Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Tingkatkan Kapasitas Produksi, Wamenhan Minta Pindad Modernisasi Pabrik Munisi

Kompas.com - 09/03/2020, 12:25 WIB
Inang Sh ,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) Republik Indonesia Sakti Wahyu Trenggono mengatakan, mesin produksi di fasilitas Divisi Munisi yang dimiliki PT Pindad (Persero) sudah dimakan usia.

“Mesin produksi yang ada saat ini adalah buatan tahun 60-an, jadi sudah sangat tua,” ungkapnya dalam kunjungan ke Divisi Munisi milik Pindad di Turen, Malang, Jumat (6/3/2020).

Untuk itu, dia pun meminta Pindad memodernisasi mesin-mesin Divisi Munisi milik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tersebut.

“Pindad harus memodernisasi fasilitas yang dimilikinya di Divisi Munisi agar bisa meningkatkan kapasitas produksi dan menurunkan harga satu peluru,” ujarnya.

Menurut Sakti, jika Pindad mampu memodernisasi fasilitasnya dengan menerapkan otomatisasi dan integrasi, maka biaya produksi akan turun secara signifikan. Imbasnya harga jual menjadi lebih terjangkau.

Baca juga: Wamenhan Apresiasi Kerja Sama Pindad dengan Perusahaan Alutsista Ukraina

“Sekarang harga jual peluru sekitar Rp 4.200 per butir, jika mesin produksi di modernisasi, maka akan terjadi penurunan biaya karena lebih efisien,” katanya seperti keterangan tertulis yang diterima Kompas.com.

Dia juga mengatakan Kementerian Pertahanan (Kemhan) memastikan seluruh kapasitas produksi Pindad akan diserap TNI dan Polri.

Adapun, turut hadir mendampingi Sakti dalam kunjungan tersebut, di antaranya Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kemhan Agus Setiadji, Direktur Jenderal (Dirjen) Dody Trisunu, Kepala Badan Sarana Pertahanan (Kabaranahan) Budi Prijono, Direktur Utama Pindad Abraham Mose serta jajaran Direksi.

Wakil Menteri Pertahanan Republik Indonesia Sakti Wahyu Trenggono saat berkunjung ke Divisi Munisi milik Pindad di Turen, Malang, Jumat (6/3/2020).
DOK. Humas Kementerian Pertahanan Wakil Menteri Pertahanan Republik Indonesia Sakti Wahyu Trenggono saat berkunjung ke Divisi Munisi milik Pindad di Turen, Malang, Jumat (6/3/2020).

Meningkatkan kapasitas produksi

Sementara itu, Abraham Mose mengatakan, Pindad berencana meningkatkan kapasitas produksi Munisi Kaliber Kecil (MKK), Munisi Kaliber Besar (MKB) atau menengah, Roket atau Rudal dan lainnya.

Baca juga: Wamenhan Sebut Pembebasan Bea Impor Pengadaan Senjata untuk Peningkatan Alutista

Dia menjelaskan, rencana ini pun termasuk program pemerintah dalam rangka mendorong kemampuan industri lokal menuju kemandirian Alat Peralatan Pertahanan Keamanan (Alpalhankam).

“Harapan Pindad agar dukungan penuh dari Kemhan ini segera terlaksana terhadap penambahan kapasitas produksi, serta peningkatan kualitas produksi Pindad untuk mendukung kemandirian Alpalhankam,” harapnya.

Adapun, pada kesempatan ini, Wamenhan beserta rombongan juga mengunjungi berbagai fasilitas produksi Divisi Munisi Pindad yang memiliki luas 166 hektar.

Fasilitas Divisi Munisi Pindad terdiri dari produksi MKK, MKB atau menengah dan fasilitas pengembangan serta laboratorium uji munisi.

Baca juga: Wamenhan Sebut Orientasi Industri Pertahanan RI Masih Untung Rugi

Perlu diketahui, beberapa waktu sebelumnya, gedung fasilitas produksi MKK juga sudah diresmikan untuk menambah kapasitas dari kebutuhan TNI dan Polri yang masih belum tercukupi.

Lahan Divisi Munisi juga masih luas dan belum terpakai, sehingga dapat dimanfaatkan untuk pembangunan pabrik-pabrik munisi baru.

