KOMPAS.com – Kepala Badan Pendidikan Penitian dan Penyuluhan Sosial (BP3S) Syahabuddin mengatakan, penyuluh sosial adalah tulang punggung dalam penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial (Kesos).
“Penyuluh sosial bisa menjadi mediator antara masyarakat dan pemerintah terutama implementasi program-program prioritas nasional yang ada di kemensos dalam penanggulangan kemiskinan,” katanya.
Dia mengucapkan itu saat mewakili Menteri Sosial Juliari P Batubara dalam acara Rapat koordinasi Penyuluhan Sosial Tahun 2020 di Gedung Cawang Kencana Jakarta, Rabu (26/2/2020).
Kepada ratusan penyuluh sosial yang hadir dalam acara itu, dia berpesan agar selalu hadir di tengah masyarakat.
Baca juga: BP3S Kementerian Sosial Jajaki Kerja Sama dengan World Bank Indonesia
Menurut Syahabuddin, hal itu dilakukan untuk dapat mengubah perilaku sosial serta menanamkan nilai kemanusiaan yang baik.
Dia pun memberikan contoh munculnya fenomena sosial, terutama dalam ketahanan sosial masyarakat yang membutuhkan kehadiran penyuluh sosial.
“Misalnya saat ini muncul fenomena Sunda Empire, di situ penyuluh sosial hadir untuk menyosialisasikan pentingnya wawasan kebangsaan di masyarakat,” ujarnya seperti keterangan tertulis yang diterima Kompas.com.
Adapun, imbauan Syahabuddin terkait dengan upaya Pusat Penyuluhan Sosial (Puspensos) Kementerian Sosial (Kemensos) untuk terus menunjukkan eksistensinya.
Baca juga: Perkuat Peran Pekerja Sosial Indonesia, Kemensos Lakukan Ini
Upaya penyuluhan ini merupakan bagian dari elemen penting dalam penyelenggaraan Kesos.
Penyuluhan sosial hadir melalui Penyuluh Sosial Masyarakat sebagai gerak dasar dan gerak awal Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial di 1.485 Desa/Kelurahan Berketahanan Sosial di seluruh Indonesia.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.