JAKARTA, KOMPAS.com - Pendiri Lembaga Survei KedaiKOPI Hendri Satrio menyoroti kinerja Wakil Presiden Ma'ruf Amin di tengah pemerintah yang aktif menangani penyebaran virus corona (Covid-19).
Menurut dia, peran Wapres Ma'ruf Amin masih dirasa kurang.
"Ini Presiden Joko Widodo terlihat sendirian dalam menangani virus corona ini. Pak Wakil Presiden tidak ada. Menteri Kesehatan juga terlihat terbata-bata, akhirnya ditunjuk juru bicara," ujar Hendri dalam diskusi di Universitas Paramadina, Jakarta Selatan, Kamis (5/3/2020).
Baca juga: Wapres Maruf Amin Pastikan Pemerintah Awasi Peredaran Masker
Semestinya Wapres Ma'ruf Amin dapat mengambil peran lebih soal penanganan virus corona ini.
Selain itu, Hendri juga menyoroti komunikasi pejabat pemerintah terkait penanganan virus corona.
Menurut dia, banyak pernyataan yang semestinya tak dilontarkan oleh pejabat pemerintah.
Ia mencontohkan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto yang menyebut domisili dua orang pasien positif corona di media massa. Pernyataan ini dinilai tidak berpihak pada hak pasien.
Baca juga: Melihat Penanganan Wabah Virus Corona di Singapura, Taiwan, dan Singapura...
"Pemerintah tampak masih gagap. Apalagi ada pernyataan wali kota yang mengungkap daerah tertentu. Sebaiknya komunikasi pemerintah perlu diperbaiki," tambah Hendri.
Diketahui, Presiden Jokowi mengumumkan ada dua warga yang positif virus corona pada Senin (2/3/2020).
Saat mengumumkan, Presiden Jokowi tidak menyebutkan identitas mereka.
Presiden hanya menyebutkan bahwa dua orang tersebut merupakan ibu berusia 64 tahun serta putrinya yang berumur 31 tahun.
Sehari usai mengumumkan adanya penularan, Presiden Joko Widodo pun menetapkan pemakaian istilah kasus 1 dan kasus 2 untuk kedua pasien yang tertular Covid-19.
Baca juga: Antisipasi Penyebaran Corona, Ini Rekomendasi IDI ke Pemerintah...
Hal tersebut bertujuan menjaga kerahasiaan identitas kedua pasien yang saat ini dirawat di Rumah Sakit Pusat Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, Jakarta Utara itu.
"Saya minta seluruh masyarakat bersama-sama berdoa memberikan dukungan dan empati kepada dua pasien yang kemarin saya sampaikan, yaitu kasus 1 dan kasus 2," kata Jokowi di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (3/3/2020).
Kepala Negara kemudian juga memerintahkan para menterinya untuk tidak membuka data-data pribadi pasien positif corona.
Kemudian, di hari yang sama, Presiden menunjuk Achmad Yurianto sebagai juru bicara untuk penanganan dan pencegahan virus corona.
Baca juga: Pemerintah Kerahkan Seluruh Kekuatan Tanggulangi Wabah Virus Corona
Pria yang akrab disapa Yuri itu merupakan Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan.
Tugas Yuri adalah menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan virus corona. Ia diketahui aktif memberikan pernyataan ke awak media, bahkan sejak virus corona belum terdeteksi di Indonesia.
"Pemerintah telah menunjuk jubir resmi untuk penanganan corona, yakni Dr Achmad Yurianto. Dia itu Sesditjen P2P Kemenkes," kata Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.