JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Kesehatan meralat informasi terkait hubungan pasien positif Corona (kasus 1) dengan warga negara Jepang domisili Malaysia yang diduga menularinya.
Kemenkes sebelumnya menyebut kasus 1 berteman dengan WN Jepang itu.
Dalam penjelasan awal Presiden Jokowi dan Menkes, bahkan disebutkan WN Jepang itu mengunjungi rumah kasus 1.
Namun, belakangan pihak kasus 1 membantah mengenal WN Jepang yang dimaksud.
Baca juga: Pasien Positif Corona Tak Kenal WN Jepang yang Diduga Menularinya
Kini, Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan Achmad Yurianto pun mengaku tidak bisa memastikan apakah kasus 1 berteman dengan WN Jepang itu.
Namun, Yuri memastikan bahwa kasus 1 dan WN Jepang melakukan kontak jarak dekat (close contact) saat acara pesta dansa di Jakarta sehingga terjadi penularan virus.
"Yang benar adalah, yang kita yakini ada close contact. Apakah dia teman atau bukan, dalam party bisa saja ganti pasangan cepat," kata Achmad Yurianto di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (3/3/2020).
Yuri yakin, ada close contact karena WN Jepang yang dimaksud sempat menghadiri acara dansa di tempat dan waktu yang sama dengan kasus 1.
Lalu, tak lama setelah pesta dansa itu, WN Jepang kembali ke Malaysia dan dinyatakan positif Corona. "Nyatanya ada close contact. Kalau enggak, kan enggak ketularan," kata Yuri.
Ia mengakui, ada dugaan WN Jepang itu melakukan close contact dengan peserta dansa yang lain dan menularkan penyakitnya.
Oleh karena itu, Kemenkes melakukan penelusuran terhadap 50 orang yang mengunjungi pesta dansa itu. "Makanya kita lakukan tracing kontak," kata dia.
Baca juga: Kemenkes: Ada 50 Orang di Acara Dansa yang Dihadiri Pasien Positif Corona
Presiden Jokowi pada Senin (2/3/2020) kemarin mengkonfirmasi kasus virus Corona di tanah air. Ada dua warga Depok, Jawa Barat yang dinyatakan positif virus Corona.
Keduanya adalah seorang seorang perempuan 31 tahun (kasus 1) dan ibunya (kasus 2).
Pasien kasus 2 membantah anaknya mengenali WN Jepang sebagaimana keterangan Kemenkes.
Hal ini terungkap dalam wawancara khusus kepada Kompas yang ditayangkan dalam Kompas.id yang tayang pada Selasa (3/3/2020) hari ini.