Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PAN Nilai Pembentukan Panja Penanggulangan Corona Tidak Urgen

Kompas.com - 02/03/2020, 18:36 WIB
Fitria Chusna Farisa,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua DPP Partai Amanat Nasional (PAN) Yandri Susanto menilai, rencana pembentukan panitia kerja (panja) Komisi I DPR untuk memastikan adanya kajian ketahanan nasional terkait penanggulangan virus corona tidak bersifat mendesak.

Justru yang terpenting adalah bagaimana pemangku kepentingan mengedukasi seluruh masyarakat agar terhindar dari virus tersebut.

"Kalau masalah panja atau enggak panja itu kan bukan urgen, yang kita minta kepada pemerintah memastikan semua rakyat itu mendapatkan informasi yang benar," kata Yandri saat ditemui di kantor Kementerian Agama, Jakarta Pusat, Senin (2/2/2020).

Baca juga: Virus Corona Masuk Indonesia, Harga Masker di LTC Glodok jadi Rp 300.000 per Kotak

Menurut Yandri, penting untuk menginformasi masyarakat supaya tak terjadi keresahan dan kegelisahan.

Sebab, jika tidak ada informasi yang benar, bukan tidak mungkin akan terjadi kekacauan akibat kesalahan informasi mengenai virus corona ini.

"Itu bahaya," ujar Yandri.

Selain itu, alih-alih membentuk panja, Yandri menilai sebaiknya dilakukan lokalisasi atau isolasi terhadap wilayah yang warganya ditemukan positif corona.

Dengan begitu, diharapkan potensi penularan corona dapat diminimalisasi.

"Kalau itu dilakukan maka kita meyakini corona itu tidak akan menjadi beban negara, tidak akan menjadi keresahan rakyat Indonesia," ujar Yandri.

"Tapi kalau misalkan pemerintah secara tidak komprehensif, hanya sproadis, menggampangkan masalah, menurut saya ini bisa bahaya," lanjutnya.

Sebelumnya diberitakan, Komisi I DPR disebut telah bersepakat membentuk panitia kerja (panja) guna memastikan adanya kajian ketahanan nasional terkait penanggulangan virus corona.

Baca juga: 2 WNI Positif Corona, Persiapan Formula E Jakarta Masih Berjalan

"Jadi kami ingin memastikan melalui panja ini bahwa ada instumen negara yang memang mengkaji aspek ketahanan nasional terhadap dampak dari virus corona ini," ujar Anggota Komisi I DPR Bobby Adhityo Rizaldi dalam forum diskusi di kawasan Wahid Hasyim, Jakarta Pusat, Minggu (1/3/2020).

Adapun nama resmi panja tersebut adalah Panja Ketahanan Negara untuk virus Covid-19.

Bobby menyebut penyebaran virus corona dikhawatirkan akan berdampak ke berbagai macam dimensi kenegaraan. Termasuk ketahanan nasional.

Menurutnya, dengan adanya panja tersebut, negara akan memiliki opsi dan kajian dalam rangka menghadapi virus corona.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rekening Jaksa KPK yang Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar Diperiksa

Rekening Jaksa KPK yang Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar Diperiksa

Nasional
Kasus Kredit Ekspor LPEI, KPK Buka Peluang Tetapkan Tersangka Korporasi

Kasus Kredit Ekspor LPEI, KPK Buka Peluang Tetapkan Tersangka Korporasi

Nasional
Pakar Hukum Dorong Percepatan 'Recovery Asset' dalam Kasus Korupsi Timah yang Libatkan Harvey Moeis

Pakar Hukum Dorong Percepatan "Recovery Asset" dalam Kasus Korupsi Timah yang Libatkan Harvey Moeis

Nasional
Sidak ke Kalteng, Satgas Pangan Polri Minta Pasar Murah Diintensifkan Jelang Lebaran

Sidak ke Kalteng, Satgas Pangan Polri Minta Pasar Murah Diintensifkan Jelang Lebaran

Nasional
Puspen TNI Sebut Denpom Jaya Dalami Dugaan Prajurit Aniaya Warga di Jakpus

Puspen TNI Sebut Denpom Jaya Dalami Dugaan Prajurit Aniaya Warga di Jakpus

Nasional
Bea Cukai dan Ditresnarkoba Polda Metro Jaya Gagalkan Peredaran Serbuk MDMA dan Kokain Cair

Bea Cukai dan Ditresnarkoba Polda Metro Jaya Gagalkan Peredaran Serbuk MDMA dan Kokain Cair

Nasional
TNI Kirim Payung Udara, Bisa Angkut 14 Ton Bantuan untuk Warga Gaza Via Udara

TNI Kirim Payung Udara, Bisa Angkut 14 Ton Bantuan untuk Warga Gaza Via Udara

Nasional
Tersangka Kasus Korupsi Timah Diyakini Bisa Bertambah 2-3 Kali Lipat jika Diusut Lewat TPPU

Tersangka Kasus Korupsi Timah Diyakini Bisa Bertambah 2-3 Kali Lipat jika Diusut Lewat TPPU

Nasional
Pakar Hukum Duga Ada 'Orang Kuat' Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

Pakar Hukum Duga Ada "Orang Kuat" Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

Nasional
Gerindra: Prabowo Tidak Cuma Janji Kata-kata, Dia 'The New Soekarno'

Gerindra: Prabowo Tidak Cuma Janji Kata-kata, Dia "The New Soekarno"

Nasional
TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

Nasional
Terseretnya Nama Jokowi dalam Pusaran Sengketa Pilpres 2024 di MK...

Terseretnya Nama Jokowi dalam Pusaran Sengketa Pilpres 2024 di MK...

Nasional
Serangan Balik KPU dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK...

Serangan Balik KPU dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK...

Nasional
Soal Flu Singapura, Menkes: Ada Varian Baru Tapi Tidak Mematikan Seperti Flu Burung

Soal Flu Singapura, Menkes: Ada Varian Baru Tapi Tidak Mematikan Seperti Flu Burung

Nasional
Kasus yang Jerat Suami Sandra Dewi Timbulkan Kerugian Rp 271 Triliun, Bagaimana Hitungannya?

Kasus yang Jerat Suami Sandra Dewi Timbulkan Kerugian Rp 271 Triliun, Bagaimana Hitungannya?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com