Termasuk juga, pabrik propelan yang merupakan bahan baku utama munisi dan belum tersedia di dalam negeri.

Selain itu, letak Divisi Munisi juga sangat strategis karena jaraknya dekat dengan Bandara Juanda dan Abdurachman Saleh serta pelabuhan Tanjung Perak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Bappilu PPP Sudah Dibubarkan, Nasib Sandiaga Ditentukan lewat Muktamar

Bappilu PPP Sudah Dibubarkan, Nasib Sandiaga Ditentukan lewat Muktamar

Nasional
Yusril Anggap Barang Bukti Beras Prabowo-Gibran di Sidang MK Tak Buktikan Apa-apa

Yusril Anggap Barang Bukti Beras Prabowo-Gibran di Sidang MK Tak Buktikan Apa-apa

Nasional
Panglima TNI Tegaskan Operasi Teritorial Tetap Dilakukan di Papua

Panglima TNI Tegaskan Operasi Teritorial Tetap Dilakukan di Papua

Nasional
TNI Kembali Pakai Istilah OPM, Pengamat: Cenderung Pakai Pendekatan Operasi Militer dalam Mengatasinya

TNI Kembali Pakai Istilah OPM, Pengamat: Cenderung Pakai Pendekatan Operasi Militer dalam Mengatasinya

Nasional
Tim Hukum Ganjar-Mahfud Tetap Beri Angka Nol untuk Perolehan Suara Prabowo-Gibran

Tim Hukum Ganjar-Mahfud Tetap Beri Angka Nol untuk Perolehan Suara Prabowo-Gibran

Nasional
Soal Bantuan Presiden, Kubu Ganjar-Mahfud: Kalau Itu Transparan, kenapa Tak Diumumkan dari Dulu?

Soal Bantuan Presiden, Kubu Ganjar-Mahfud: Kalau Itu Transparan, kenapa Tak Diumumkan dari Dulu?

Nasional
Minta MK Kabulkan Sengketa Hasil Pilpres, Kubu Anies: Kita Tidak Rela Pemimpin yang Terpilih Curang

Minta MK Kabulkan Sengketa Hasil Pilpres, Kubu Anies: Kita Tidak Rela Pemimpin yang Terpilih Curang

Nasional
Mardiono Jajaki Pertemuan dengan Prabowo Setelah Putusan MK

Mardiono Jajaki Pertemuan dengan Prabowo Setelah Putusan MK

Nasional
Mardiono Sebut Ada Ajakan Informal dari PAN dan Golkar Gabung ke Koalisi Prabowo-Gibran

Mardiono Sebut Ada Ajakan Informal dari PAN dan Golkar Gabung ke Koalisi Prabowo-Gibran

Nasional
Jokowi Bertemu Bos Apple di Istana Besok Pagi, Akan Bahas Investasi

Jokowi Bertemu Bos Apple di Istana Besok Pagi, Akan Bahas Investasi

Nasional
Otto Hasibuan Sebut Kubu Anies dan Ganjar Tak Mau Tahu dengan Hukum Acara MK

Otto Hasibuan Sebut Kubu Anies dan Ganjar Tak Mau Tahu dengan Hukum Acara MK

Nasional
Sekjen PDI-P Ungkap Bupati Banyuwangi Diintimidasi, Diperiksa Polisi 6 Jam

Sekjen PDI-P Ungkap Bupati Banyuwangi Diintimidasi, Diperiksa Polisi 6 Jam

Nasional
Menteri ESDM Jelaskan Dampak Konflik Iran-Israel ke Harga BBM, Bisa Naik Luar Biasa

Menteri ESDM Jelaskan Dampak Konflik Iran-Israel ke Harga BBM, Bisa Naik Luar Biasa

Nasional
Jawab PAN, Mardiono Bilang PPP Sudah Akui Kemenangan Prabowo-Gibran

Jawab PAN, Mardiono Bilang PPP Sudah Akui Kemenangan Prabowo-Gibran

Nasional
Kubu Anies-Muhaimin: Ada Fakta Tak Terbantahkan Terjadi Nepotisme Gunakan Lembaga Kepresidenan

Kubu Anies-Muhaimin: Ada Fakta Tak Terbantahkan Terjadi Nepotisme Gunakan Lembaga Kepresidenan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com