JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah mulai ancang-ancang menyiapkan pelaksanaan musim haji tahun 2020.
Salah satunya melalui penandatanganan nota kesepahaman antara Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi dan Kepala Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) Anggito Abimanyu.
Nota kesepahaman bertujuan untuk melakukan koordinasi tugas dan pelaksanaan dalam penyelenggaraan haji.
"Tujuan kita enggak ada lain bagaimana membuat jemaah lebih fokus pada ibadahnya dan bisa mendapatkan pelayanan yang semestinya dia dapatkan," ujar Fachrul di Operation Room, Gedung Kementerian Agama, Jalan Lapangan Banteng, Jakarta, Rabu (4/3/2020).
Baca juga: Tingkatkan Pelayanan Haji, Kemenag dan BPKH Jalin Kesepakatan
Adapun isi nota kesepahaman tersebut meliputi hubungan kelembagaan dan prioritas kegiatan kemaslahatan.
Kemudian pemberian masukan dalam menyusun perhitungan pengeluaran penyelenggaraan ibadah haji.
Lalu, kebijakan akuntansi dan sistem pelaporan untuk pengeluaran penyelenggaraan ibadah haji pada BPKH dan Kementerian Agama (Kemenag).
Terakhir, integrasi data dan sistem terkait jemaah haji, serta pengembalian dana jemaah haji.
Dalam penandatangan nota kesepahaman tersebut juga disaksikan Dirjen PHU Kementerian Agama Nizar Ali dan Ketua Dewan Pengawas BPKH Yuslam Fauzi.
Fachrul mengatakan, setelah menjalin kesepakatan, nantinya akan membentuk kelompok kerja guna menjalankan tanggung jawab di masing-masing bidang.
Dengan begitu, kata dia, harapannya kesekapatan tersebut dapat berjalan baik.
"Sebetulnya kerjasama ini sudah berjalan lama, tapi acap kali tidak begitu tajamlah. Kadang-kadang begitu, kita seolah-olah apa yang kita ingat ada masalah, kita pecahkan bersama," jelas dia.
Baca juga: Pemerintah Siapkan 3 Maskapai Layani Jemaah Haji 2020
Diketahui, Kemenag bertanggung jawab dalam melakukan penyelenggaraan ibadah haji. Sedangkan BPKH bertanggung jawab dalam pengelolaan keuangan haji untuk mendapatkan nilai manfaat.
Siapkan 3 maskapai penerbangan
Fachrul mengatakan pihaknya menyiapkan tiga maskapai penerbangan yang akan melayani transportasi Arab Saudi-Indonesia bagi jemaah haji musim 2020.
"Kita pakai tiga macam (maskapai) penerbangan," ujar Fachrul.
Fachrul menuturkan ketiga maskapai penerbangan itu meliputi 1 maskapai dalam negeri dan 2 maskapai asal luar negeri.
Baca juga: BPKH Mulai Ancang-ancang Pelaksanaan Musim Haji 2020
Sementara itu, Anggito mengatakan ketiga maskapai penerbangan itu meliputi Garuda Indonesia, Saudi Arabian Airlines, dan Flynas Airline.
Kendati demikian, kata dia, Kemenag belum melakukan keputusan kontrak terhadap ketiga maskapai tersebut.
"Hari ini kami juga kebetulan akan ikut dalam pembicaraan dengan kontrak penerbangan," kata di.
"Tapi keputusan terakhir ada di tangan Kementerian Agama," ungkap Anggito.
Tak berdampak
Fachrul berharap isu virus corona tak berdampak pada pemberangkatan calon jemaah haji musim 2020.
"Kalau masalah kesiapan haji yang kaitannya dengan ada wabah, kita berdoa saja mudah-mudahan pada saat haji nanti sudah klir, mudah-mudahan, yang tahu kan cuma Tuhan," kata Fachrul.
Baca juga: Menag Harap Virus Corona Tak Berdampak pada Pemberangkatan Jemaah Haji 2020
Fachrul mengatakan, pemberangkatan jemaah haji diperkirakan akan dimulai pada pertengahan Juni.
Dia juga berharap sebelum waktu pemberangkatan, Pemerintah Arab Saudi sudah mengeluarkan kepastian.
"Kalau menurut saya ancang-ancangnya haji mulai brangkat pertengahan Juni ya, harapan kita sebelum itu sudah ada kepastian," katanya.
"Kalau kita tanya jawabannya pasti, sama lihat perkembangan lebih lanjut," sambung dia.
Baca juga: Kemenag Antisipasi Penyakit Berbahaya pada Musim Haji 2020
Sementara itu, Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kemenag Nizar Ali mengatakan, dalam antisipasi virus corona, pihaknya akan melakukan tes kesehatan bagi calon jemaah haji dimulai sejak tahap Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH).
"Pada saat proses pelunasan BPIH itu sejak itu kan ada tes kesehatan. Di situlah proses awal mengecek jemaah benar-benar sehat betul," terang Nizar.
Dia menegaskan, pihaknya tidak akan memberangkatkan calon jemaah haji jika dalam tahap tes kesehatan dinyatakan tak mendapat rekomendasi untuk berangkat.
"Kalau tidak sehat berarti dia tidak istitha'ah (tidak mampu), artinya tidak recommended untuk berangkat," katanya.
Terus disiapkan
Anggito mengungkapkan pihaknya terus menggelar persiapan pelaksanaan musim haji 2020.
"Prinsipnya persiapan jalan terus baik dari sisi penyelenggaraan maupun keuangan. Jadi kami akan terus mempersiapkan dengan plan bahwa akan seperti yang direncakan semula," ujar Anggito.
Baca juga: Jemaah Haji dan Umrah Wajib Vaksinasi, Ini Alasannya
Anggito menjelaskan persiapan itu meliputi persiapan kontrak terhadap tiga maskapai penerbangan, hotel, katering, hingga pembagian kloter calon jemaah haji.
Dia mengatakan persiapan tersebut tak berpengaruh terhadap kebijakan Pemerintah Arab Saudi yang menangguhkan visa jemaah umrah asal Indonesia terkait antisipasi virus corona.
Pihaknya juga tak ingin berandai-andai apabila orotitas Arab Saudi memberlakukan penangguhan visa terhadap jemaah haji Indonesia.
Karena itu, persiapan haji musim ini tak berbeda dengan persiapan tahun-tahun sebelumnya.
"Kita siapkan seperti keadaan normal saja," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.