JAKARTA, KOMPAS.com - Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan virus corona Achmad Yurianto mengatakan, tiga ABK Diamond Princess dinyatakan sembuh dari Covid-19.
Satu orang telah lebih dulu pulang ke Indonesia. Sedangkan, dua orang akan dipulangkan dari Jepang pada Sabtu (7/3/2020).
Untuk diketahui sebelumnya ada sembilan WNI yang dinyatakan terinfeksi virus corona.
"9 ABK Diamond Princess yang berada di Jepang dan pada saat itu confirm positif dan dirawat di RS Jepang kemarin satu orang sudah pulang ke Indonesia. Karena sudah dinyatakan sembuh oleh rumah sakit di Jepang," ujar Yuri di Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (6/3/2020).
Baca juga: 1 Kru Diamond Princess Suspect Covid-19, Diisolasi di RS Persahabatan
"Hari ini sudah dikeluarkan lagi 2 dari RS Jepang. Dan sudah dinyatakan sembuh. Kami sudah berkoordinasi dengan KBRI. Rencananya besok akan dijdwalkan untuk melaksanakan penerbangan kembali ke Indonesia," ujar dia.
Ia mengatakan, pemerintah terus berkoordinasi dengan KBRI Tokyo untuk memulangkan dua WNI tersebut.
Rencananya, setelah semua tiba di Indonesia, mereka akan diobservasi kembali di Balai Pelatihan Kesehatan (Bapelkes) Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat selama 14 hari.
Baca juga: 68 Kru Kapal Diamond Princess Negatif Corona, Satu Dites Ulang
"Kami sudah berkoordinasi dengan KBRI, Rencananya besok akan dijdwalkan untuk melaksanakan penerbangan kembali ke Indonesia. Mereka dua kali negatif dari hasil pemeriksaan ini," lanjut dia.
Adapun pemerintah sebelumnya telah mengevakuasi dan memeriksa 69 spesimen (sampel) dari 69 WNI yang merupakan anak buah kapal (ABK) Diamond Princess.
Dari 69 sampel itu, 67 di antaranya negatif corona.
"Jadi untuk 69 ABK Diamond Princess ini kita sudah selesaikan memeriksa 67 spesimen, hasilnya negatif," ujar Yuri di Kantor Kementerian Kesehatan, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (3/3/2020).
Baca juga: 2 WNI Kru Diamond Princess yang Sembuh dari Covid-19 Bakal Diobservasi di Cikarang
Sementara itu, dua spesimen lainnya harus diulang pemeriksaannya. Hasil pengujian kedua spesimen itu belum diketahui.
"Ada dua yang harus kita ulang lagi hasilnya dengan metode yang beda supaya betul-betul akurat," ucap Yuri.
Menurut dia, pemerintah tidak ingin meralat soal data infeksi corona di kemudian hari sehingga pemeriksaan dilakukan dengan teliti.
"Kita tidak punya kesempatan lagi untuk meralat kasus yang positif dibilang negatif itu enggak ada. Tidak boleh ralat-ralatan oleh karena itu harus betul betul teliti," ucap Yuri.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.