negara asing. Pasien kasus 25 merupakan seorang perempuan berusia 53 tahun, sedangkan pasien kasus 26 merupakan seorang laki-laki berusia 46 tahun.
"Kondisi (keduanya) stabil," ujarnya.
Untuk diketahui, tujuh pasien yang diidentifikasi sebagai imported case yaitu pasien kasus 07, 09, 14, 15, 17, 18, dan 19.